f ' Inspirasi Pendidikan: Kewirausahaan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Tampilkan postingan dengan label Kewirausahaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kewirausahaan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 April 2025

MANAJEMEN RESIKO DALAM PENYELENGGARAAN EVENT

Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd


A.   Latar Belakang

Event organizer (EOadalah jenis usaha dalam dunia bisnis entertainment yang membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten. Profesi EO memerlukan pribadi yang berani, kreatif dengan ide-ide cemerlang, sehingga bisa memberikan kualitas yang berdampak pada kepuasan pelanggan. Berbagai event yang digelar bisa menimbulkan dampak di bidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan dampak politik, tergnatung jenis event yang diselenggarakan. Untuk menyelenggarakan sebuah event diperlukan persiapan yang matang, ditambah pengalaman EO dalam menyelenggarakan event, tentu saja manajer EO dan semua crew yang terlibat haruslah professional di bidangnya.

Meskipun demikian, banyak sekali dijumpai pelaksanaan sebuah event yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa kendala terjadi hingga penyelenggaraan event gagal, merugi, akhirnya nama baik EO semakin merosot di mata klien, berujung pada menurunnya public trust. Dampak terburuknya adalah tidak ada yang percaya dengan EO, tidak ada job, akhirnya gulung tikar/ bangkrut usaha EO tersebut. Hal-hal ini adalah bagian dari resiko dari sebuah pekerjaan. Pekerjaan apa pun tentu tidak lepas dari resiko, termasuk penyelenggaraan event. Setiap perhelatan/ event yang diadakan , baik besar maupun kecil tetap saja memiliki sebuah resiko dalam pelaksanaannya. Misalnya: Event konsert kerap kali terjadi resiko tawuran antar penonton, Sepak bola di Malang yang baru beberapa bulan terjadi menelan korban ratusan jiwa, dll. resiko-resiko tersebut adalah resiko negatif yang terjadi. Karena itu diperlukan langkah-langkah perencanaan di setiap event agar bisa mengantisipasi atau minimalisir resiko-resiko tersebut. Perlu sebuah manajemen yang tepat untuk mengendalikan resiko yang bisa terjadi dalam penyelenggaraan sebuah event.

 

B.  Pembahasan

Resiko adalah peluang terjadinya penyimpangan dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang pengelola event harus cermat dalam mengidentifikasi, menilai, dan menindaklanjuti kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, sehingga event dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang harus diwaspadai terhadap sumber yang berpotensi menimbulkan resiko:

1.      Area pelaksanaan event

2.      Kerumunan khayak ramai

3.      Peralatan berat dengan mobilisasi dinamis

4.      Euforia yang ditimbulkan dari event yang dilaksanakan.

Dari keempat resiko tersebut, yang paling mendapat perhatian adalah ‘crowd risk’ karena kerumunan orang banyak terkadang tidak bisa dikontrol dengan baik. Sebagaimana event yang dicontohkan di atas, seperti sepak bola, dan konser musik.

Sebuah event  memiliki tiga fase utama yang memicu terjadinya keramaian, yaitu pintu masuk dimana orang bergerak dan mendekati pintu masuk, sirkulasi atau pergerakan orang di dalam event, dan pintu keluar. Sehingga ketiga bagian tersebut harus mendapat perhatian. Misalnya pintu masuk dijaga ketertiban antrian, penyediaan tiket masuk dan beberapa pintu masuk dengan sistem pintu putar (turnstile) maupun pagar barikade dapat disiapkan. Pergerakan orang di dalam sebuah event juga harus diperhatikan, maka tim keamanan harus sikap bertindak jika ada hal-hal yang berpotensi berbahaya, misalnya berdesakan, potensi kerusuhan, dll. Begitu juga dengan pintu keluar, harusnya lebih lebar dan banyak, sehingga ketika keluar tidak berdesakan.

Manajemen resiko adalah proses mengantisipasi, mencegah atau meminimalisir biaya, kerugian, atau masalah potensial bagi organisasi, partner maupun konsumen terkait event itu sendiri.

