f ' Februari 2025 ~ Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Rabu, 26 Februari 2025

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA YANG TOXIC TERHADAP PRODUKTIVITAS KINERJA

 Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd*

Di era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Namun, kinerja karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan individu, tetapi juga oleh faktor lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang sehat dan positif dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan meningkatkan produktivitas mereka. Sebaliknya, lingkungan kerja yang toxic dapat berdampak negatif terhadap kinerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan fisik. Lingkungan kerja yang toxic ditandai dengan adanya perilaku negatif seperti perundungan (bullying), diskriminasi, pelecehan, dan komunikasi yang buruk. Kondisi ini dapat menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman, tidak aman, dan tidak produktif. Karyawan yang bekerja di lingkungan yang toxic cenderung merasa stres, tidak dihargai, dan tidak termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Disinilah peran kepemimpinan seharusnya mengambil peran untuk menjaga kondusifitas perusahaan. Bukan justru menjadi penyebab atau pemicu terciptanya lingkungan yang toxic tersebut.

Pendapat di atas sesuai dengan hasil sejumlah peneltian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang toxic memiliki korelasi negatif dengan produktivitas kinerja. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal "Work & Stress" menemukan bahwa karyawan yang mengalami perundungan di tempat kerja memiliki tingkat produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang tidak mengalami perundungan. Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal "Journal of Occupational Health Psychology" menemukan bahwa lingkungan kerja yang ditandai dengan komunikasi yang buruk dan kurangnya dukungan sosial dapat menurunkan kinerja karyawan. Beberapa kasus perusahaan yang mengalami penurunan produktivitas akibat lingkungan kerja yang toxic juga telah banyak dipublikasikan. Misalnya, kasus yang terjadi di sebuah perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat, di mana karyawan melaporkan adanya budaya kerja yang toxic dan diskriminatif. Akibatnya, banyak karyawan yang mengundurkan diri dan produktivitas perusahaan pun menurun drastis.

Bagaimana kita mengenali apakah lingkungan kerja sudah terkategori toxic atau lingkungan yang memiliki aura positif? Berikut ini adalah ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic:

1            1.   Komunikasi yang Buruk:

o   Komunikasi yang tidak jelas, agresif, atau pasif-agresif dapat menciptakan ketegangan dan kebingungan di tempat kerja.

o   Kurangnya transparansi dan informasi yang tidak merata juga dapat menjadi tanda lingkungan kerja yang toxic.

o   Menurut penelitian, komunikasi yang buruk secara signifikan menurunkan kinerja karyawan.

2.    Perilaku Negatif dan Tidak Profesional:

o   Perundungan (bullying), pelecehan, diskriminasi, dan perilaku tidak etis lainnya sering terjadi di lingkungan kerja yang toxic.

o   Perilaku ini dapat menciptakan suasana kerja yang tidak aman dan tidak nyaman bagi karyawan. Para ahli psikologi organisasi telah lama mengidentifikasi bahwa tindakan perundungan di tempat kerja memiliki dampak yang sangat negatif terhadap kesehatan mental karyawan.

3.    Kurangnya Dukungan dan Kerja Sama:

o   Lingkungan kerja yang toxic sering kali ditandai dengan kurangnya dukungan dari rekan kerja dan atasan.

o   Persaingan yang tidak sehat dan kurangnya kerja sama tim dapat menciptakan suasana kerja yang tidak produktif.

o   Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial di tempat kerja sangat penting untuk kesejahteraan karyawan dan produktivitas.

4.    Atasan yang Toxic:

o   Atasan yang suka melakukan micromanaging, narsis, atau tidak adil dapat menciptakan lingkungan kerja yang sangat tidak sehat.

o   Atasan yang tidak memberikan umpan balik yang konstruktif atau tidak menghargai kontribusi karyawan juga dapat menjadi masalah.

o   Banyak riset telah mendokumentasikan dampak negatif dari kepemimpinan yang toxic terhadap kepuasan kerja dan retensi karyawan. Retensi karyawan dapat dilihat dari banyaknya karyawan yang mengundurkan diri atau berhenti. Tanda-tanda itu sudah menunjukkan bahawa ada yang tidak beres dalam kepemimpinan di perusahaan atau instansi tersebut.

