f ' DON’T JUGDE A BOOK BY ITS COVER ~ Inspirasi Pendidikan

Senin, 15 Januari 2024

DON’T JUGDE A BOOK BY ITS COVER

inspirasipendidikan.com- Pagi ini sangat cerah untuk memulai aktifitas dengan penuh semangat. Sudah hampir dua minggu tidak hujan meskipun kata orang-orang seharusnya saat ini sudah memasuki musim hujan. Seperti biasanya setiap hari sabtu putri sulungku ikut ekstra kurikuler “English course” yang dimulai pukul 06.30 sampai 09.00 di sekolahnya. Setelah mengantar ke sekolah, saya melanjutkan mempersiapkan segala sesuatunya untuk bepergian ke luar kota, yaitu Kota Tuban. Kami mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa, dan tidak lupa mengecek kesiapan mobil, seperti cek oli, air radiator, accu, dll.

“Alhamdulillah beres bun, tinggal nunggu kakak pulang dari sekolah, langsung bisa berangkat.” Kataku pada isteri yang juga tengah mempersiapkan snack dan minuman untuk anak-anak nanti di perjalanan.

“Ya, Yah. Nanti setelah jemput kakak, kita langsung berangkat.” Jawabnya sambil packing.

Kebetulan barang bawaan kami tidak banyak, karena hanya menginap semalam setelah itu paginya kembali ke Ponorogo. kami mengantar ibu untuk pulang ke rumahnya di Tuban.

Pukul 09.30 tepat kami berangkat dari rumah, kami berlima dengan penuh semangat dan gembira karena akan mengunjungi kampung halaman. Perjalanan masih jauh karena kami harus melewati beberapa kabupaten, yaitu Madiun, Magetan,Ngawi, dan Bojonegoro. Biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 6 jam untuk sampai ke Tuban. Semoga saja kendaraan tidak terlalu padat. Maklumlah biasanya kalau di akhir pekan kendaraan begitu ramai. Setelah kurang lebih setengah jam saya merasa ada sesuatu yang salah dengan mobil, karena terdengar suara gemeretak pada waktu kopling diinjak. Tetapi tetap saja kami melaju di jalan.

“ waduh.. suara apa itu bun? Sepertinya ada yang nggak beres nih.” Celetukku pada bunda yang duduk disamping.

“tapi aman kan yah?” jawab bunda

“moga saja, kita cari SPBU dulu untuk isi bahan bakar, nanti ayah cek.” Jawabku santai.

Mobil pun aku pacu menuju SPBU terdekat, setelah masuk SPBU ternyata masih proses pengisian jadi diminta menunggu oleh petugas SPBU. Tetapi karena bahan bakar masih cukup, maka kami pun melanjutkan perjalanan sambil mencari SPBU selanjutnya. Tidak berapa lama kami sampai ke SPBU di depan SMAN 1 Geger Madiun. Kami harus antri dulu masih ada 5 mobil yang antri pertalite di depan kami. Setelah mobil di depan sudah mulai bergerak, saya pun bermaksud untuk maju mendekat, tetapi tiba-tiba “krak..”

“Astaghfirulloh… Koplingnya bun, putus ini. mobil pun tidak bisa bergerak. Bantu dorong bund!” kataku meminta tolong isteri untuk turun dan mendorong mobil ke tepi.

Tentu saja tenaga kami tak cukup kuat karena jalannya agak menanjak. Seorang pemuda yang antri hendak isi bbm motornya, berlari membantu kami.

“Bapak naik saja sambil nyetir, kami yang dorong pak.” Teriak pemuda tadi sambil mendorong dari belakang mobil.

“Terima kasih mas,” kataku setelah menepi kepada anak muda yang tidak sempat kutanyakan siapa namanya.

Segera aku minta anak-anak, dan ibu untuk turun dan beristirahat di luar mobil, sementara aku mulai mencoba membongkar mobil mencari tahu penyebabnya. Dan benar saja, ternyata kabel kopling yang putus.

“waduh.. kalau seperti ini harus cari bengkel ini bund, gak bisa diperbaiki sendiri.” Kataku sambil menunjukkan potongan kabel kopling yang putus kepada isteri.

“punya kenalan atau nomor telepon bengkel terdekat yah?” tanya isteri

“gak punya, coba tak tanya-tanya orang di sini.” Jawabku singkat

Pandangan mataku menyapu ke arah orang-orang di sekeliling, sampai kemudian terhenti pada petugas SPBU yang duduk menunggu di depan toilet, mungkin beliau bagian cleaning servis. Tubuhnya tinggi kekar, agak gemuk, pandangan matanya tajam, telinganya sebelah kiri terselip anting dan kelihatan tato di tangannya.

“Permisi pak, bengkel mobil terdekat dari sini di mana ya pak, mobil saya mogok pak, kabel koplingnya putus.” Tanyaku kepada bapak tadi ambil menunjukkan kabel potongan kopling.