Beberapa resiko yang memungkinkan terjadi juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1.    Natural disasters risk (resiko yang disebabkan bencana alam), resiko seperti ini tidak dapat diantisipasi dengan mudah, karena tidak bisa teridentifikasi sebelumnya. Misalnya gempa bumi. Tetapi untuk resiko yang disebabkan cuaca, masih bisa diminimalisir dengan selalu memantau prakiraan cuaca dari BMKG. Resiko yang disebabkan tanah longsor, Tsunami, misalnya masih bisa diantisipasi dengan penempatan event yang aman jauh dari lokasi yang berpotensi longsor, sedangkan tsunami sulit dideteksi, tetapi bisa diantisipasi dengan persiapan mobil yang siap untuk evakuasi jika ada informasi warning system dari pihak yang berwenang setempat.

2.     Financial risk (resiko keuangan, termasuk kerugian karena pelaksanaan event). Resiko ini terjadi lebih kepada kurang matangnya perencanaan keuangan. Karena itu manajemen keuangan yang baik bisa menjadi solusi agar financial risk tidak terjadi.

3.    Legal risk (misalnya kegagalan event karena faktor perizinan yang belum dikeluarkan oleh pihak berwajib). Beberapa contoh event yang sering dibatalkan bahkan dibubarkan adalah perizinan yang belum keluar dari pihak berwajib dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di pemerintah daerah setempat. Sebetulnya hal ini pun bisa diantisipasi dengan menyelesaikan pengurusan izin penyelenggaraan event jauh sebelum hari H dilaksanakan.

4.      Techno-related risk (resiko terkait dengan hal-hal teknis)

5.   Mismanagement (kegagalan dalam mengelola event). Resiko ini terkait dengan jam terbang penyelenggara event. Kemampuan dalam mengelola sebuah event yang professional ditentukan oleh kepemimpinan yang unggul dan staff/ volunteer yang solid dan mau bekerja keras menyukseskan event yan digelar.

6.  Safety risk (resiko keselamatan baik keselamatan crew, talent, maupun penonton). Siapkan dengan baik beberapa tenaga kesehatan, buat posko kesehatan. Jika dimungkinkan kerjasama dengan rumah sakit atau dinas kesehatan setempat agar jika terjadi sesuatu menyangkut keselamatan penonton, crew, dll bisa mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat. Pemberian pelatihan kepada segenap crew untuk pertolongan pertama akan sangat  membantu jika resiko ini terjadi.

7.  Security risk (resiko keamanan). Untuk mengantisipasi kerusuhan yang berpotensi gagalnya kegiatan yang dilakukan, maka pengelola event harus dapat bekerjasama dengan POLRI, TNI atau petugas keamanan yang sudah terlatih serta professional. Pemadam kebakaran juga dapat disiapkan untuk keamanan sebagai antisipasi jika ada hal terkait dengan kebakaran, dll di lokasi acara.

8.      Crowd risk (resiko yang ditimbulkan oleh banyaknya kerumunan yang ada).

 Manajemen resiko menjadi prioritas untuk diimplementasikan oleh pengelola event/ EO, agar hal-hal yang tidak dikehendaki bisa dicegah dan pelaksanaan event bisa berjalan dengan lancar. Proses manajemen resiko dapat dideskripsikan sebagai berikut:

 

1.   Identify risk and hazards

Dalam mengidentifikasi resiko dan bahaya ketika menyelenggarakan event, pengelola event seharusnya melakukan survey menggali informasi dari media, internet atau pengelola event yang pernah menyelenggarakan acara sejenis di tempar tersebut. Sebelum pelaksanaan perlu dilakukan diskusi dengan semua tim, tentang tindakan  terkait:

a.   Memastikan kapan dan suatu masalah yang mungkin terjadi

b.   Melihat masalah secara komprehensif

c.   Menganalisis kemungkinan masalah yang timbul dan konsekuensi yang ditimbulkan.

 

Berikut ini beberapa jenis dan contoh identifikasi resiko:

a.      Jenis bahaya fire (api) : cara mengidentifikasi: apakah ada bahan atau peralatan yang berpotensi menimbulkan api?

b.     Plant and equipment ; Apakah ada letak tanaman yang terlalu tinggi atau miring? Dan berpotensi jatuh dan menimpa orang?    

c.      Hazardous substance:  Apakah ada zat-zat yang berbahaya? Misalnya: Zat yang mudah terbakar.

d.     Electrical equipment : Apakah ada bahan atau alat yang berpotensi menimbulkan korsleting listrik? Atau ada bahan atau alat yang berpotensi menjadi pengantar listrik dan berbahaya?

e.      Stacking : Apakah peralatan berat sudah dipasang dengan kondisi yang benar? Tidak miring, tidak berpotensi rubuh, dll

f.      Temporary fencing  : Apakah bahan bakar barikade yang digunakan berbahaya (misalnya: tajam) Apakah bahan pagarnya kuat, tidak mudah diterobos?