5.    Kurangnya Batasan dan Keseimbangan Kerja-Hidup:

o   Lingkungan kerja yang toxic sering kali tidak menghormati batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

o   Tekanan untuk selalu terhubung dan bekerja di luar jam kerja dapat menyebabkan stres dan kelelahan.

o   Para ahli kesehatan kerja menekankan pentingnya keseimbangan kerja-hidup untuk mencegah kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

6.    Tidak adanya ruang untuk berkembang:

o    Karyawan merasa terjebak tanpa kemajuan, mengakibatkan frustrasi dan kekecewaan.

o    Kurangnya pengakuan terhadap prestasi.

o    Ketidakjelasan dalam rencana karier.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, apabila instansi/perusahaan sudah terjangkit beberapa gejala tersebut di atas, maka harus segera dicarikan solusi. Solusi yang ditawarkan seperti:

1. Jika penyebab lingkungan yang toxic salah satunya adalah pimpinan/ atasan, maka sebaiknya segera diganti dengan pimpinan/ manager yang lebih kompeten, visioner dan bijaksana;

2. Perusahaan perlu membangun budaya kerja yang saling menghormati, menghargai, dan mendukung;

3. Bangunlah komunikasi yang efektif dan positif antara bawahan dengan atasan, atau antar staff. Komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat;

4. Memberikan pelatihan: Pelatihan tentang anti-perundungan, anti-diskriminasi, dan komunikasi yang efektif perlu diberikan kepada seluruh karyawan;

5. Menegakkan aturan: Perusahaan perlu memiliki aturan/ kode etik yang jelas dan tegas mengenai perilaku yang tidak pantas di tempat kerja. Kode etik tersebut perlu diterapkan dengan tegas.

Lingkungan kerja yang toxic memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap produktivitas kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan positif, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.


 

Daftar Pustaka:

 

Einarsen, S., & Skogstad, A. (2005). The relationship between workplace bullying and psychological health. Work & Stress, 19(3), 207-221.

Michel, J. S., Kotrba, L. M., Mitchelson, J. K., Clark, M. A., & Baltes, B. B. (2011). Antecedents of work–family conflict: A meta-analytic review. Journal of Organizational Behavior, 32(5), 689-725.  

Spector, P. E., & Jex, H. C. (1998). Organizations: A social psychology perspective. John Wiley & Sons.

__________________________

* Penulis adalah Dosen di IAIN Ponorogo

Jumat, 07 Februari 2025

KIAT CERDAS MEMILIH PERGURUAN TINGGI YANG BERMUTU

Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd  

Pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan masa depan seseorang. Perguruan tinggi bukan hanya tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan, membangun jaringan, dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, memilih perguruan tinggi yang tepat menjadi keputusan krusial yang akan berdampak jangka panjang pada karier dan kehidupan seseorang.

Banyaknya pilihan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, menuntut calon mahasiswa untuk lebih selektif dalam menentukan pilihan. Faktor-faktor seperti akreditasi, reputasi, kualitas pengajaran, fasilitas, peluang karier, serta biaya pendidikan harus dipertimbangkan agar mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang optimal. Selain itu, lingkungan akademik yang kondusif dan tata kelola universitas yang baik juga menjadi aspek penting dalam mendukung proses pembelajaran.

Pemilihan perguruan tinggi yang tepat bukan hanya berpengaruh pada pencapaian akademik, tetapi juga pada kesiapan seseorang dalam menghadapi tantangan global. Dengan memilih institusi yang memiliki kualitas unggul, mahasiswa dapat lebih siap bersaing di dunia kerja dan berkontribusi secara positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih perguruan tinggi sangat diperlukan agar setiap individu dapat menentukan langkah terbaik untuk masa depannya.

Bagi siswa-siswi SMA/MA/SMK/ sederajat yang belum memahami dunia perguruan tinggi, bagaimana cara mengetahui bermutu atau tidaknya sebuah perguruan tinggi? Inilah yang kerap kali menjadi bahan pertanyaan para calon mahasiswa tersebut, apalagi di tengah gempuran marketing dari perguruan tinggi, mulai penawaran beasiswa, biaya pendidikan yang murah, dan penawaran fasilitas lainnya. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa menjadi pertimbangan bagi siswa yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Akreditasi dan Reputasi
Akreditasi adalah Akreditasi adalah proses penilaian dan pengakuan formal terhadap suatu lembaga dalam hal ini perguruan tinggi/ institusi maupun program studi. Akreditasi dilakukan oleh lembaga berwenang untuk memastikan bahwa lembaga tersebut memenuhi standar kualitas tertentu. Akreditasi dilakukan untuk menilai institusi oleh BAN PT, sedangkan untuk menilai program studi atau jurusan dilakukan oleh LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri). Peringkat yang diberikan adalah Unggul, Baik Sekali, Baik dan tidak terakreditasi. Para siswa dapat melihat status akreditasi institusi di laman BAN PT yaitu www.banpt.or.id sedangkan jurusan dapat dilihat di LAM sesuai dengan rumpun keilmuan jurusannya, misalnya LAMDIK (untuk jurusan kependidikan), LAMPTKes (untuk jurusan kesehatan) dll. Berdasarkan informasi dari sumber yang valid tersebut dapat diketahui secara umum mutu dari jurusan dan institusinya. Maka sebaiknya siswa memilih yang sudah terakreditasi Unggul (A), baik institusinya maupun jurusannya. Nilai akreditasi ini menggambarkan mutu dari perguruan tinggi tersebut. Hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menilai mutu perguruan tinggi adalah Peringkat perguruan tinggi secara nasional maupun internasional. Biasanya Kemdiktisaintek dan beberapa lembaga internasional setiap tahun menerbitkan peringkat perguruan tinggi tersebut. Jika perguruan tinggi yang akan dituju berada diperingkat yang jauh di bawah bahkan tidak masuk peringkat, maka sebaiknya jangan memilih perguruan tinggi tersebut agar tidak menyesal di kemudian hari.

Program Studi yang ditawarkan
Menegaskan penjelasan sebelumnya, pastikan siswa memilih jurusan yang sudah terakreditasi Unggul atau baik sekali. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan beberapa instansi atau perusahaan mensyaratkan penerimaan karyawan atau pekerja yang memiliki ijazah dari jurusan/ prodi minimal baik sekali. Meskipun masih ada juga yang mau menerima dari jurusan yang terakreditasi baik (C).  Selanjutnya pilihlah jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat anda. Karena banyak mahasiswa yang sudah kuliah sampai beberapa semester, baru merasa bahwa mereka salah jurusan karena tidak sesuai dengan minat mereka. Akibatnya belajar tidak sungguh-sungguh, bahkan ada juga yang tidak melanjutkan kuliah lagi (DO). Hal yang tidak kalah pentingnya untuk dikaji adalah jenis dan sebaran mata kuliah yang ditawarkan. Kalau hal ini sudah terkait dengan kurikulum, metode mengajar dll. tetapi paling tidak sebagai calon mahasiswa yang cerdas, anda dapat menjadikan ini sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jurusan yang tepat.

Dosen dan Tenaga Pengajar
Dosen memiliki peran penting dalam pembentukan kualitas pembelajaran. Bagaimana bisa mengetahui dosen yang ada di suatu perguruan tinggi? Caranya mudah, siswa dapat mengeceknya melalui laman www.pddikti.kemdiktisaintek.go.id. Dari laman tersebut dapat diketahui nama dosen, latar belakang pendidikannya, jumlah dosen,  hasil karya penelitian, dll. Semakin tinggi jenjang pendidikan dosen, maka kualitas pembelajaran akan semakin bermutu, begitu juga semakin banyak karya ilmiah yang dihasilkan berarti semakin bagus dosen tersebut di bidang publikasi ilmiahnya. Perlu diketahui bahwa dalam satu jurusan minimal harusnya memiliki sekurang-kurangnya 6 orang dosen tetap. Jadi jika ada yang kurang dari 6, berarti patut dipertanyakan tata kelola SDM di perguruan tinggi tersebut.

Fasilitas Kampus
Tidak dapat dipungkiri bahwa fasilitas kampus memiliki peran penting dalam menarik kesan pertama dan minat calon mahasiswa. Oleh karena itu banyak kampus yang menawarkan dan memberikan peluang bagi para siswa/ sekolah untuk berkunjung dan melakukan grand tour atau mini tour di kampus. Mereka akan diperkenalkan dengan luasnya area kampus, gedung-gedung yang dimiliki, fasilitas laboratorium, aula tempat wisuda dan hasil prestasi yang diraih mahasiswa di ajang nasional dan internasional. Cara yang dianggap klasik ini terbukti ampuh memikat siswa untuk kuliah, disamping cara kekinian juga terus dilakukan yaitu melalui media sosial maupun langsug turun ke sekolah-sekolah, mengikuti pameran pendidikan dan menggunakan jejaring internet lainnya. Bagi siswa SMA tidak perlu ragu sebelum memilih untuk kuliah di suatu perguruan tinggi, lihatlah kampusnya dari dekat jika memungkinkan. Pastikan kampus itu berdiri di atas lahan sendiri (jika swasta, lahan tersebut milik sendiri, bukan sewa). Sehingga di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merugikan mahasiswa.

Peluang Karier dan Alumni
Peluang karier menjadi sangat berarti bagi mahasiswa. Sehingga setelah lulus tidak menjadi pengangguran. Karena itu, piihlah perguruan tinggi yang memiiki network yang bagus dan telah bekerjasama dengan bidang usaha dan industri untuk menyalurkan lulusannya. Alumni juga memiliki peran penting, Himpunan Alumni seharusnya ada dan dibentuk untuk lebih dapat membuka peluang lulusan atau alumni diserap dalam dunia kerja. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa alumni memiliki peran yang signifika dalam memajukan perguruan tinggi, misalnya melalui partisipasi mereka dalam penerimaan mahasiswa baru dan pemberian testimony kepuasan alumni terhadap almamater mendorong mereka untuk berbagi pengalaman positif melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth). Hal ini berperan penting dalam menarik minat calon mahasiswa dan meningkatkan citra positif universitas di mata publik. Tetapi sebaliknya jika alumni sendiri tidak mendukung dan tidak mencintai almamaterya karena disebabkan pelayanan akademik yang kurang memuaskan, pembelajaran dosen yang kurang professional, dan hal-hal negative lainnya, maka jangan harap perguruan tinggi bisa berkembang dengan cepat dan dipercaya oleh masyarakat secara luas.

Biaya Kuliah dan Beasiswa
Bandingkan biaya kuliah di perguruan tinggi tersebut dengan perguruan tinggi lain. Jika biaya pendidikan tinggi, pastikan mendapatkan perincian biaya tersebut untuk apa saja, dan pastikan bahwa tidak ada biaya tambahan setelah masuk kuliah. Seringkali terjadi sebagai sebuah strategi pemasaraan perguruan tinggi menyampaikan biaya masuk perguruan tinggi murah, tetapi begitu masuk dan kuliah baru muncul jenis jenis pembiayaan lainnya. Cara yang termudah adalah mencari tahu dari alumni atau mahasiwa yang masih aktif apakah ada biaya tambahan. Bagaimana pula iklim di kampus tersebut apakah ada biaya tambahan ketika menjelang skripsi, praktik atau biaya wisuda yang tinggi. Apakah ada tradisi pungli yang dilakukan dosen atau tenaga kependidikan untuk memuluskan urusan pembimbingan skripsi/ tugas akhir, dll.

Beasiswa yang ditawarkan oleh perguruan tinggi juga bisa bermacam-macam, seperti KIP kuliah, beasiswa unggulan, beasiswa yayasan (bagi PTS), dll. calon mahasiswa/ siswa juga harus cermat dan cari informasi apakah pemberian beasiswa KIP kuliah, beasiswa unggulan, dll tersebut sesuai dengan mekanisme atau prosedur yag ditetapkan pemerintah? Atau ada pemotongan beasiswa dengan dalih subsidi silang, untuk administrasi dll. Jika masih terjadi hal demikian, sebaiknya siswa mencari perguruan tinggi yang lain, karena dipastikan ada yang salah dengan manajemen keuangannya.

Lokasi dan Lingkungan Kampus
Lokasi kampus menjadi pertimbangan penting juga, jika ada kampus yang dekat dengan tempat tinggal dan memenuhi syarat sebagaimana disebutkan diatas, maka bisa menjadi pilihan. Karena ini terkait dengan biaya hidup, kenyamanan dalam belajar, dan yang lebih penting tidak jauh dari orang tua/tempat tinggal. Meskipun demikian, jika terpaksa harus kuliah di luar kota di perguruan tinggi impiannya, sebaiknya carilah lingkungan tempat tinggal yang kondusif, aman, dan cari lingkungan pertemanan yang tidak toxic.

Demikianlah beberapa pertimbangan yang bisa dijadikan acuan bagi para siswa SMA/SMK/MA yang hendak melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Semoga bermanfaat. (Hary, 07/02/25)