“oalah.. ini putus ya pak, kalau dekat sini gak ada pak, ada sih yang agak jauh, tapi saya nggak tahu apa orangnya bisa dipanggil ke sini atau tidak.” Jawabnya santun.

“oo gitu ya pak, ehmm.. pak saya bisa minta tolong, pinjam motornya untuk cari orang yang bisa servis?” pintaku berharap agar bapak ini bisa membantu, meskipun dalam hati agak ragu karena penampilan dari bapak ini yang sedikit pendiam.

“boleh-boleh pak, silahkan pakai motorku!” jawabnya bersemangat sambil berdiri ke arah motor vario berwarna merah tak jauh dari tempat kami berdiri.

“ini pak, jenengan pakai saja, sekalian ini helmnya.” Jawabnya sambil menyerahkan kunci motornya.

“Terima kasih banyak pak, itu mobil saya di sana pak. Dan yang duduk-duduk itu keluarga saya .” jawabku untuk meyakinkan bahwa memang mobil kami sedang mogok, dan tentu saja agar tidak ragu meminjamkan motornya kepada orang yang bahkan tidak dikenal sebelumnya.

Segera aku pacu motor sambil mencari-cari bengkel mobil. Bengkel mobil yang terdekat menurut bapak pemilik motor ini ternyata adalah bengkel variasi mobil, jadi tidak bisa membantu tetapi paling tidak saya dapat informasi ada bengkel mobil lagi di sekitar Polsek Pagotan. Tidak menunggu lama, saya pun meluncur sekitar 15 menit, tetapi tidak ada bengkel di situ yang ada hanya bengkel radiator. Saya bertanya kepada seorang yang sedang memperbaiki radiator mobil sedan. Alhamdulillah akhirnya saya dapat informasi jika bengkel mobil dekat dari situ tapi harus masuk gang di situ nanti ada tulisan bengkel Pak Pur. Tepatnya di gang sampingnya ATM Bank Jatim.

Bengkelnya memang di dalam tidak kelihatan kalau dari jalan raya, sempat ragu juga jangan-jangan ini bengkelnya tidak bisa bantu atau bahkan tutup. Tapi akhirnya rasa ragu itu pun sirna ketika melihat sebuah bengkel dengan mobil-mobil dan motor berjejer banyak, ada sekitar 10 mobil dan beberapa orang yang sedang memperbaiki mobil.

“mas, bisa minta tolong servis mobil saya?” tanyaku kepada salah satu remaja yang sedang memperbaiki mobil.

“mobilnya kenapa pak?” tanyanya ramah

“ini kopling nya putus kabelnya.” Jawabku sambil menunjukkan kabel kopling putus yang aku bawa.

“gmana ya.. soalnya ini garapan juga banyak.” Jawabnya sambil mengernyitkan keningnya.

“tolonglah mas.. mobilnya sekarang ini ada di SPBU sementara ini saya mau bepergian jauh. Tolong ya mas? “ kataku merayu.

“gini saja pak, jenengan tanya ke Pak Pur. Itu orangnya yang lagi memperbaiki pick up di ujung sana, kalau beliau OK, nanti saya bantu. Soalnya saya ikut bekerja sama beliau.” Tegasnya.

“Pak Pur, mau minta tolong pak” sapaku sok akrab kepada pria kurus yang sedang memperbaiki pick up.

“nggih pak, yang rusak apa? Mana mobilnya?” tanyanya dengan nada ramah.

Akupun bercerita kronologisnya, dengan harapan beliau bisa membantu.

“Bapak beli saja dulu kabelnya, coba beli di toko di depan ATM BRI ya pak, kalau sudah dapat, bapak ke sini lagi. Nanti aku suruh anak-anak untuk memperbaiki mobil jenengan.” Jawabnya sambil secara detail memberitahukan nama toko dan spesifikasi kabel yang harus dibeli.

Syukurlah, paling tidak sudah ada titik terang untuk mendapatkan pertolongan. Tidak terasa sudah 1 jam lebih aku mencari-cari bengkel. Untunglah kabel kopling pun sudah aku dapatkan.

“Pak Pur, ini kabelnya sudah aku dapat, bagaimana selanjutnya?” kataku sambil menyerahkan kabel tersebut.

“oiya..bener ini kabelnya. Jenengan tunggu saja ya pak, bentar lagi saya tugaskan karyawan ke sana. Kabelnya tinggal di sini saja biar dibawa ke SPBU tempat mobil bapak.” Jelasnya meyakinkan.

Saya pun langsung meluncur kembali ke SPBU, sekitar 20 menitan, setelah sampai, langsung menuju ke bapak pemilik motor.

“Pak, mohon maaf agak lama soalnya nyari-nyari bengkelnya sampai jauh ke Pagotan.” Kataku sambil menyerahkan kunci motor kepadanya, tidak lupa saya selipkan uang 50 ribu sebagai pengganti bahan bakarnya.

