f ' September 2024 ~ Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Jumat, 27 September 2024

Menapaki Jalan Literasi

oleh: Shakayla*

Haii.. sahabat inspirasipendidikan, perkenalkan namaku Shakayla, saat ini saya adalah siswi kelas VIII MTs Negeri 2 Ponorogo. Kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang menulis dan suka duka yang aku alami selama menghasilkan karya tulis atau buku. semoga apa yang aku tuliskan ini bisa menginspirasi para pembaca di mana pun berada.

Menulis merupakan sebuah hobi, sama halnya dengan membaca yang menjadi kegemaranku. Buku-buku cerita fiksi maupun non fiksi yang menarik bisa saja habis dalam sekali baca. Itulah sebabnya aku terinspirasi dengan para penulis terkenal di dunia seperti JK. Rowling, Helvi Tiana Rossa, Habiburrahman El Sirazi, Andrea Hirata, Asma Nadia,Leila S Chudori,Nadia Ristivani, dan lain-lain. Cerita yang ada dalam buku yang ditulisnya membuatku iri dan ingin menjadi seperti mereka. Karena itulah sejak kelas 1, aku sudah mulai menulis. Beruntungnya Ayah dan Bunda selalu mendukung sehingga di kelas 1 SD sudah bisa menerbitkan sebuah Kumpulan Puisi dan Cerpen. Hmmm.. memang sih, masih sederhana banget. kalau sekarang aku baca lagi, bisa tertawa sendirian. malu juga.. tapi bangga karena sudah bisa menghasilkan karya pada saat SD kelas 1.

Kemampuanku menulis terus aku asah dibimbing oleh orang tua dan guru. Karena sulit mendapatkan kursus atau pelatihan menulis untuk anak-anak, maka suatu saat aku pernah mengikuti pelatihan menulis yang pesertanya semua adalah orang dewasa. Pelatihan yang diadakan oleh sebuah penerbitan yang ada di Surabaya merupakan pengalaman yang menarik, karena justru aku mendapatkan masukan, saran, dan motivasi dari editor dan penulis lainnya. Dari situ aku semakin semangat menulis, dan syukurlah di kelas V awal saat pandemi Covid 19 mengganas, aku malah berhasil menyelesaikan dan menerbitkan Antologi Cerpen: Menggapai Harapan. ya... kalau jujur aku menilai buku ini hasilnya lebih bagus daripada sebelumnya.Aku juga mendapat apresiasi dari mereka yang telah membaca karyaku satu ini.

Penulis bersama Wakil Bupati Ponorogo, Hj. Lisdiarita (Kanan)

Bertemu dengan orang-orang hebat yang menjadi pejabat penting, para penulis hebat, tentu tidak pernah aku bayangkan apalagi bisa berbincang dan menerima nasehat serta saran dari mereka semua. Adalagi yang membuatku senang, yaitu ketika teman-temanku di SD, beberapa Adik kelas yang telah membaca novel Catatan Senja kemudian begitu antusias mengajak berdiskusi, bertanya-tanya tentang isi dan dibuat penasaran dengan akhir dari cerita Catatan Senja.
Bersama Amah Hida dan Ust. Wijiati, Kepala SDIT QA

Seolah menikmati dan ingin membuktikan kemampuanku dalam menulis, maka aku pun menulis lagi. Kali ini aku menulis sebuah novel. Hampir 6 bulan aku bisa menyelesaikan novel perdanaku. Tentu saja di sela-sela kegiatanku sekolah. Ya... bagiku menulis saat ini adalah hobbi yang tidak boleh mengalahkah tugas utama untuk belajar. Nah.. karena itulah orang tua selalu memberikan dukungan.

