Shamita Maulida El Queena H. |
KANCIL
DAN BUAYA
Oleh: Shamita Maulida El Queena H.
Teman-teman semua, kali ini Aku akan bercerita tentang Kancil
dan Buaya. Sudah pernah dengar cerita tentang ini? Tapi ini versi terbaru lho..
jadi pasti akan menarik. Dibaca baik-baik ya.. begini ceritanya.
Pada suatu pagi,
di hutan. Seperti biasa si Kancil lagi jalan-jalan. Kancil berjalan sambil
bernyanyi riang.
“ naik-naik ke
pucak gunung.. tinggi-tinggi sekali, kiri kanan, kulihat saja banyak pohon
cemara, kiri kanan kulihat saja banyak.. pohon cemara.”
Lagi asyik
nyanyi, tiba-tiba..
”Ngaummm…”
Seekor hewan besar muncul di depan kancil.
Dia melompat
dari balik pohon besar. Tahu Nggak hewan apa itu??
Ya.. Dia adalah
sang raja Hutan. Singa yang sangat besar dan buas. Giginya besar dan tajam.
Singa itu mengaum dan membuka mulutnya.
“ Auuumm… Ini
dia sarapan pagiku. Ha..ha,,ha..” katanya sambil melihat kearah Kancil.
Kancil
ketakutan sekali, sehingga secepat kilat Kancil langsung kabur..lari… kencang.
Tapi Singa juga berlari mengejar. Kancil terus berlari menyelamatkan diri,
sampai akhirnya Kancil tiba di tepi Sungai.
Kancil tambah
ketakutan, karena ternyata sungai itu airnya deras dan tidak mungkin dia
berenang karena di sungai itu juga tinggal buaya yang tidak kalah buas dengan
Singa. Kalau kancil kembali, jelas tidak mungkin karena ada Singa yang mengejar
dan hendak memakannya. Tidak ada jalan lain kecuali dia harus bisa menyeberangi
sungai itu. Tapi… baru saja kancil memasukkan kakinya ke Sungai. Tiba—tiba
muncul seekor buaya yang besaar sekali.
“Hmmm…. Ini
dia, Kancil yang dulu pernah menipu aku, dulu meminta semua buaya untuk
berbaris, dihitung, diinjak tapi akhirnya berlari dan tidak kembali lagi.” Kata
Buaya.
“Maafkan Aku
buaya, Sebetulnya dulu itu aku mau kembali ke sini, tapi aku bingung dan takut.
Karena aku dapat perintah dari Raja Sulaiman. “ kata Kancil.
“aahhh… kamu
pasti bohong. Bosen aku cil, mbok tipu terus” sahut buaya
”Iya benar,
kalo gak percaya, tanya langsung aja sama Raja Sulaiman. Sekarang Raja Sulaiman
ada di Puncak gunung Merapi” Jawab Kancil berusaha tenang.
“Benarkah
begitu? Jauh sekali Cil? Baiklah… saat ini aku percaya kamu. Apa perintah Raja
Sulaiman” sahut buaya.
“Katanya aku
harus menghitung jumlah sisikmu. Tapi kamu harus berenang ketepi sungai. Kan
aku gak bisa hitung sisik sisikmu yang di punggung jika tidak ke tepi” Kata
Kancil.
“Hmmm..benarkah?”
Buaya penasaran.
“Benar.. kamu
akan mendapat hadiah istimewa dari Raja Sulaiman sebanyak jumlah sisikmu itu.”
“Baiklah kalau
begitu, naiklah ke punggungku dan hitunglah semua sisikku, nanti aku akan
berenang ke tepi sungai seberang sana.”
Maka naiklah
kancil tadi di atas tubuh buaya yang besaar itu. dia pun menghitung jumlah
sisik buaya tadi.
“ satuu.. dua..
tiga… empat.. dua puluh,,.empat puluh…” Kancil terus menghitung sampai akhirnya
tiba di tepi sungai. Akhirnya kancil pun naik ke daratan.
“Baiklah buaya
yang baik, terima kasih telah menyeberangkan aku ya..Kamu memang baik, nanti
kamu akan dapat hadiahnya. Pokoknya ditunggu saja ya. Daa-daaa.. “
Akhirnya Kancil pun selamat, dan Buaya pun kembali ke Sungai tanpa
menyadari kalau dia sudah dimanfaatkan oleh kancil. Dan…Harimau yang sudah
datang tadi hanya bisa melihat kancil dari seberang sungai, Lagi-lagi Harimau
itu pun gagal menangkap kancil.
Nah… begitulah
teman-teman cerita dari aku, kita harus hati-hati yaa.. jangan mudah ditipu
seperti buaya. Kalo kita bertemu orang, apalagi orang yang belum kita kenal
jangan langsung percaya, hati-hati yaa..
Semoga bermanfaat
ya. Nantikan cerita selanjutnya dari aku ya… Terima kasih.
* Penulis adalah Siswi kelas 2 Ali di
SDIT Qurrota A’yun Ponorogo