Guru merupakan profesi yang unik. Hal ini jika kita telaah lebih dalam hakikat seorang guru pada dasarnya adalah seseorang yang terpilih untuk mendharma baktikan segenap kemampuan lahir dan batin dalam memberikan pengalaman hidup serta pengetahuan secara berkelanjutan untuk membentuk pondasi yang kuat bagi peserta didik dalam rangka membantu mempersiapkan menyongsong masa depan yang cerah.
Guru merupakan insan yang ditunjuk Tuhan untuk
membuka tabir semesta agar bermanfaat dalam kehidupan di segala aspek. Guru
adalah kran pengetahuan yang melanjutkan petunjuk-petunjuk keillahian berbentuk
ilmu pengetahuan untuk disebarkan dalam menanam benih teknologi, wawasan,
karakter serta adab dan budaya untuk menjaga keberlangsungan hidup di mayapada
ini.
Segala aktivitas yang dilakukan seorang guru
tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan penuh dengan hambatan,
tantangan, ancaman dan gangguan. Menghadapi semua itu, bagi guru adalah suatu
seni dalam mengejawantahkan dan membumikan pengetahuan untuk penerus bangsa
dengan penuh kesabaran dan senyum mengembang walaupun dalam hati memendam rasa
mengeluh, amarah namun hancur lebur oleh rasa sejatinya. Guru sejati memiliki
rasa sejati yang tidak semua profesi lain dapat menjalankannya yaitu rasa welas
asih, kesabaran, kepasrahan Illahi, dan ketawadu’an dalam menyebarkan
pengetahuan secara asih, asah dan asuh disertai dengan olah rasa, nata rasa
among rasa yang dideskripsikan selalu mengolah, menata, memelihara rasa sejati
tulus ikhas menjalankan profesinya.
Saat
ini memang ada komentar yang mengatakan tuntutan akan kompetensi guru seperti
kalimat berikut “ seorang dokter, pilot bisa menjadi guru namun guru tidak bisa
menjadi dokter, pilot “. Kalimat ini sepintas memang benar namun jika dikaji
lebih dalam dan jika boleh mengajukan pertanyaan untuk seseorang yang
mengeluarkan kalimat tersebut “ Apakah seorang dokter ataupun pilot tidak
melalui jenjang sekolah dasar, menengah, atas? Dan siapakah yang memberikan
basis awal pengetahuan dasar yang menjadi kemampuan mereka sebelum menjadi
seorang pilot, dokter ? apakah bukan seorang guru? atau mungkin mereka tidak
mau mengakui benang merahnya sejarah profesi yang telah diraihnya. Sebagai
seorang guru saya merasa miris mendengarkan kalimat tersebut dan kita bisa
katakan bahwa guru sejati selalu mengingat akan pembimbing-pembimbingnya dan
menghormati guru-gurunya sebab kualitas ilmu yang dimiliki seorang guru sekarang
tergantung kepada perlakuannya terhadap gurunya terdahulu dimana di profesi lain
mungkin sudah banyak yang melupakan pembimbing atau gurunya.
Guru tetaplah menjadi guru walaupun sudah melahirkan
profesi-profesi lain yang bergengsi hanya kepuasan batin harta sebenarnya yang
dimiliki seorang guru sejati melihat keberhasilan peserta didiknya terserah
mereka mengingat atau melupakan gurunya.
Berikut adalah setitik puisi dari perenungan saya
untuk Guru
“ Goresan Illahi kodratnya
Ungkap
takbir semesta misinya
Rasa sejati
penuntunnya
Uswatun
hazanah lakunya."
Demikian secuil opini dari saya sebagai ujung tombak
dan agen perubahan generasi Indonesia ini, marilah semua guru untuk menjadi
guru sejati yang bekerja dengan hati bukan semata mata mengejar sertifikasi.
Semoga kita sebagai guru diberikan keberkahan lahir dan batin untuk jalan menuju
surga-Nya amin.
---------------
* Dr.
M. Anang Taufik; Guru SMPN 1 Sumberejo dan pemerhati pendidikan dari Kab. Bojonegoro