MANUSIA,
PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN PERADABAN
Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd*
Manusia memiliki peran penting dalam perkembangan pendidikan dan
peradaban suatu bangsa. Keberadaan manusia menjadi subyek sekaligus menjadi
obyek dalam percaturan pendidikan yang pada akhirnya memberikan sumbangsih pada
pasang surutnya peradaban. Untuk membahas lebih detail tentang korelasi ketiga unsur
tersebut, maka kita akan memulainya dengan konsep manusia, kemudian pendidikan,
dan yang terakhir adalah peradaban.
Manusia
Terdapat
berbagai pandangan yang mencoba mengupas hakekat manusia. Dalam sudut pandang
yang berbeda. dalam Perspektif
filsafat: Menurut
filsuf Plato: Manusia adalah makhluk berakal dan akal manusia berfungsi mengarahkan
budi. Menurut
filsuf Aristoteles: Manusia adalah binatang yang berfikir. Perspektif antropologi:
Manusia tergolong primata
yang paling sempurna jasmani dan rohani, sehingga tidak tertutup kemungkinan
melahirkan perilaku dalam berbagai bentuk dan implikasinya. Perspektif psikologi modern:
Bagi Aliran Behaviorisme,
manusia adalah makhluk netral. Ketika manusia dilahirkan, pada dasarnya tidak membawa
bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulasi dalam
lingkungannya. Bagi Aliran Psikoanalisis: Manusia adalah makhluk yang
hidup atas bekerjanya dorongan seksualitas yang
memberi daya pada eqo (kesadaran terhadap realitas
kehidupan dan super eqo (kesadaran normatif).
Perspektif Psikologi
humanistik: Manusia pada dasarnya punya
potensi yang baik dan kemampuan yang tak terhingga serta memiliki otoritas atas
kehidupannya sendiri. Manusia memiliki kualitas insani yang unik yaitu (kemampuan
abstraksi, daya analisis dan sisntesis, imajinasi, kreativitas, kebebasan
kehendak, tanggungjawab, aktualisasi diri, sikap etis dan estetika. Perspektif psikologi
tranpersonal: Perspektif ini merupakan
lanjutan dari psikologi humanistik. yaitu; Manusia memiliki potensi luhur dalam
bentuk dimensi spiritual dan fenomena kesadaran transendental (manusia
memiliki pengalaman subjektif transendental dan pengalaman spiritual). Perspektif Pendidikan:
Manusia adalah homo edukatif. Ketidakberdayaan manusia
ketika lahir menjadi
peluang bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik. Perspektif Sosiologi :
Manusia adalah homo sosio yaitu makhluk bermasyarakat.
(Rahmat, 2010).
Tirtaraharja dan Sulo (2005) memaparkan sifat hakekat manusia
yaitu (1) Kemampuan menyadari diri, (2) Kemampuan bereksistensi, (3)Pemilikan
kata hati, (4)Moral, (5) Kemampuan bertanggung jawab, (6) Rasa kebebasan
(kemerdekaan), (7) Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak Kemampuan
menghayati kebahagiaan.
Berbagai perspektif tentang manusia di atas menunjukkan
betapa kompleks dan potensi dasar yang dimiliki manusia. Dalam sudut pandang
agama Islam sesungguhnya Manusia
diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk-Nya yang termulia. Kemuliaan penciptaan manusia mencakup dua aspek yang sangat menonjol, yaitu kesempurnaan jasmani dan kesempurnaan rohani. Dilihat dari bentuk jasmani (fisik),
nampak betapa sempurna rupa dan keindahannya. Keseimbangan
bentuknya serasi dengan fungsi organ tubuhnya. Dari segi
psikhis, nampak betapa manusia diberikan banyak kelebihan
dibandingkan dengan makhluk Allah SWT. yang lainnya. Dua aspek yang sangat sempurna menyatu dalam suatu bentuk makhluk Allah SWT., yang bernama manusia
(Yusuf, 2018).
Pendidikan
Manusia tidak bisa dilepaskan dari pendidikan. Sejak manusia
pertama diciptakan sesungguhnya sudah dimulai proses pendidikan tersebut. Qur’an
Surat Al Baqarah ayat 31 yang artinya: “ dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang
yang benar!”
Ayat
di atas, mengindikasikan dua hal: pertama: bahwa sejarah pendidikan
lahir bersamaan dengan sejarah kadatangan manusia, dan kedua: pendidikan
inheren dengan kehidupan manusia.
Dalam
perspektif teori pendidikan modern, ayat di atas, juga menjelaskan lima unsur
pokok dalam dalam proses pendidikan dan pembelajaran, yaitu: (1) pendidik,
yaitu Allah swt, (2) peserta didik, yaitu Adam a.s., (3) materi pendidikan
yaitu pembelajaran tentang nama-nama benda, (4) metode yaitu bagaimana Allah
swt mengajarkan Adam tentang nama-nama benda tersebut, (5) evaluasi, yaitu Adam
diuji kemampuannya dengan menyebutkan nama-nama benda yang telah diajarkan
kepadanya.
