Suatu saat seorang mahasiswa nangis-nangis curhat sama temannya,
gara-gara dia kirim pesan melalui WA kepada dosennya yang memprotes nilai yang
didapatkannya tidak sesuai ekspektasi mahasiswa tersebut. Sang Dosen tidak
terima diprotes, bahkan dengan santainya dibalas WAnya ‘Apa nilai C itu terlalu
baik? Tidak apa2 saya bisa merubah menjadi D atau bahkan E.” ditulisnya dengan emoticon
marah. Setelah itu mahasiswa tersebut berulang kali menghubungi dosennya via WA
bahkan telephon, tetapi … zoonnk, tidak pernah diangkat teleponnya dan WA hanya
di read. Nah.. bagimana tidak stress tuh mahasiswa.
Ada lagi kasus yang hampir sama menimpa mahasiswa yang lagi
bimbingan skripsi, Mahasiswa tersebut meminta jadwal untuk bimbingan skripsi
kepada dosen pembimbingnya tetapi tidak pernah dibalas WA nya bahkan ditemui
pun sulit. padahal sebelumnya dosen ini selalu membalas WA dari mahasiswanya. Terbukti
jika mahasiwa lain yang WA selalu fast respond. Wah… wah… kalau kasus seperti
ini siapa yang patut disalahkan ya.. mahasiswa atau dosennya??
Sebagai mahasiswa, kalian tidak perlu galau berkepanjangan ya..
karena itu hanya menambah beban hidupmu saja. Sudah beban kuliah berat, beban
ekonomi yang lagi seret karena kiriman orang tua telat, malah ditambah lagi
beban mikirin dosen pembimbing dll. so take it easy ajalah jangan sampai
kamu jadi stress, kalau lama-lama bisa jadi gak lulus kuliah, malah suka
tertawa sendirian. Ujung-ujungnya bisa jadi mahasiswa abadi kalau menyerah.
Nah… mari kita bahas permasalahan yang sering terjadi dari perspektif bahasa ya… kata kuncinya adalah Etika dalam berkomunikasi. Etika berkomunikasi sangat diperlukan oleh semua orang terhadap lawan komunikasi. Termasuk mahasiswa yang harus tepat dalam berkomunikasi secara profesional karena setelah lulus mahasiswa akan masuk ke dunia kerja yang menuntut profesionalisme yang tinggi. Kasus-kasus tersebut di atas sebenarnya mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan baik, sopan dan santun. Komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja apa yang kita tuju.
Komunikasi adalah alat untuk melangsungkan interaksi
dan bertukar pesan baik dengan dosen, orang tua,
ataupun teman sejawat. Untuk komunikasi tertulis via whatsapp yang selama ini
lazim dilakukan oleh mahasiswa kepada dosen atau sebaliknya, maka harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga akan meminimalisir
kesalahpahaman terhadap maksud pesan yang ditulis tersebut.
Berikut beberapa tips yang bisa dijadikan acuan
jika menghubungi dosen melalui whatsapp:
1. Ucapkan
Salam terlebih dahulu, HP dosen kamu ibarat sebuah rumah, maka sudah selayaknya
kamu mengetuk pintu terlebih dahulu dan mengucapkan salam meskipun secara
tertulis.
2. Perkenalkan
dirimu terlebih dahulu, jangan terlalu PD menganggap dosen menyimpan nomormu,
jadi tetap perkenalkan diri, nama dari jurusan apa, kelas apa. Angkatan tahun
berapa.
3. Sampaikan
maksud kamu berkirim pesan via Whatsapp. Nah.. yang ini harus cermat ya..
jangan sampai kalimat yang dikirimkan ambigu, multitafsir karena bisa berakibat
fatal bagi kamu. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak perlu
bertele-tele.
4. Tutup
dengan permintaan maaf, karena bisa jadi WA kamu menganggu dosen, dan jangan
lupa salam lagi sebagai penutup untuk undur diri.
5. Perhatikan
waktu yang tepat dalam berkirim WA. Jika terlalu larut malam atau dini hari
ketika dosen kamu istirahat/ tidur, maka itu dianggap tidak sopan.
6. Lebih
bagus lagi, jika mengirim pesannya pada waktu jam kerja.
7. Jika
dosen hanya membaca pesan kamu, tidak perlu sakit hati dulu ya.. karena bisa
jadi kalimat yang kamu kirimkan bukan kalimat Tanya tapi kalimat berita. Jadi bagi
dosen tidak perlu untuk dijawab. Tetapi jika kalimat Tanya dan hanya dibaca
saja, maka berprasangka baik saja, karena mungkin dosen lagi ada acara atau
sibuk.
8. Mahasiswa
adalah generasi millennial yang terkadang menggunakan singkatan-singkatan gaul
yang hanya kalangan anak muda yang paham. Maka perhatikan juga bahwa usia dosen
kamu, karena bisa jadi beliau tidak paham. Sebaiknya jangan gunakan
singkatan-singkatan atau apapun yang bisa menyebabkan dosen kamu gagal paham.
9. Jika
memang kamu sangat perlu berkomunikasi langsung melalui telephon, sebaiknya
kirim pesan dulu/WA untuk meminta izin apakah dosen berkenan untuk ditelepon
atau tidak. jika tidak mahasiswa jangan bersikeras juga untuk telepon.
10.Untuk
meminta waktu bimbingan skripsi misalnya, hindari kalimat yang terkesan
mendikte dosen, seperti waktu untuk bimbingan. Misalnya: … apakah besuk jam
09.00 saya bisa menghadap bapak/ibu untuk konsultasi proposal saya pak?” Nah..
kalimat tersebut sebaiknya diganti, “… Mohon izin bapak/ ibu untuk konsultasi
proposal skripsi, untuk hari dan waktunya sesuai dengan kelonggaran bapak/Ibu…atas
perkenannya saya ucapkan terima kasih”
11. Perhatikan
etika atau sopan santun dalam berkomunikasi, meskipun melalui WA, kamu harus
menganggap bahwa kamu seperti berhadapan langsung dengan dosen. Semua demi
kelancaran urusan kamu dengan dosen. Dan yang terpenting interaksi yang
terbangun menjadi interaksi yang berkualitas, yang bisa membuat seluruh
tugas-tugasmu sebagai mahasiswa berlangsung lancar dan sukses.
Selamat mencoba, semoga berhasil dan bermanfaat. Salam literasi!
0 comments:
Posting Komentar