Akhirnya Bulan Nopember 2022, Novel Catatan Senja berhasil diterbtikan. Alhamdulillah semua merasa bergembira, kami sekeluarga, sekolah tempat aku belajar dan semua orang yang memiliki kepedulian dengan karya tulis. apalagi yang dihasilkan seorang anak yang masih duduk di SD. Yang paling membahagiakan adalah ketika orang-orang hebat seperti Ibu Yuli Dwi Astuti, Ketua Geliat Ponorogo Menulis (GPM), Amah Hida, seorang trainer dan konselor yang luar biasa, memberikan endorse statement pada novelku. dan tentu saja Ustadzah Wijiati Kepala SDIT Qurrota A'yun yang berkenan memberikan pengantar.
Kebanggaan dan kebahagiaan sebagai penulis adalah saat karya yang aku tulis itu dibaca banyak orang dan memberikan inspirasi kepada mereka. Apalagi Novel Catatan Senja ini juga sudah sampai di tangan Ibu Wakil Bupati Ponorogo, Bunda Hj. Lisdyarita, SH. Karya-karya yang aku tulis juga sudah menemui pembaca hebat lainnya yaitu kepala dinas Pendidikan Ponorogo, Bapak komandan Kodim Ponorogo, Ustadzah Vida Rabiah Al Adawiyah, seorang penulis yang hebat dari Solo. Setelah menjadi siswi di jenjang Sekolah Menengah Pertama, tepatnya di MTsN2 Ponorogo, Aku pun masih berusaha untuk menghasilkan karya-karya lainnya. tetapi jujur harus diakui beban akademik yang lebih berat membuatku kadang kesulitan membagi waktu untuk melanjutkan hobi menulisku. 

Harus diakui lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap produktivitasku dalam menghasilkan karya. Sebuah novel masih dalam proses dan menunggu untuk diselesaikan. semoga selama bersekolah di MTs N 2 ini bisa diselesaikan. Oiya.. Bulan September ini karya antologi cerpen yang kami tulis bersama teman-teman di MTsN 2 Ponorogo sudah bisa diterbitkan. Di situ aku menulis sebuah cerpen yang berjudul "Asamaraloka Sang Renjana". Harapanku suatu saat nanti Aku bisa menerbitkan Kumpulan Cerpen secara solo yang merupakan hasil dari cerpen-cerpen yang Aku tulis.
Penulis (kanan) Bersama Ketua GPM (Gerakan Ponorogo Menulis)

Semoga aku bisa menghasilkan karya-karya lainnya di masa depan. terima kasih aku ucapkan kepada semua yang telah membantu. terutama CV Pustaka EL Queena yang telah menerbitkan beberapa karyaku, kepada orang tua dan semua keluarga besar, kepada para guru yang telah membimbingku semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik untuk semua kebaikan yang diberikan kepadaku. Aamiin... (Queena, 27 Sept 2024)

Shakayla: Penulis

Jumat, 20 September 2024

INTERNASIONALISASI BAHASA INDONESIA

Oleh: Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd

Bahasa Indonesia merupakan hasil dari komitmen besar bangsa Indonesia yang digunakan sebagai media pemersatu bangsa. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Indonesia memiliki banyak suku dan bahasa. Masing-masing daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda. Hal ini memang merupakan kekayaan dan potensi bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, tetapi bisa juga menjadi sumber rapuhnya kesatuan bangsa. Karena itu jauh sebelum Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaannya, tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari berbagai daerah bersumpah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. “Kami putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Sumpah pemuda tersebut mengisyaratkan sebuah pesan penting bahwa jika menghendaki sebuah negara yang merdeka dan bersatu, maka perlu diikat dengan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Penetapan kedudukan bahasa Indonesia juga tercantum dalam pasal 36 UUD 1945 yang menyebutkan bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Ketentuan Pasal 36 ini menegaskan kedudukan yang kuat bahasa Indonesia dalam tata pemerintahan dan urusan kenegaraan.

Kemudian bagaimana kedudukan bahasa Indonesia di tengah era global saat ini? bukankah bahasa Internasional yang banyak dipelajari di kurikulum semua jenjang pendidikan adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, Mandarin, dan banyak bahasa asing lainnya. Sementara kecenderungannya para peserta didik saat ini lebih menyukai bahas asing daripada bahasa Indonesia. Para mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jurusan bahasa asing. Dalam pandangan penulis, inilah yang harusnya menjadi garapan dari pemerintah dan seluruh elemen bangsa termasuk guru dan tenaga kependidikan, agar kebanggaan terhadap bahasa Indonesia tidak luntur tergerus oleh perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini.

