JALAN TERJAL MENUJU KESUKSESAN
Kesuksesan
menjadi harapan bagi semua orang. Bagi anak sekolah kesuksesan bisa jadi diukur
dari keberhasilannya dalam mengerjakan semua tugas sekolah, mendapatkan
peringkat yang baik di sekolah atau saat memenangkan sebuah perlombaan baik di
bidang akademik maupun non akademik. Bagi seorang pekerja/ pegawai, kesuksesan
bisa diukur dari keberhasilannya menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, memajukan dan mengembangkan organisasi/institusi/perusahaan
tempat bekerjanya. Bagi seorang petani, kesuksesan bisa ditandai dari
keberhasilannya menghasilkan panen yang melimpah, sehingga bisa mencukupi
kebutuhan keluarganya. Bagi seorang guru, kesuksesan dapat diukur dari sejauh
mana guru tersebut mampu membuat peserta didiknya berhasil melampaui capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Singkatnya kesuksesan memiliki parameter yang berbeda, tergantung
profesi dan sudut pandang yang menilai.
Meskipun semua
menginginkan sebuah kesuksesan, tetapi untuk meraihnya tidaklah mudah. Perlu
kerja keras, kerja cerdas, ketekunan dan kegigihan dalam menyingkirkan semua
rintangan yang ada. Dalam konteks dunia kerja seringkali kita temui justru yang
menjadi penghalang bisa berasal dari teman sejawat bahkan terkadang dari atasan
sendiri. Iklim yang terbentuk di tempat kerja akan sangat berpengaruh terhadap
kompetisi dalam pencapaian prestasi dan pada akhirnya menghalangi seseorang
untuk meraih kesuksesannya. Tidak jarang kita temui teman sejawat yang memiliki
sikap/perilaku menjelek-jelekkan kinerja teman sejawatnya, melaporkan kepada
atasannya, atau bahkan mengadu domba satu teman dengan yang lainnya. Hal
tersebut semata-mata agar dianggap oleh atasan sebagai orang yang pandai, bisa
memberi informasi, dan tentu saja pada gilirannya akan menguntungkan diri
sendiri, misalnya ada tendensi untuk bisa diangkat sebagai orang kepercayaan
atasan atau kenaikan jabatan meskipun dengan menginjak teman sendiri.
Bagaimana jika kita
memiliki teman sejawat yang seperti itu? Bagaimana bisa meraih kesuksesan?
Pertanyaan yang sejenis pun akan sangat banyak terlontar. Jawabannya adalah
tergantung dengan bagaimana kita mensikapi hal-hal negatif tersebut secara
bijak dan proporsional. Kita harus tetap fokus pada pekerjaan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi yang dibebankan, sesuai dengan job description yang
berlaku. Makian, cacian, gossip, dan hal-hal negatif yang ditujukan kepada kita
itu harus dianggap sebagai bahan untuk terus memperbaiki diri, jangan sampai
membuat pribadi menjadi lemah, yang akhirnya menjadi pembenaran terhadap prasangka
negatif terhadap diri kita.
Bukankan sudah
lazim kita dengar bahwa semakin tinggi kita mendaki, semakin kencang angin
menerpa, tetapi semakin indah pemandangan. Jawablah semua nyinyiran dari
siapapun di sekeliling kita dengan prestasi, tidak perlu mencari pembenaran
diri. Pun begitu juga jika ada teman lain yang berprestasi, maka tidak perlu
sakit hati atau iri, tapi jadikanlah teladan untuk ditiru, bagaimana agar kita
juga mampu berprestasinya. Akan lebih baik lagi jika kita berteman dengan
orang-orang yang berprestasi dan selalu menebarkan aura positif dalam bekerja.
Jalan sukses
setiap orang tentu berbeda, perjuangan harus tetap dilakukan. Tetapi jika
lingkungan anda sudah semakin tidak kondusif, tidak mendukung dalam meraih
kesuksesan, tidak memberikan support dalam meraih jenjang karir yang
lebih baik, terlebih dihuni oleh orang-orang yang selalu berpikiran negatif,
bertindak tidak produktif, maka sebaiknya anda mencari lingkungan lain yang
bisa membuat diri anda nyaman, bisa berkembang dan terlebih lagi kesuksesan
dapat diraih di tempat yang baru. Husnudlonnya adalah mungkin Allah SWT
telah mempersiapkan tempat baru bagi anda untuk terus berkembang lebih baik,
meraih kesuksesan dan memberikan manfaat kepada sesama, meskipun di tempat yang
berbeda. (Har)
0 comments:
Posting Komentar