f ' Manajemen Kepemimpinan Transformasional ~ Inspirasi Pendidikan

Jumat, 04 November 2022

Manajemen Kepemimpinan Transformasional

 

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
Oleh: Hariyanto

 

Beberapa pakar menyebut bahwa saat ini kita berada di Era super smart society (society 5.0). Smart Society 5.0 sendiri diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0. Pertumbuhan teknologi dan informasi yang sedemikian massif memberikan dampak yang positif sekaligus negatif kepada semua masyarakat. Meskipun demikian semua tergantung pada pengguna teknologinya yaitu manusia, apakah bisa memanfaatkan teknologi untuk kepentingannya ataukah justru dikendalikan oleh teknologi. Perubahan adalah suatu keniscayaan, maka memanfaatkan perubahan, beradaptasi dengan perubahan adalah sesuatu yang bisa dilakukan sepanjang hal tersebut memiliki dampak yang lebih baik.

Bagi lembaga pendidikan/organisasi/ institusi perubahan global ini tentu akan memiliki pengaruh terhadap keberadaan institusi/ organisasi. Sehingga menjadi sebuah keharusan untuk bisa bertahan bahkan berkembang lebih baik. Sebagai pemegang kunci atau kendali dari lembaga pendidikan adalah pemimpin/ manajer pendidikan. Apa yang seharusnya dilakukan menghadapi perubahan di era society 5.0? kepemimpinan yang seperti apa yang diperlukan? Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah dengan kepemimpinan transformasional.

Sebelum membahas tentang kepemimpinan transformasional, terlebih dulu kita pahami dulu pengertian kepemimpinan/ leadership yang sudah dibahas oleh beberapa ahli. Koontz & O’donnel (1984) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. George R. Terry (1960) berpendapat kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan bersama. Thoha (1983) mendefiniskan kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mengarahkan, membimbing dan memotivasi serta bersama-sama mengatasi permasalahan dalam proses mencapai tujuan organisasi.

Dalam rangka mempengaruhi bawahan tersebut, maka seorang pemimpin haruslah memiliki modal yang cukup seperti intelegensi dan seperangkat kompetensi untuk memimpin. Terdapat beberapa hal yang bisa mempengaruhi proses kepemimpinannya seperti karakteristik pribadi pemimpin, kelompok yang dipimpin, situasi, yang berupa situasi manusia, fisik, dan waktu. Karena itu diperlukan kemampuan kepemimpinan yang memadahi, termasuk mengimplementasikan kepemimpinan transformasional

Kepemimpinan transformasional hadir dan dapat diandalkan untuk menyambut perubahan global saat ini. Kepemimpinan transformasional merupakan teori yang dihasilkan Bass (1981, 2006) yang dibangun atas gagasan awal Burns (1978). Menurut Bass (2006), tingkat transformasional seorang pemimpin diukur dari hubungan antara efek pemimpin tersebut terhadap bawahan. Kepemimpinan transformasional tidak hanya meningkatkan kinerja individu dan kelompok, juga dapat mengurangi perilaku kerja kontraproduktif. Hal ini dikarenakan pemimpin mampu menciptakan bawahan yang berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Ketika individu sudah berkomitmen untuk bersama-sama membangun organisasinya/ institusinya, ditambah dengan rasa percaya yang tinggi terhadap pimpinannya, hormat terhadap perilaku kepemimpinan yang baik, keteladanan yang dicontohkan oleh pimpinan, maka secara maksimal dia akan berkerja dan akan lebih produktif dan mengarah pada pencapaian visi, misi, tujuan dari organisasi/ lembaga pendidikan tersebut.

Singkatnya, Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke depan, mewujudkan pencapaian visi, misi tersebut dengan tindakan yang nyata,  dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif serta membangun team work yang solid, membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi.

Wiyono (2013) memberikan indikator yang lebih konkrit mengenai pemimpin yang transformasional, yaitu (1) Pembaharu, seorang pemimpin harus selalu berinovasi, menghadirkan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi organisasinya. Program kerjanya tidak sekedar copy paste dari program kerja tahun-tahun sebelumya, tetapi betul-betul ada perubahan yang signifikan yang merupakan dari penciptaan inovasi. (2) Memberi teladan, Seorang pemimpin harus bisa diteladani sikapnya dalam memimpin di organisasinya/ sekolah, diteladani dari sikapnya secara pribadi, di keluarga bahkan di masyarakat. (3) mendorong kierja bawahan, selalu memberikan motivasi, menganggap bawahan juga adalah partner dalam bekerja, meskipun secara structural adalah atasan dan bawahan, tetapi dalam pencapaian kinerja hakikatnya adalah sebuah team yang harus solid. (4) Bertindak atas sistem nilai, Meskipun menjadi seorang pemimpin sikap dan tindakan, kebijakan yang dilaksanakan haruslah sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sesuai dengan aturan yang berlaku di lingkungan sekolah/ organisasi ataupun peraturan perundangan yang berlaku. (5) Meningkatkan kemampuan terus menerus. Hal ini sangat diperlukan, mengingat perubahan sangat cepat terjadi di sekeliling kita. Jika sekolah/ organisasi yang dipimpin hanya diam di tempat, sementara sekolah/ organisasi di sekitar sudah berlari, maka bisa dipastikan bahwa sekolah pelan namun pasti akan kehilangan trust dari customernya.

Pendapat yang lain tentang karakteristik pemimpin transformasional adalah dari Michigan University. Bahwa terdapat 7 ciri yang harus dimiliki, yaitu: (1) Openness to New Thinking. Keterbukaan atas ide-ide atau gagasan baru. (2) Talent for Broadening Minds, memperluas wawasan, (3) Commitment to Active Listening, memiliki komitmen untuk mendengarkan pendapat/ gagasan/ kritik dari pihak manapun sepanjang positif dan logis, (4) Willingness to Accept Responsibility, kesediaan untuk bertanggung jawab.dan (5)  Trust in team members,  berikan otonomi atau kewenangan kepada bawahan untuk memberikan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan pekerjaannya. (6) Ability to Inspire Participation Tentu saja seorang pemimpin harus punya kemampuan untuk membangkitkan partisipasi dari bawahan.

Berdasarkan uraian di atas, sudah selayaknyalah seorang pimpinan transformasional di era revolusi industri 4.0 itu membekali diri harus memiliki 4C yaitu critical thinking, creativity, communication, dan collaboration. Bekal tersebut selanjutnya diimplementasikan selama dia menjabat sebagai seorang pimpinan. Dengan demikian diharapkan institusi yang dipimpin akan bergerak maju beriringan dengan perubahan global yang terjadi saat ini.

_____________

* Penulis adalah pemerhati di bidang pendidikan

 

Hariyanto, Penulis

 


0 comments:

Posting Komentar