Di tengah kekhawatiran tersebut, ada angin segar yang terhembus dari UNESCO, sebuah resolusi yang berjudul “Recognition of Bahasa Indonesia as an Official Language of The General Conference of UNESCO.” Pada tanggal 20 Desember 2023, Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi pada forum resmi di Unesco. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang kesepuluh, setelah Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Prancis, Bahasa Spanyol, Bahasa Rusia, Hindi, Italia dan Portugal. Keberhasilan pemerintah dalam mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional ini patut dibanggakan, mengingat beberapa negara, misalnya negara tetangga Malaysia, Singapore justru jejak bahasa Melayu nya semakin luntur, para generasi mudanya lebih cenderung menggunakan bahasa asing daripada bahasa Melayu. Bahkan ironisnya ada yang sudah tidak bisa bahasa Melayu, meskipun lahir dan dibesarkan di negara tersebut.

Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di UNESCO ini sudah seharusnya diberikan, mengingat jika melihat data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah penutur bahasa Indonesia di Indonesia kurang labih 269 juta. Di asia tenggara jumlah penuturnya mencapai 5,2 juta. Dan tercatat sebanyak 143 ribu pemelajar aktif bahasa Indonesia yang berasal dari penutur asing. Jumlah yang sangat besar dan potensi yang kuat untuk menyebarkan bahasa Indonesia sehingga dikenal oleh masyarakat dunia dan siapa tahu suatu saat ini bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional yang tidak hanya digunakan di forum resmi Unesco tetapi juga digunakan di semua event resmi internasional.

Rasa optimis yang penulis sampaikan ini tidaklah berlebihan, karena itu upaya pemerintah dalam menjadikan bahasa Indonesia lebih dikenal di kancah internasional wajib mendapatkan dukungan semua warga negara Indonesia. Penulis mengajukan beberapa masukan atau pendapat terkait dengan pembudayaan bahasa Indonesia ini, yaitu:

1.   Jangan malu menggunakan bahasa Indonesia. Rasa bangga ini adalah cerminan nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Meskipun demikian, kita juga harus mempelajari bahasa internasional lainnya sebagai media komunikasi dan transfer pengetahuan dari negara lainnya. Hal ini bisa dicontohkan terlebih dahulu oleh pejabat publik, pada setiap acara resmi kenegaraan di Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia. Tamu negara dari negara lain bisa menggunakan jasa penterjemah jika ingin memperlancar dan menyampaikan maksud komunikasi tersebut. Kecuali untuk urusan pembicaraan serius antar negara dan hanya diketahui oleh kedua pimpinan /pejabat negara, maka bisa menggunakan bahasa Inggris atau bahasa internasional lainnya;

2.  Upaya internasionalisasi  bahasa Indonesia ini harus didukung dengan kebijakan pemerintah. Misalnya: Saat ini banyak pelajar manca negara yang study di Indonesia, maka sebagai salah satu persyaratannya adalah mereka harus bisa berbahasa Indonesia. Begitu juga dengan para pekerja asing dari luar negeri yang bekerja di Indonesia, maka harus ada kewajiban bagi mereka untuk bisa berbahasa Indonesia.

3.   Terkait dengan pendapat nomor 2 tersebut, maka sudah saatnya Indonesia memiliki TOIFL (Test of Indonesian as a Foreign Language) sebagai salah satu sarana screening bagi mahasiswa luar negeri atau para pekerja migran dari luar negeri. Mereka hanya akan mendapatkan izin tinggal di Indonesia seteleh menunjukkan skor TOIFL nya.

4.  Perbanyak jurnal jurnal berbahasa Indonesia yang terindeks internasional. Selama ini yang kita ketahui artikel jurnal yang terindeks Scopus, WOS atau DOAJ mayoritas berbahasa Inggris, sementara yang berbahasa Indonesia masih sedikit.

