BAGIAN-BAGIAN SURAT DINAS/RESMI
Sahabat Inspirasi Pendidikan, Surat menjadi bagian penting dalam komunikasi bagi sebuah organisasi, khususnya komunikasi secara tertulis. Karena surat bisa dianggap sebagai duta dari sebuah organisasi/ institusi, maka penulisannya harus sesuai dengan kaidah yang berlaku secara umum baik dari segi penulisannya maupun tata bahasa yang digunakan. Secara umum surat dinas atau surat resmi memiliki bagian-bagian yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi bahwa surat tersebut temasuk kategori. antara lain:
- Kepala surat/kop surat 9. Paragraf isi
- Tanggal surat 10. Paragraf penutup
- Nomor surat 11. Salam
penutup
- Lampiran 12. Tanda
tangan
- Hal/pokok surat 13. Nama jelas
- Alamat yang dituju 14. Nama jabatan
- Salam pembuka 15. Tembusan
- Paragraf pembuka 16. Inisial
a. Memberikan informasi kepada penerima
surat mengenai nama, alamat, nomor telepon, faksimile, dan keterangan lain yang
berkaitan dengan instansi pengirim surat.
b. Sebagai sarana untuk memperkenalkan
atau mempromosikan instansi pengirim surat.
2. 2. Tanggal
Surat
Fungsinya: untuk memberitahukan kepada penerima surat
tentang waktu penulisan surat itu.
Contoh (yang tidak tepat):
Tanggal
25 Bulan Juni Tahun 2009
Bandung,
31-04-2009
24
Des ’08
Contoh (yang tepat):
25
Juni 2009
31
April 2009
24
Desember 2008
3. Lampiran
Fungsinya:
Digunakan untuk memberitahukan kepada
penerima surat bahwa ada sesuatu yang disertakan bersama surat.
Jika
tidak ada sesuatu yang disertakan, kata lampiran tidak perlu dicantumkan
Contoh penulisan yang tidak tepat:
Lampiran: 5 (lima) lembar
Lampiran: Satu (1) berkas
Lampiran: -
Contoh penulisan yang tepat:
Lampiran: Lima lembar
Lampiran: Satu berkas
4. Hal Surat/Pokok Surat
Fungsinya:
1) Memberitahukan kepada penerima surat tentang pokok masalah yang ditulis di dalam
surat.
2) Agar efektif, hal surat sebaiknya tidak ditulis terlalu
panjang, tetapi jelas dan dapat mencakup seluruh isi surat.
Contoh penulisan yang tidak tepat:
Hal: Undangan untuk menghadiri Rakernas
tanggal 5
Juli 2008
Contoh penulisan yang tepat:
Hal: Undangan
5. 5. Alamat
yang Dituju
Fungsinya:
- Berfungsi sebagai petunjuk langsung mengenai pihak yang harus menerima surat.
- Unsur alamat hendaknya ditulis lengkap tidak disingkat.
Contoh
penulisan yang tidak tepat:
Kepada
Yth. Bapak Kepala Pusat Bahasa
Jln.
Daksinapati Barat IV
Rawamangun
JAKARTA
Contoh
penulisan yang tepat:
Yth.
Kepala Pusat Bahasa
Jalan
Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta
13220
6. 6. Salam Pembuka
Fungsinya:
• Sebagai
tanda hormat penulis surat kepada penerima surat
• Penanda
surat yang sopan dan beradab
•
Dapat diibaratkan sebagai “ketukan
pintu” atau ucapan salam ketika seseorang akan bertamu ke rumah orang
lain.
• Pencantuman
salam pembuka itu dianjurkan pada sebelah
kiri sejajar dengan margin kiri.
Misalnya:
Dengan hormat,
Bapak … yang terhormat
Salam sejahtera,
Assalamu’alaikum wr.wb
7. 7. Paragraf Pembuka
·
Bagian ini berfungsi untuk mengantarkan
pembaca pada permasalahan utama yang ditulis.
·
Fungsi utama paragraf pembuka adalah
untuk menghubungkan pikiran pembaca dengan pokok masalah yang disampaikan.
Misalnya:
(1) Sehubungan dengan surat Saudara
No.05/1180/I/Bangda, tanggal 25 Juni 2008, kami beri tahukan hal-hal berikut.
(2) Kami beri tahukan bahwa…
(3) Surat Saudara No. 005/1180/I/Bangda, tanggal 25
Juni 2008, sudah kami terima dengan baik. Sehubungan dengan itu, kami beri
tahukan bahwa…
(4) Sehubungan
dengan surat Saudara tanggal 12 Desember 2009, Nomor 1415/K2/2009, tentang
syarat-syarat sayembara, kami beritahukan hal-hal berikut.