 

2.   Ukur Dampak resiko dan Bahaya (assess risk and hazards)

Sebagai upaya untuk mengukur/ menilai hal-hal yang bisa saja terjadi, maka pengelola event harus menyusun SOP untuk mengelola resiko dan bahaya demi keamanan bersama.  Misalnya juknis penanggulangan resiko, siapa yang harus bertanggung jawab, apa yang harus dilakukan, dll. Singkatnya semua crew dari pengelola event harus dibeali dengan kemampuan/ skill untuk mengantisipasi dan menanggulangi hal-hal yang berisiko terhadap kegagalan sebuah event.  Formulasi manajemen resiko dapat dilakukan utamanya event yang besar dengan memberikan pelatihan kegawat daruratan, latihan pertolongan pertama, dan pelatihan tentang konsultasi manajemen resiko.

 

3.   Mengelola Resiko dan Bahaya (manage risk and hazards)

Langkah terakhir adalah langkah pengendalian dan penanganan resiko dan bahaya. Contoh control manajemen resiko sebagai berikut:

a.   Rencana eliminasi : mengeliminasi bagian acara yang beresiko tinggi dari susunan acara. Misalnya: Acara peluncura balon helium

b.  Rencana Substitusi: Menyiapkan beberapa plan A, Plan B sebagai pengganti Misalnya: jika pelaksanaan acaraya outdoor, maka disiapkan plan B yaitu ruang indoor

c.   Recana Isolasi: Menyebarkan event di beberapa tempat untuk mengurang kepadatan pengunjung. Misalnya; Pada waktu puncak malam grebeg suro, di beberapa titik masuk pusat kota/ alun-alun terdapat beberapa pentas event, meskipun di alun-alun juga ada.

d.   Kontrol teknis: menyiapkan cadangan untuk keperluan teknis. Misalnya: menyiapkan genset untuk antisipasi listrik yang padam

e.   Kontrol administrative: Menyiapkan paperwork, misalnya: menyiapkan jalur evakuasi, membuat posko barang hilang, posko anak / orang hilang, dll)

f.    Rencana darurat: Menyiapkan rencana pendukung secara terperinci untuk meminimalisir resiko. Misalnya: menyediakan jasa persewaan atau pembelian tikar, jasa sewa payung atau pembelian payung, dll)

 C.   Penutup

Demikianlah, hal-hal yang harus diantisipasi agar tidak terjadi sebagai bagian dari manajemen resiko. Sehingga event yang diselenggarakan tetap berjalan dengan lancar. Jika resiko terjadi misalnya karena faktor alam dan faktor teknis tertentu, maka event yang diadakan pastilah berdampak. Tetapi dengan manajemen yang baik, diharapkan dampak yang terjadi tidak terlalu fatal bagi pengelola event ataupun pengguna event/ klien/ pengunjung event.

 __________

* Penulis adalah Dosen  FTIK di IAIN Ponorogo

Rabu, 19 Juli 2023

SUKSES MARKETING BAGI EVENT ORGANIZER



Pemberian penghargaan pemenang Festival Reog Nasional tahun 2023

inspirasipendidikan.com_Sahabat inspirasi pendidikan,tanggal 02 Juli 2023 sampai 19 Juli 2023, Kabupaten Ponorogo mengadakan agenda tahunan yaitu Festival Reog Nasional (FRN) yang merupakan bagian dari Grebeg Suro 2023. Bagi sahabat yang sudah pernah melihatnya pasti akan memiliki kesan yang luar biasa, takjub, spektakuler dan hebatnya berlangsung aman dan tertib. Pada tahun 2023 FRN ini masuk dalam KEN (Kharisma Event Nasional) oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bahkan menduduki peringkat ke 2 dari 10 agenda KEN di Indonesia. Pementasan kolosal di Alun-Alun Ponorogo ini berlangsung hampir satu minggu yang didahului oleh Festival Reog Remaja. Khusus Festival Reog Remaja ini, semua penari yang tampil, berikut pengrawit dll adalah dari siswa-siswi SMP/MTs sederajat.. Jathil dan Reog menjadi muatan lokal di hampir semua sekolah di Ponorogo di semua jenjang pendidikan. Jelaslah bahwa Reog Ponorogo ini memang sudah mengakar dalam budaya masyarakat Ponorogo.