5.   Pembangunan literasi yang berkelanjutan di semua jenjang pendidikan. Hasil karya tulis para peserta didik tidak hanya dipajang di perpustakaan saja, tetapi juga harus diunggah di website resmi lembaga, sehingga akan lebih dikenal masyarakat dunia. Harus diingat bangsa Indonesia memiliki modal yang sangat besar, yaitu jumlah penutur bahasa Indonesia yang sangat banyak;

6.   Lestarikan bahasa Indonesia dengan mengadakan acara di semua lembaga pendidikan, misalnya pada perayaan Bulan Bahasa, maka semua sekolah di semua jenjang pendidikan mengadakan acara dengan segenap kreativitas masing-masing. Hal ini untuk menumbuhkan dan tetap melestarikan bahasa Indonesia.

7.   Terjemahkan buku-buku referensi berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar terjadi percepatan penguasaan keterampilan dan pengetahuan oleh bangsa Indonesia.

Bahasa adalah identitas bangsa begitu kata pepatah, maka sudah selayaknya kita tunjukkan kepada dunia identitas Bangsa Indonesia melalui karya-karya yang berbahasa Indonesia. Dengan demikian peradaban bangsa Indonesia tidak akan tertinggal dari negara-negara lainya, dan Indonesia siap untuk menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045.

Penulis

Penulis adalah guru Bahasa Indonesia dan Alumnn Magister PBSI UNIPMA Madiun

MEMAHAMI CERPEN DAN NOVEL SECARA KOMPREHENSIF

Oleh: Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd


   inspirasipendidikan.com- Hampir semua orang pernah mendengar kata Cerpen dan Novel. Bagi semua siswa mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi tentu pernah belajar dan membaca cerpen maupun novel. Banyak diantara kita yang memiliki hobi membaca cerpen bahkan novel, sehingga rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli terbitan novel terbaru. Meskipun demikian tidak banyak diantara kita yang mampu untuk menulis cerpen apalagi novel dengan sangat baik.

Baiklah untuk memahami lebih jauh tentang karya sastra fiksi ini kita akan membedah pengertian, ciri-ciri dari cerpen dan novel ini, sehingga dari situ dapat kita identifikasi apa perbedaan dan persamaan kedua karya sastra ini. Cerpen adalah singkatan dari Cerita pendek yang merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang singkat padat, dengan unsur cerita berpusat pada satu peristiwa pokok sehingga jumlah dan pengembangan tokoh terbatas, dan keseluruhan ceritanya memberikan kesan tunggal. Inti cerita dalam cerpen adalah konflik batin yang ada pada diri tokoh, atau antar tokoh satu dengan yang lainnya.

Tarigan (1984) memberikan penjelasan ciri-ciri dari cerpen yaitu (1) singkat, padu, (2) memiliki unsur  utama berupa adegan, tokoh dan gerak, (3) bahasanya tajam, sugestiv, dan menarik perhatian, (4) memiliki kesan pengarang tentang kehidupan, (5) menimbulkan efek tunggal dalam pikiran pembaca, (6) mengandung detail dan insiden yang benar-benar terpilih, (7) memiliki pelaku utama yang menonjol dalam cerita, (8) menyajikan kebulatan efek dan kesatuan emosi. Lebih jauh lagi Tarigan mengklasifikasikan Cerpen ini berdasarkan panjangnya yaitu: Cerpen yang pendek dan Cerpen yang panjang. Cerpen yang pendek ditulis kurang lebih 5000 kata, sedangkan Cerpen yang panjang kurang lebih 50 sampai 90 halaman folio diklasifikasikan sebagai novelet. Lebih dari itu disebut novel. Memang jika dibaca dari beberapa referensi, beberapa ahli memiliki kategori sedikit berbeda untuk panjang tulisan dari sebuah Cerpen.