(5) Sesuai
dengan pembicaraan kita minggu yang lalu, bersama ini kami sampaikan kepada
Saudara daftar buku terbitan kami tahun 2009.
(6) Berkenaan
dengan surat Saudara tanggal 10 Agustus 2009, Nomor 162/TU/K/2009, tentang
penyuluhan kesehatan, kami beritahukan bahwa ….
(7) Sehubungan
dengan pertanyaan Anda tentang arti kata bina graha melalui surat
tanggal 9 Desember 2009, kami berikan jawaban sebagai berikut.
8. 8. Paragraf Isi, merupakan bagian inti
dari sebuah surat.
(1)
Berisi pokok persoalan yang ingin
disampaikan.
(2) Pokok
persoalan itu diharapkan memperoleh tanggapan,
jawaban, atau reaksi yang positif sesuai
dengan harapan penulis surat.
(3) Paragraf
isi hendaknya hanya mengungkapkan satu masalah.
(4) Jika
ada dua masalah atau lebih, masing-masing hendaknya diungkapkan dalam paragraf
yang berbeda.
9. 9. Paragraf Penutup
• Merupakan
bagian akhir dari sebuah surat.
• Berfungsi
untuk menyatakan bahwa pembicaraan sudah selesai.
• Biasanya
mengungkapkan harapan dan ucapan terima kasih.
Misalnya:
(1)
Atas permintaan Saudara, kami sampaikan
terima kasih.
(2)
Atas kesediaan Saudara, kami sampaikan
terima kasih.
(3)
Atas perhatian dan kerja sama Bapak,
kami sampaikan terima kasih.
(4)
Mudah-mudahan jawaban kami bermanfaat
bagi Saudara.
Contoh yang Tidak Tepat:
(1) Atas
perhatiannya, diucapkan terima kasih.
(2) Demikian
atas bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
(3) Demikian
harap maklum, dan atas perhatian dan kerja samanya, diucapkan terima kasih.
(4) Harap
maklum adanya.
(5) Demikianlah
harap menjadikan periksa.
(6) Demikian
kami haturkan dan terima kasih.
11 10. Salam Penutup
(1) Dicantumkan
di pojok kanan bawah, tepatnya di antara paragraf penutup dan tanda tangan
pengirim surat.
(2) Salam
ini dapat diibaratkan sebagai “ucapan permisi” atau “pamitan” setelah seseorang
bertemu atau berkomunikasi dengan baik.
(3) Fungsinya
antara lain: menunjukkan rasa hormat dan keakraban pengirim dan penerima
surat.
Misalnya:
Salam kami,
Hormat kami,
Salam takzim,
Wasalam
11. Tanda Tangan
•
Merupakan pelengkap surat dinas yang
bersifat wajib karena sebuah surat belum
dapat dianggap sah jika belum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
•
Untuk surat-surat dinas di Indonesia,
tanda tangan penulis surat lazimnya
juga dilengkapi dengan cap atau stempel instansinya sebagai penanda keresmian.
•
Sekarang ini sudah mulai ada beberapa
instansi/lembaga yang menggunakan tanda tangan digital yang berupa barcode. Hal
ini dikarenakan banyaknya tanda tangan yang dipalsukan.
1 12. Tembusan
·
Berfungsi untuk memberitahukan kepada
penerima bahwa surat yang sama juga dikirimkan kepada pihak lain yg
dipandang perlu mengetahui isi surat
tsb.
·
Jika tidak ada yang diberi tembusan,
kata “tembusan” tidak perlu dicantumkan.
·
Jika yg diberi tembusan lebih dari satu,
pencantumannya disertai dengan nomor
urut.
·
Jika yang ditembusi hanya satu, nomor
urut itu tidak perlu dicantumkan.
Misalnya:
Tembusan:
1.
Direktur Jederal Pembangunan Daerah
2.
Kepala Biro Organisasi
3.
Kepala Biro Keuangan
Contoh yang tidak tepat:
Tembusan:
1.
Kepada Yth. Direktur Jenderal
Pembangunan daerah (sebagai laporan)
2.
Kepada Yth. Kepala Biro Organisasi
3.
Kepada Yth. Kepala Biro Keuangan
4. Arsip
13. Inisial
• Inisial
adalah tanda tangan atau kode pengenal yg berupa singkatan nama pengonsep surat
dan pengetik surat.
• Inisial
ini bermanfaat untuk mengetahui nama pengonsep
dan pengetik surat sehingga jika terjadi kekeliruan dalam
surat itu, pimpinan dengan mudah dapat mengecek dan mengembalikannya kepada yang bersangkutan
untuk diperbaiki.
• Penempatan inisial di bawah tembusan (jika
surat yang bersangkutan ada
tembusannya).
Misalnya:
AM/ra
0 comments:
Posting Komentar