Selain FRN tersebut, terdapat acara yang tidak kalah seru dan bernilai sakral, yaitu Bedhol Pusaka dan Kirab Pusaka. Bedhol Pusaka ini adalah semacam ritual membawa Pusaka Kabupaten Ponorogo dari Dalem Pringgitan menuju Kota Lama Ponorogo tepatnya Makam Batoro Katong. Bedhol Pusaka dilakukan pada malam hari, sedangkan Kirab Pusaka adalah membawa kembali Pusaka tersebut dari Makam Batoro Katong menuju pendopo Kabupaten Ponorogo. Kirab Pusaka ini tidak hanya membawa pusaka yang sudah dimandikan/ dijamas, menuju Pendopo Kabupaten, melainkan juga menjadi ajang promosi bagi instansi, SKPD dan lembaga pendidikan di Ponorogo. Iring-iringan delman yang dinaiki Bupati, Wakil Bupati, Forkompimda, Kepala Dinas, Camat, ratusan mobil hias, penampilan drumband, dan lain-lain, menjadi magnet bagi masyarakat Ponorogo dan sekitarnya untuk melihatnya. Event ini berhasil memukau puluhan ribu masyarakat yang secara antusias menyaksikannya.

Penyerahan penghargaan penyaji terbaik pada FRN 2023
Sekarang mari kita lihat dari perspektif manajemen marketing bagi Event Organizer yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pemkab Ponorogo tentu tidak mungkin melaksanakan kegiatan ini sendirian, tetapi menggandeng event organizer untuk mensukseskan acara yang berskala nasional ini. Bagaimana event organizer ini mampu memasarkan festival Grebeg Suro ini menjadi begitu masyhur dan puluhan ribu penonton hadir setiap malamnya, bahkan penonton dari luar negeri pun hadir melihatnya.

Pemasaran adalah suatu usaha untuk membaca dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan motivasi seseorang untuk datang ke sebuah event. Pemasaran event/ marketing event merupakan suatu proses menggunakan strategi bauran pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dengan menciptakan suatu event yang bernilai untuk klien. Hall (1997) lebih memperjelas lagi bahwa Pemasaran event merupakan suatu fungsi bisnis dimana pengelola event mencoba untuk memahami apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas, tidak hanya klien tetapi juga komunitas serta masyarakat terkait. Dalam konteks penyelenggaraan event Grebeg Suro 2023 ini, nampaknya Event Organizer ini sukses dalam pemasarannya. Apa saja kunci sukses dalam marketing sebuah event? Silahkan simak tulisan selanjutnya di bawah ini.

Terdapat tujuh tahapan yang harus dilakukan oleh event organizer agar sukses memasarkan event yang diselenggarakan, yaitu (1) menetapkan tujuan dari event, (2) mengidentifikasi target pasar, (3) mendesain layanan dan produk-produk event, (4) menentukan tarif/ harga event,(5) menetapkan strategi, (6) mempromosikan event dan (7) mengevaluasi strategi dan taktik dalam pemasaran yang telah dilakukan. Dengan tahap-tahap ini dilaksanakan secara maksimal, maka event tersebut akan mencapai sasaran dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Penetapan tujuan event dilaksanakan pada tahap awal. EO dan klien dapat bersama merumuskan Tujuan umum dan tujuan khusus dari event yang akan diselenggarakan. Misalnya, untuk Tujuan umumya adalah Meningkatkan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan kebugaran, Meningkatkan kebanggaan masyarakat, Memajukan masyarakat ekonomi lokal, Meningkatkan penjualan produk, Membangun loyalitas Tim dll.

Setelah penetapan tujuan, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi target pasar. Harus diingat bahwa tidak semua produk bisa menyenangkan semua konsumen, dan tidak semua event cocok dan dapat diterima oleh semua orang. Itulah sebabnya diperlukan segmentasi pasar untuk menentukan siapakah target yang akan dibidik dan diharapkan bisa partisipasi dalam kegiatan tersebut.

