Shakayla A. El Queena |
Sahabat Inspirasi Pendidikan, kali ini saya akan berbagi naskah lomba Paparan yang saya pernah saya ikuti di tingkat SD se Kabupaten Ponorogo. Saya akan memaparkan tentang pakaian khas Ponorogo. yaitu Penadhon. Kalian pasti sudah sering melihat kan? tetapi mungkin ada yang belum tahu makna dibalik baju Penadhon. Silahkan dibaca ya...
Assalamu’alaikum wr wb.
Salam Ponorogo
Hebat!
Hello.. apa
kabar semuanya? Sehat semua kan? Alhamdulillah semua sehat, semua hebat,
Ponorogo
selain mempunyai banyak tempat wisata, ada juga makanan khas seperti gethuk
Golan, Dawet Jabung dan Sate. Ada pula tari Reog yang sudah mendunia.
Ya.. Ponorogo
memang hebat. Nah... Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan salah satu
kehebatan yang dimiliki oleh Ponorogo, yaitu pakaian adat.
Ada yang tahu
tidak, pakaian adat Ponorogo?
Betul sekali, namanya
adalah Penadon.
Sahabat semua.., ada peribahasa Ajine diri soko lati, ajine rogo soko busono. Apa maksudnya? Ajine diri soko lati artinya
harga diri seseorang bisa dilihat dari ucapan, orang akan menilai diri kita baik
atau buruk dilihat dari tutur kata yang kita ucapkan. Ajine rogo soko busana artinya nilai penampilan seseorang tergantung dari pakaian. Maksudnya
bukan dari harganya tapi model atau cara berpakaiannya. Karena itulah pakaian memiliki arti penting bagi manusia. Begitu juga
dengan pakaian khas Ponorogo yang mengacu pada pakaian warok zaman dulu.
Inilah Penadon. Pakaian ini memiliki kharakteristik
tertentu, yaitu berwarna hitam dan merah. Warna hitam mendominasi pakaian adat
Ponorogo sedangkan motif berwarna merah terletak di bagian dalam tepatnya
dibelakang kancing baju, lengan kanan-kiri serta di punggung bergaris merah. Warna
hitam memiliki arti bahwa seorang yang sudah menjadi warok harus mempunyai
sikap yang anteng (langgeng) tidak tergoyahkan oleh apapun kecuali untuk
suatu kebenaran.
Selain
itu dilengkapi dengan celana Gombor besar berwarna hitam. Celana Gombor berwarna
hitam memiliki makna nglonggarake roso lan longgar atine,artinya tidak
mudah marah dalam mengahadapi segala sesuatu.
Kemudian
sabuk othok. cukup lebar, dengan tali kolor berwarna putih besar yang
diletakkan di ikat pinggang. Kolor ini menjulur kebawah. Terbagi menjadi
dua bagian yang merupakan simbol untuk menjaga hubungan baik antara manusia
dengan manusia, serta manusia dengan Tuhannya.
Sahabat
hebat, Masih ada lagi bagian penting dari Pakaian khas Ponorogo, yaitu Blangkon Mondolan.
Blangkon ini digunakan untuk penutup kepala, di belakang blangkon terdapat
sebuah mondolan besar yang mengambarkan bahwa semua perbuatan yang berkaitan
dengan hawa nafsu, harus digulung dijadikan satu, dibungkus yang rapi untuk
disimpan jangan sampai keluar dan merugikan orang lain. Di sisi pinggir kiri
dan kanan blangkon khas Ponorogo terdapat dua lempit di atas telinga yang
merupakan simbol bahwa manusia harus sering mendengarkan hal-hal yang baik,
sedangkan di depan terdapat lancip ke bawah tepat di atas kening sebagai simbol
manusia harus fokus pada sesuatu yang telah dituju.
Melengkapi
pakaian tradisional ini, adalah sebuah srandal srampal yang merupakan
sandal kulit berwarna hitam.
Nah..
Hebat kan Ponorogo. Jadi jangan ragukan lagi kehebatan Ponorogo kita ini.
Demikianlah paparan tentang pakaian tradisional khas Ponorogo. Sebagai upaya
melestarikan kebudayaan. Pemerintah kabupaten Ponorogo mewajibkan seluruh ASN menggunakan
Penadon saat hari jadi Kabupaten Ponorogo, selain itu pemerintah juga
mewajibkan penggunaan pakaian adat Ponoragan, utamanya pakaian Penadon pada
setiap bulan Suro.
Mari
kita lestarikan budaya Ponorogo, sebagai salah satu budaya Bangsa Indonesia.
tunjukkan kehebatan Ponorogo.
Sekian
dari saya mohon maaf jika ada salah dalam tutur kata.
Wassalamu’alaikum
wr wb.
0 comments:
Posting Komentar