“ya pak, gak apa apa, tapi ini tidak usah uangnya.” Sambil mengambil kunci dalam genggaman tanganku. Aku pun sedikit memaksanya untuk menerimanya.

“bener pak, saya ikhlas bantu  bapak, jadi tolong jangan beri uang bensin, nanti malah mengurangi pahala dan keikhlasan saya.” Tegasnya.

Seketika aku pun menghentikan upaya untuk memberikan uang terima kasih. Tidak menyangka dari beliau ini akan keluar kata-kata yang menunjukkan keikhlasan dan ketulusan. Saya pun hanya bisa mengucapkan terima kasih tulus atas kebaikan yang diberikan.

“Mana tukang servisnya yah?” tanya kakak yang sedari tadi cemas karena hampir 1,5 jam ayahnya mencari bengkel. Tidak bisa dihubungi juga karena HP tertinggal di mobil.

“Alhamdulillah sudah dapat, bentar lagi menyusul ke sini, ditunggu saja.” Jawabku menghiburnya.

“ini minum dulu yah,” kata adik sambil menghulurkan sebotol air minum Iso Plus. Rupanya dia tahu akalau ayahnya juga kehausan.

Tidak lama setelah itu tukang servisnya pun datang. Tidak membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki karena hanya melepas dan mengganti yang baru. Aku sangat berterima kasih kepada tukang servisnya, tidak lupa aku minta nomor HP nya jika suatu saat memerlukan bantuannya lagi. Dan sebagai ungkapan terima kasih, sedikit aku berikan tip untuk layanannya yang luar biasa.

Waktu sudah menujukkan pukul 12.10, kami pun memutuskan untuk sholat dhuhur dulu di SPBU ini, setelah itu mengisi BBM dan melanjutkan perjalanan.

“tunggu dulu yah..” kata bunda menyela sesaat setelah kami hendak melanjutkan perjalanan.

“ada apa?” tanyaku sambil melirik ke arahnya yang sedang sibuk memasukkan jajajan yang kami bawa dan sebotol air mineral ke dalam tas kresek warna hitam.

“ini lho mau saya berikan kepada bapak yang minjamin motor tadi.” Katanya seraya turun dari mobil dan menuju ke bapak yang meminjami motor tadi, dari jauh terlihat beliau begitu senang dan langsung membuka tas kresek itu. sambil mengucapkan terima kasih.

Berkendaraan untuk perjalanan jauh memang terkadang terjadi resiko yang tidak diharapkan. Kerusakan mobil seperti yang kami alami ini bisa dialami oleh siapapun. Tetapi jika direnungkan ternyata banyak sekali pelajaran yang didapatkan. Hari kami mendapatkan pelajaran berharga, yang harus disyukuri. Pertama, kerusakan yang kami alami tepat di SPBU, bisa dibayangkan jika kerusakan itu kami alami di tengah hutan yang jauh dari rumah penduduk, bagaimana jika pas kabel kopling putus ketika jalan menanjak. Dan lain-lain. Tentu hal yang lebih buruk bisa saja terjadi. Kedua, ketika kami harus mendorong mobil, tiba-tiba seorang anak muda berlari membantu mendorong meskipun kami tidak meminta. Pelajaran yang berharga adalah masih banyak anak muda yang memiliki kepekaan sosial tinggi, yang tanggap membantu dengan ikhlas hati. padahal jika dilihat di SPBU itu ada puluhan orang yang juga mengantri serta melihat kami sedang mendorong mobil. Lantas siapa yang menggerakkan hati anak muda tersebut? Tentu saja sebagai umat Islam, kita meyakini Alloh lah yang mengutusnya untuk membantu kami, melalui anak muda tersebut. Ketiga, ketika kami sedang kebingungan mencari bengkel, kami dipermudah dengan bantuan motor dari petugas SPBU, meskipun pada awalnya kami ragu karena tampang dari petugas SPBU tersebut. Tetapi ternyata beliau malah membantu secara ikhlas, tidak berkenan diberikan uang pengganti bensin karena khawatir mengurangi pahala dan keikhlasannya. Di era sekarang ini ternyata masih banyak orang-orang baik yang tidak menjadikan uang sebagai segala-galanya, sebuah bukti bahwa karakter kepekaan sosial di tengah masyarakat yang cenderung invidualis masih melekat di sebagian masyarakat Indonesia. Hikmahnya adalah Alloh SWT mengingatkan kepada kita untuk tidak menilai seseorang dari luarnya, tetapi perilaku dan hatinya. Sebagaimana kata pepatah asing don’t judge a book by its cover, jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Maksudnya jangan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja.

Semoga kita selalu mendapatkan lindungan dari Alloh SWT, mendapatkan pertolonganNya melalui orang-orang terbaik, dimudahkan untuk semua urusan. Sehingga kita bisa menjadi  hamba yang selalu bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan. (HAR, 15/1/2024)


0 comments:

Posting Komentar