Novel berdasarkan KKBI adalah Menurut KBBI novel adalah buah karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat dari setiap pelaku atau tokoh. Pengertian lainnya novel adalah karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh), luar biasa karena kejadian ini terlahir dari suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib tokoh tersebut. Novel memiliki unsur utama yaitu unsur intrinsic dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang berasal dari dalam novel itu sendiri, seperti yang terkait dengan pengarang, struktur sosial, pembaca, sosial politik, sosial ekonomi, dan sebagainya. Unsur ekstrinsik yang membangun karya sastra bisa berasal dari biografi pengarang, psikologi (psikologi pengarang, psikologi pembaca, psikologi karya sastra), keadaan lingkungan pengarang. Keadaan lingkungan tersebut, bisa dipengaruhi dari segi ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Banyak sekali novelis Indonesia yang menghasilkan cerita yang luar biasa, seperti Habiburrahman El Sirazi dengan Ayat-Ayat Cinta, Andrea Hirata yang menulis Laskar Pelangi, Tere Liya yang sudah menulis ratusan judul novel dll. Dari semua karya tersebut jika kit abaca maka akan terlihat jelas sesuai dengan pengertian novel. Karena kompleksitas dari novel inilah maka banyak sekali Film di layar lebar yang terinspirasi diangkat dari hasil cerita dalam Novel. Salah satu yang sudah banyak dikenal di dunia adalah karya JK Rowling yaitu Harry Potter.

Novel tergolong ke dalam jenis karagan prosa baru. Lebih lanjut dijelaskan beberapa ciri dari prosa baru antara lain: (1) prosa baru bersifat dinamis yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya; (2) masyarakatnya sentris, yaitu cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari; (3) bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama; (4) terutama dipengaruhi kesusastraan barat; dan (5) diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.

---------------- 

* Penulis adalah Guru dan Alumni Magister PBSI Unipma Madiun

Jumat, 06 September 2024

BERKACA PADA KESUKSESAN J.K. ROWLING

J.K. Rowling, nama yang tak asing lagi bagi pecinta buku dan film fantasi, memiliki masa kecil yang penuh dengan imajinasi dan tantangan. Lahir dengan nama Joanne Rowling pada tanggal 31 Juli 1965 di Yate, Inggris, ia memiliki seorang adik perempuan bernama Dianne. Sejak kecil, Rowling sudah menunjukkan kecintaannya pada buku dan imajinasinya yang luar biasa. Ia sering menulis cerita-cerita pendek dan bahkan membuat buku pertamanya pada usia enam tahun. Namun, masa kecil Rowling tidak selalu mudah. Pada usia empat tahun, keluarganya pindah ke Winterbourne, Gloucestershire. Di sana, ia bersekolah di Sekolah Dasar St Michael. Saat Rowling berusia sembilan tahun, orang tuanya membeli Church Cottage yang bersejarah di Tutshill. Pada tahun 1990, ibu Rowling meninggal dunia akibat penyakit sklerosis multipel. Kejadian ini sangatlah memukul Rowling, dan ia sempat merasa putus asa.

Kehidupan yang dialaminya juga tidaklah mudah. Rowling menjadi ibu tunggal setelah perceraiannya, dan hidup bersama putrinya dengan kondisi keuangan yang serba kekurangan. Ia bahkan harus menulis di kafe sambil mengasuh anaknya karena tak mampu membeli komputer. Namun, Rowling tak menyerah pada mimpinya. Ia terus menulis naskah Harry Potter di tengah segala keterbatasan. Naskahnya ditolak berkali-kali oleh penerbit, namun ia tak patah semangat. Akhirnya, pada tahun 1997, Bloomsbury menerbitkan buku pertamanya, Harry Potter dan Batu Bertuah. Buku ini menjadi fenomena global, dan mengantarkan Rowling menjadi salah satu penulis terkaya di dunia. Beberapa serial buku Harry Potter juga teah di filmkan yang membuat J.K Rowling semakin terkenal dan lebih produktif lagi dalam menghasilkan karya tulisnya. Beberapa buku sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk ke dalam Bahasa Indonesia. antara lain:

Seri Harry Potter:

