f ' BELAJAR MENJADI MANUSIA YANG LEBIH PEDULI ~ Inspirasi Pendidikan

Kamis, 14 Desember 2023

BELAJAR MENJADI MANUSIA YANG LEBIH PEDULI


Oleh: Hariyanto

inspirasipendidikan.com- Udara pagi begitu segar terasa sehabis semalaman diguyur hujan. Mungkin kerak-kerak polusi yang menempel di udara sudah dibersihkan oleh hujan dan terbuang mengalir terserap ke tanah. Senin pagi menjadi hari yang sebagian orang tidak dinantikan karena harus kembali dalam rutinitas pekerjaan. Bagi pelajar mereka harus kembali menunaikan tugasnya untuk menuntut ilmu, dan bagi para pekerja harus menjalankan usaha dan pekerjaannya agar dapur tetap mengepul. Hal ini juga berlaku pada saya sendiri sebagai seorang pengajar, dan sebagai kepala rumah tangga. Tugas dan kewajiban dilaksanakan sebagai sebuah amanah.

Pukul 06.30 seperti biasa, saya sudah berangkat untuk mengantarkan anak ke sekolah, setelah itu baru menuju ke tempat kerja. Jam-jam yang sangat padat bagi lalu lintas, apalagi kalau sudah mendekati jam 07.00. Hal ini disebabkan karena kendaraan dipadati oleh anak-anak sekolah yang menggunakan motor ke sekolah, karena mereka takut terlambat maka kebanyakan sekitar jam 07.00 adalah jam rawan kecelakaan lalu lintas. Apalagi arah yang aku lalui adalah kompleks sekolah-sekolah favorit dengan jumlah peserta didik yang sangat banyak, mencapai ribuan. Bisa dibayangkan berapa motor dan mobil yang lalu lalang pada saat bersamaan. Tidak heran kalau sering terjadi kecelakaan.

Setelah kurang lebih 20 menit dari rumah, tibalah saya di perempatan lampu merah. Semua kendaraan berhenti menunggu giliran lampu hijau untuk kembali melanjutkan perjalanan. Saya berada di baris kedua deretan motor dari garis lurus zebra cross di lampu merah. Terlihat seorang nenek yang hendak meyeberang jalan melalui zebra cross di perempatan lampu merah. Nenek tadi menggendong keranjang penuh berisi buah manga dan daun pisang. Sepertinya nenek ini baru belanja dari pasar di dekat situ. Nenek itu ragu-ragu untuk menyeberang,sehingga berkali-kali dia mundur lagi karena dari arah lain kedaraan sudah jalan begitu kencang. Baru saja saya berpikir untuk membantu nenek tadi menyeberang, ketika tiba-tiba sopir mobil pick up yang ada di samping kananku membuka pintu dan berlari kecil ke arah nenek yang berada di bawah traffic light tadi  kemudian menggandeng tangan nenek untuk membantu menyeberang. Tepat di tengah jalan saat menyeberangkan jalan, lampu sudah hijau. Tentu saja beberapa motor sudah berjalan, tetapi kendaraan lain yang di belakang pick up tadi terhalang untuk lewat. Bunyi klakson bersahutan memberi tanda agar mobil pick up tadi segera berjalan. Tapi Sopir pick up tadi masih tidak bergeming. Dia tetap menyeberangkan jalan nenek tadi hingga sampai ke seberang jalan. Setelah itu dia berlari menuju mobilnya, menjalankan mobilnya tanpa menghiraukan suara klakson yang bersahutan di belakangnya. Beberapa sopir kendaraan di belakang bahkan ada yang berteriak-teriak mengeluarkan umpatan yang tidak pantas.

Selalu ada saja pelajaran yang kita peroleh apabila kita mau membuka pikiran dan hati. Pelajaran tersebut adalah pelajaran tentang kehidupan. Kepedulian ditunjukkan sopir yang tanpa pamrih menyeberangkan jalan seorang nenek, meskipun dia mendapatkan dampak yang tidak menyenangkan dari pengguna jalan lain. Seringkali di tengah ketergesa-gesaan dan tuntutan hidup yang semakin keras dan individualis, kita melupakan hakekat kita sebagai makhluk sosial yang perlu membantu dan suatu saat juga pasti membutuhkan bantuan orang lain. Bagi yang terlalu mementingkan egonya sendiri, mungkin menyalahkan nenek tersebut mengapa harus menyeberang jalan di tengah keramaian pagi seperti ini. Tetapi kalau direnungkan mendalam, bukankah nenek ini juga punya hak untuk menggunakan jalan, sebagai sesama warga negara.

Hiruk pikuk, deru debu lalu lintas di kota seperti ini sudah menjadi suguhan harian. Berkejaran dengan waktu seolah esok sudah tidak ada hari berganti. Berangkat kerja pagi dan pulang menjelang petang,  Barangkali ini yang menjadi penyebab individualisme lebih dominan daripada kehidupan sosial layaknya di tengah masyarakat. Bagaimanapun juga kepekaan sosial ini harus terus ditumbuhkan, rasa empati harus terpatri di hati semua orang, kepedulian untuk saling membantu harus terus dipupuk. Mulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar, mulai dari keluarga, tetangga dan masyarakat luas. Alangkah indahnya jika seluruh warga negara di Indonesia ini memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. (HAR, 14/12/2023)

0 comments:

Posting Komentar