Unsur-unsur
pokok dalam pendidikan tersebut jika kita terapkan dalam perspektif pendidikan
saat ini adalah Peserta didik. Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu
pendidikan. Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki potensi fisik dan
psikis, seorang individu yang berkembang serta individu yang membutuhkan
bimbingan dan perlakuan manusiawi. Peserta didik juga memiliki kemampuan untuk
mandiri. Peserta didik juga tidak memandang usia. Pendidik,
Pendidik adalah orang yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Pendidik bisa berasal dari lingkungan pendidikan yang berbeda, misalnya
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, seorang pendidik bisa berupa orang tua, guru,
pemimpin masyarakat dan lain-lain. Pendidik juga harus memiliki kewibawaan dan
kedewasaan, baik rohani maupun jasmani. Interaksi edukatif, Interaksi
edukatif adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik
yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara
optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,
metode serta alat-alat pendidikan. Ketika pendidik memberi bahan ajar berupa
materi pelajaran dan contoh-contoh. diharapkan adanya respon yang baik dari
para peserta didik dengan tetap menjunjung sifat saling menghargai satu sama
lain. Tujuan pendidikan, Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran dan tujuan ke arah mana bimbingan ditujukan.
Secara umum tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang
sifatnya abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat
luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Alat dan metode
pendidikan, adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan merupakan jenisnya
sedangkan metode pendidikan melihat efisiensi dan efektifitasnya. Contoh alat
pendidikan adalah komputer, sosial media, buku ajar dan alat peraga. Sedangkan metode
pendidikan merupakan cara penyampaian materi pendidikan dari pendidik pada
peserta didik. Materi Pendidikan, Materi pendidikan merupakan bahan ajar
dalam suatu pendidikan dan merupakan pengaruh yang diberikan dalam bimbingan.
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang
akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Kurikulum ini menampung
materi-materi pendidikan secara terstruktur. Mater iini meliputi materi inti
maupun muatan lokal. Lingkungan
Pendidikan, Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa
bimbingan atau pendidikan berlangsung. Secara umum lingkungan pendidikan dibagi
menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Ketiganya sering disebut sebagai tri pusat pendidikan.
Unsur-unsur
utama pendidikan di atas menyatu dengan segenap kualitas yang dimiliki di
setiap unsur tersebut, maka akan memberikan sumbangan besar dalam peradaban
suatu bangsa.
Peradaban
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat diketahui bahwa kemajuan suatu peradaban ditandai
dengan karya-karya adiluhung di zamannya. dan tentu saja karya-karya tersebut
dihasilkan melalui sebuah proses pendidikan.
Merujuk pada tujuan
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Jika tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan baik, melalui
proses yang unggul, menghasilkan produk yang unggul, maka keberadaan pendidikan
dapat memberikan sumbangsih yang baik terhadap kemajuan peradaban suatu bangsa.
Sumbangsih pendidikan terhadap peradaban juga dapat dilihat dari beberapa hal:
- Pendidikan menjadi titik tolak dan srategi utama dalam membentuk manusia yang berkualitas, insan yang paripurna;
- Pendidikan merupakan satu-satunya usaha yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang bermartabat;
- Pendidikan
dituntut untuk mampu memperkenalkan nilai-nilai yang diperlukan di masa depan,
mengajarkannya dan mengembangkannya dalam diri anak didik, sehingga kelak tidak
hanya mampu mandiri tetapi juga menjadi modal sosial.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan tentang manusia, pendidikan, dan korelasinya terhadap peradaban sebagai berikut:
- Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk-Nya yang termulia. Kemuliaan penciptaan manusia mencakup dua aspek yang sangat menonjol, yaitu kesempurnaan jasmani dan kesempurnaan rohani;
- Kenyataan hidup manusia menunjukkan bahwa manusia mengalami kehidupan yang dinamis. Dinamika kehidupan tersebut tercermin dari upaya manusia untuk hidup lebih baik dari waktu ke waktu. Mengapa demikian, tidak lain karena kemampuan manusia yang dianugerahkan oleh Allah SWT., sebagai makhluk yang sempurna;
- Upaya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dapat dilakukan melalui pemerolehan pendidikan yang baik;
- Kebudayaan dan peradaban yang berkembang adalah buah dari dinamika kehidupan manusia serta menjadi bukti bahwa manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya;
- Pendidikan menjadi barometer kemajuan dan peradaban;
- Nelson Mandela dalam pengantar buku yang ditulis oleh Klaus Dieter Bieter, menyebut pendidikan sebagai kekuatan dahsyat yang membangun setiap Insan, dan seluruh negara di dunia menempatkan pendidikan sebagai salah satu hak asasi;
- Pembukaan UUD 1945 jelas mengamanatkan untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa”
Referensi:
Amka.
2019. Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Azis,
Rosmiyati. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Sibuku.
Hamengkubuwono.
2016. Ilmu Pendidikan dan Teori-Teori Pendidikan. Curup: LP2P STAIn
Curup.
Sukadari
& Sulistyono. 2017. Ilmu Pendidikan (Konsep Dasar). Yogyakarta:
Penerbit Cipta Bersama.
Tohirin.
2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
Integrasi dan Kompetensi.Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Undang-undang
RI. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yusuf,
Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Penerbit IAIN Palopo.
Syukur,
T.A.,& Rofiqoh, S. 2022. Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta: CV.
Patju Kreasi.
0 comments:
Posting Komentar