Manfaat yang diperoleh secara umum oleh target pasar adalah rasa bangga, pengalaman baru, hiburan, pengalaman belajar, hasil yang menarik, kesempatan bertemu orang lain, peluang untuk membeli sesuatu dan peluang untuk melihat sesuatu yang unik. Sedangkan manfaatnya bagi klien adalah membuka peluang bisnis, membangun dengan masyarakat dan meningkatkan brand awareness.

Prosesi Kirab Pusaka pada Grebeg Suro Ponorogo tahun 2023
Dalam mendesain suatu produk atau jasa, maka organisasi bisnis harus membangun reputasi dengan standar-standar kualitas layanan dan branding yang dikemas semenarik mungkin. Dalam konteks event, Produk merupakan kombinasi 4 element berikut: (1) Barang/Komponen berwujud (2) Layanan/ Komponen tidak berwujud, (3) Pencitraan Merk/ Branding (Bagaimana nama & citra event dapat diterima menjadi suatu keunggulan bagi konsumen),(4) Reputasi (Bagaimana event diposisikan sesuai dengan kebutuhan target pasar yang dituju).

Terkait dengan tarif/ harga dari sebuah event, Harga merupakan semua nilai yang konsumen bayar untuk dapat pengalaman menghadiri acara suatu event, tidak hanya materi, tapi waktu luang dan usaha. Dalam menentukan harga dari sebuah event, hal-hal berikut yang harus dipertimbangkan, yaitu: (1) Waktu penyelenggaraan event, (2) Harga Promosi (jika permintaan event rendah, gunakan strategi penyesuaian harga, seperti early bird), (3)Building event (mengemas event dengan akomodasi/penawaran lainnya, seperti voucher makan, dll), (4)Metode Pembayaran, dan diskriminasi harga (penyesuaian harga sesuai fasilitas, seperti tempat duduk)

Untuk mempromosikan sebuah event, dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti Press release, speech, news conference, ambassador, news reporting, appreciation rewards,  VIP visites and celebrities            dan charitable donation. Penggunaan media sosial juga menjadi alternative murah tetapi memiliki dampak yang luas untuk promosi. Singkatnya baik promosi secara online maupun offline harus ditempuh agar event yang akan diselenggarakan dihadiri banyak pengunjung dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sahabat inspirasi, demikianlah sekilas tentang marketing dalam event organizer, semoga bermanfaat untuk semuanya. (HAR, 19/7/2023)

Kamis, 16 Februari 2023

KUNCI KEBERHASILAN MENJADI WIRAUSAHAWAN

 


KUNCI KEBERHASILAN MENJADI WIRAUSAHAWAN

Siapa yang ingin menjadi wirausahan atau pengusaha? Hampir semua orang yang ditanya seperti itu akan menjawab “ya, saya ingin mandiri, punya usaha sendiri. Ya, saya ingin menjadi seorang pengusaha.”  Sebagaian orang tidak suka menjadi pengusaha, mereka ada yang lebih suka menjadi pegawai baik swasta tau jadi ASN yang dinilai lebih aman dari sisi pendapatan. Sementara pengusaha dirasa tidak aman karena sangat memungkinkan tidak berhasil atau bahkan bangkrut. Inilah yang terjadi di masyarakat.

Memang harus diakui bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang wirrausahawan atau pengusaha. Tetapi tdak mudah bukan berarti tidak bisa. Banyak contoh para pengusaha/ wirausahawan sukes di Indonesia bahkan luar negeri, dan akhirnya mereka bisa mengangkat derajat hidup orang banyak dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang telah didirikan. Apa yang menjadi kunci keberhasilan mereka , para wirausahan agar menjadi sukses?  Apa saja syarat, sifat dan sikap yang harus dimiliki? Berikut kami berikan kunci keberhasilan para pengusaha agar kelak para pembaca inspirasipendidikan.com juga bisa terinspirasi dan melangkah mantap menjadi seorang wirausahawan.