  • Harry Potter dan Batu Bertuah (1997) 
  • Harry Potter dan Kamar Rahasia (1998)
  • Harry Potter dan Tawanan Azkaban (1999)
  • Harry Potter dan Piala Api (2000)
  • Harry Potter dan Orde Phoenix (2003)
  • Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran (2005)
  • Harry Potter dan Relikui Kematian (2007)
  • Hewan-hewan Fantastis dan Di Mana Menemukannya (2001)
  • Quidditch dari Masa ke Masa (2001)
  • The Tales of Beedle the Bard (2008)
  • The Casual Vacancy (2012) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • The Cuckoo's Calling (2013) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Silkworm (2014) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Career of Evil (2015) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Lethal White (2018) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Trouble in Blood (2020) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • The Ickabog (2020)
  • The Christmas Pig (2021)
  • Very Good Lives: Three Short Stories (2015)
  • Kika and the Witch's Kick (2022)
Buku-Buku Lainnya:

Berdasarkan cerita singkat tentang J.K Rowling ini, memberikan inspirasi kepada kita untuk pantang menyerah. Sebagai penulis ketika ditolak penerbit berkali-kali, maka tulislah lagi agar lebih produktif. Ketekunan dan kerja keras menjadi pendorong agar tulisan-tulisan atau karya tulis dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya. Kreativitas dan imajinasi perlu dikembangkan dan dilatih, selanjutnya berbekal kreativitas dan imajinasi tersebut, akan dapat menghasilkan karya tulis yang berbeda dengan yang lain. Kisah J.K. Rowling adalah bukti bahwa keajaiban bisa terjadi bila kita percaya pada diri sendiri dan tidak pernah berhenti berusaha.

Buku-Buku Non Fiksi:
Apa yang menjadi kunci keberhasilan dari J.K Rowling sehingga bisa menjadi penulis berkelas internasional dan menghasilkan pundi-pundi yang luar biasa dengan menekuni profesi sebagai penulis? Berikut hal-hal positif yang dapat kita adopsi jika ingin menjadi seorang penulis sukses:
Ketekunan dan Disiplin: Rowling tidak pernah menyerah pada mimpinya untuk menjadi penulis. Meskipun ditolak berkali-kali oleh penerbit, ia terus menulis dan menyempurnakan karyanya. Ia juga memiliki disiplin yang tinggi dalam menulis, dan selalu berusaha untuk menyelesaikan targetnya.
Kreativitas dan Imajinasi: Rowling memiliki imajinasi yang luar biasa, yang ia tuangkan dalam cerita-ceritanya yang menarik dan penuh dengan keajaiban. Ia mampu menciptakan dunia yang unik dan karakter yang disukai oleh banyak orang.

Etos Kerja yang Kuat: Rowling dikenal sebagai penulis yang sangat pekerja keras. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menulis dan menyempurnakan karyanya. Ia juga sering bangun pagi dan menulis di kafe sebelum mengantar putrinya ke sekolah.

Kemampuan Bercerita yang Baik: Rowling adalah seorang pendongeng yang ulung. Ia mampu menceritakan kisahnya dengan cara yang menarik dan memikat para pembacanya. Ia juga pandai dalam membangun plot dan karakter yang kompleks.

Semangat untuk Belajar: Rowling selalu ingin belajar dan meningkatkan kemampuannya sebagai penulis. Ia sering mengikuti kelas menulis dan membaca buku-buku tentang penulisan.

Dukungan Orang Terdekat: Rowling beruntung memiliki orang-orang terdekat yang selalu mendukungnya. Ibunya dan putrinya selalu mendorongnya untuk terus berkarya dan tidak menyerah pada mimpinya.

Keberanian untuk Mengambil Risiko: Rowling berani untuk mengambil risiko dengan menerbitkan bukunya secara swadaya setelah ditolak oleh banyak penerbit. Keputusannya ini terbukti tepat, dan bukunya akhirnya menjadi fenomena global.
Rasa Syukur dan Kedermawanan: Rowling selalu bersyukur atas kesuksesannya. Ia telah menyumbangkan banyak uang untuk berbagai kegiatan amal, termasuk untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung.