Bahaya Hiponetremia bagi Tubuh
Menjaga keseimbangan komposisi tubuh merupakan suatu hal yang sangat penting. Tujuannya adalah agar tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Komposisi terbesar dalam tubuh manusia adalah air, yaitu sebesar 60% dari total komposisi yang ada. Apa yang terjadi jika ketidakseimbangan terjadi dalam tubuh kita? Masalah apa yang seringkali terjadi? Penulis akan bahas lebih rinci dalam artikel ini.
Salah
satu problem bagi tubuh akibat ketidakseimbangan adalah kelebihan dan
kekurangan cairan. Masalah ini seringkali disebut Hiponatremia. Hiponatremia
merupakan suatu keadaan hilangnya natrium klorida dari cairan ekstraseluler atau
penambahan air yang berlebihan pada cairan ekstraselular sehingga konsentrasi
natrium plasma menurun.
Penyebab
Hiponatremia antara lain:
1. Diare dan muntah-muntah
2. Penggunaan diuretik secara berlebihan, hal ini dapat menghambat ginjal untuk mempertahankan natrium
3. Resistensi air
yang berlebihan
Hiponatremia
ini dapat menimbulkan dampak yang besar terhadap jaringan, terutama otak.
Penurunan kadar natrium yang cepat dalam otak dapat menimbulkan pembengkakan
sel otak dan gejala neurologik seperti sakit kepala, mual, lesu, dan
disorientasi. Jika kadar natrium turun dibawah 115 – 120 mmol/L dapat menyebabkan
kejang (seizure), koma, kerusakan otak, hingga kematian.
Begitu
juga menurunnya kadar natrium secara lambat (terjadi selama beberapa hari)
menyebabkan otak dan jaringan lain akan merespon dengan cara memindahkan
natrium, klorida, kalium, bahan organik terlarut (seperti glutamat) dari dalam
sel menuju ke ekstra sel. Hal ini dapat menyebabkan jaringan otak mudah rusak
jika hiponatremianya dikoreksi terlalu cepat. Saat penambahan cairan hipertonis sebagai
respon hiponatremia diberikan terlalu cepat, ini akan melampaui kemampuan otak
untuk dapat menyerap zat yang telah hilang dari dalam sel, sehingga dapat
menyebabkan gangguan osmotik neuron-neuron yang dihubungkan dengan demielinasi.
Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi kecepatan koreksi hiponatremia kronis kurang
dari 10 – 12 mmol/L dalam 24 jam atau kurang dari 18 mmol/L dalam 48 jam.
Pengobatan hiponatremia disesuaikan dengan
tingkat keparahan dan penyebabnya. Pada hiponatremia ringan, penanganan bisa
dilakukan dengan memperbaiki pola makan, gaya hidup, dan menyesuaikan jenis dan
dosis obat-obatan yang digunakan. Dokter juga akan meminta pasien mengurangi
asupan cairan untuk sementara.
Sedangkan pada hiponatremia yang terjadi dalam
waktu cepat dan menimbulkan gejala berat, penanganan yang dapat dilakukan diantaranya:
- Pemberian obat-obatan yang bertujuan untuk mengatasi gejala sakit kepala, mual, dan kejang
- Pemberian cairan elektrolit melalui infus, untuk meningkatkan kadar natrium di dalam darah secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA :
Hall, J. E. &
Guyton, A. C., 2011. Textbook of Medical Physiology. Amerika Serikat: Elsevier.
* Penulis adalah mahasiswa S1 Program Studi Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
0 comments:
Posting Komentar