Sikap Mental yang harus dimiliki:

  1. Yakin dapat menggapai sukses dengan bisnis;
  2. Menyenangi bidang bisnis dan menerjuni bisnis dengan senang; semangat dan gairah kerja dalam menekuni bisnis. Mampu mengubah pekerjaan menjadi kegiatan yang menggairahkan, menarik dan memberi kepuasan;
  3. Tanamkan bahwa menciptakan pekerjaan lebih mulia daripada mencari pekerjaan, karena akan mendukung penghasilan orang banyak;
  4. Tekun dalam berbisnis, karena yang menggaji adalah konsumen. Jika tidak tekun, akan di PHK konsumen;
  5. Tidak cepat putus asa, jika mengalami hambatan;
  6. Kemampuan memperluas dan membina relasi merupakan kunci sukses dalam berbisnis, luas dan luwes dalam pergaulan, terutama kepada pihak yang terkait dengan bisnis kita;
  7. Menganggap pembeli adalah raja. Sikap ramah tamah, santun dan murah senyum merupakan salah satu kunci daya tarik terhadap pembeli;
  8.  Jeli melihat peluang bisnis;  banyak mencari informasi peluang bisnis. Kejelian dapat ditingkatkan jika kreatif dan inovatif;
  9. Mampu melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses;
  10. Bersikap mental positip terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah setiap pengalaman.;
  11.   Kebiasaan baik yang telah diperoleh merupakan harta yang penting, misal kerja pagi-pagi untuk  menggunakan waktu dini secara produktif;

Syarat menjadi wirausaha

1.      Semangat kerja (kemauan, keuletan dan ketekunan): Merupakan prasyarat dasar berhasilnya usaha di segala bidang. Tingkat semangat kerja ditentukan oleh nilai yang didapat dari pendidikan sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.

2.   Kemampuan atau keahlian; Seorang calon wirausaha perlu memiliki kemampuan /keahlian mendapatkam gagasan orisinil maupun dalam memilih orang yang tepat sesuai dengan bidangnya.

3.      Kesempatan; Gagasan dan kemampuan tidak dapat dikembangkan dengan baik jika tidak ada kesempatan. 

4.      Disiplin; Faktor sangat penting dalam membentuk pribadi seorang wirausaha yang tangguh. Disiplin bukan merupakan sesuatu yang ada dengan sendirinya dalam pribadi, namun merupakan suatu produk dari proses pendidikan yang panjang.

5.      Keberanian; didasarkan perhitungan yang matang. Keberanian membuka gagasan usaha, mengambil keputusan atau resiko

6.      Merdeka lahir batin; Tidak menggantungkan nasibnya kepada manusia. Tidak mau diikat oleh balas jasa/balas budi dengan mengorbankan harga dirinya.

7.        Modal; Modal merupakan faktor pelengkap dalam kegiatan wirausaha.

Kunci Keberhasilan Wirausaha

1.       Mempunyai tujuan yang jelas: Tujuan harus bisa mengarahkan kegiatan masa kini dan mendatang. dirumuskan secara jelas, lugas, realistis sehingga memungkinakan untuk dicapai. Ditetapkan berdasarkan potensi yang dimiliki.

2.      Bekerja keras; ulet atau tidak mudah putus asa, tekun yang berarti dengan sabar ingin mencapai sesuatu sesuai tujuan.

3.      Mengambil resiko sedang; berani mengambil resiko, namun harus didasarkan pada pertimbangan masak dan dipilih resiko yang berdampak sedang.

4.      Memanfaatkan peluang; Sebagian besar peluang harus dicari dengan sungguh sungguh. Untuk mencari peluang perlu adanya suatu kehendak untuk mencari informasi, memperluas wawasan dan berusaha berpikir kreatip. Mencari dan melihat peluang tidak cukup apabila tidak disertai dengan kemampuan memanfaatkan peluang.

5.      Mengutamakan kejujuran; Kejujuran merupakan suatu hal yang mutlak dan perlu dipertahankan oleh wirausaha, karena menyangkut nama baik.

6.      Mempunyai motivasi tinggi dalam berprestasi.; Seorang bekerja atau bertindak didasarkan pada motif-motif yang ada dalam dirinya. Seorang wirausaha harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi.

7.      Berfikir dan bertindak efisien; merupakan kunci keberhasilan pemanfataan sumberdaya. Pencapaian tujuan diukur efektivitas dan efisiensinya.  Tujuan yang dicapai tidak secara efisien merupakan suatu pemborosan.

8.      Berfikir optimis; memeandang segala sesuatu dengan positip. Berpandnagan optimis dan positip akan menggerakkan orang bertindak dan mencapai tujuan,sedang berpandnagan pesimis dan negatip akan  menyebabkan hambatan psikologis untuk bertindak.

9.      Menghargai waktu: Tidak banyak yang menyadari bahwa waktu merupakan sumberdaya yang paling penting, oleh karena itu manfaatkanlah dan hargailah waktu. Prestasi seseorang lebih bayak ditentukan oleh sejauh mana memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya  dan tidak menyia –nyiakan.

10.   Mempunyai kemampuan berkomunikasi; Seorang wirausaha dituntut bekerja dengan orang lain, sehingga kemampuan berkomunikasi perlu ditingkatkan, baik dengan lisan , tulisan, dan juga kemampaun mendengarkan orang lain.

11.   Banyak konflik dalam kerjasama karena komunikasi yang kurang baik: Berpandangan jauh kedepan. Masa lalu adalah penting sebagai pelajaran, tetapi jangan terpaku dengan masa lalu. Pandangan hendaknya lebih ditujukan ke masa depan yang lebih baik.

12.  Dengan melihat ke depan, berarti bahwa menganalisa apa kira-kira yang akan terjadi dan atas dasar hasil analisis ini kemudian dibuatkan suatu rencana.

13.  Membiasakan bekerja rapi dan sistematis; Bekerja denga rapi berarti selalu berusaha bekerja dengan terorganisir. Membiasakan bekerja dengan rapi dan sistematis akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.

14.   Mempunyai pencatatan keuangan; Seorang wirausaha harus mempunyai pencatatan yang lengkap, tertib dan rapi berbagai transaksi keuangan. Tanpa adanya catatan keuangaan tidak akan diketahui apakah usahanya rugi atau untung.

15.   Melakukan penghematan biaya operasional; Ada dua komponen biaya yaitu biaya tetap dan variabel. Kedua komponen biaya itu pada hakekatnya dapat dihemat melalui perencanaan, tindakan efisien dan pengendalian secara terpadu.  Bagi wirausaha pemula, lebih baik menekan biaya tetap sekecil mungkin dan mengatur biaya variabel sesuai dengan skala atau perkembangan usahanya.

16.   Menekan biaya material; Komponen biaya tenaga kerja pada dasarnya sulit diturunkan namun biaya material lebih fleksibel dan mudah dirubah. Rasio biaya material yang mencapai 70 % atau lebih dari  harga jual, maka usaha tersebut di ambang kehancuran. Untuk mengurangi biaya material dapat dilakukan dengan cara : a) memebeli bahan baku maupun bahan pembantu dengan partai besar, b) menekan pemborosan material dan c) mencari alternatif material pengganti.

17.   Mengusahakan pembeli sebagai pelanggan tetap; Proses penjualan tidak terhenti pada saat pembeli membayar barang yang telah dibelinya. Pembeli yang merasa puas, akan kembali membeli lagi. Wirausaha harus  dapat menangkap keinginan dan kebutuhan pembeli serta berusaha untuk mengetahui ukuran kepuasan dari pembeli.

18.   Melakukan pengawasan secara ketat terhadap piutang; Banyak wirausaha pailit karena piutang. Bagi wirausaha pemula, dapat menjual dengan cara kredit, akan tetapi konsekuensinya harus diikuti dengan melakukan pengawasan secara ketat terhadap piutang. Harus membuat daftar piutang disesuaiakn dengan waktu jatuh temponya dan secara intensif melakukan penagihan.

19.  Selalu meningkatkan diri; Seorang wirausaha seharusnya jangan puas dengan kemampuan yang ada pada dirinya saat ini.  Harus menyadari bahwa tantangan dan pekerjaan masa datang akan lebih berat, sehingga harus berusaha meningkatkan diri. Keinginan untuk meningkatkan diri harus didasarkan pada keyakinan bahwa dirnya mempunyai kelemahan yang perlu diatasi.Kemampuan untuk selalu melihat kelemahan dirinya perlu selalu ditingkatkan. Yang penting dalam peningkatan diri itu adalah keterbukaan diri untuk menerima hal-hal yang baru.

Demikianlah sikap mental yang harus dimiliki seorang wirausahawan, Syarat menjad seorang wirausahawa dan kunci keberhasilan seorang wirausahawan. Semoga bermanfaat bagi semua sahabat inspirasi pendidikan. (HAR)

Sabtu, 11 Februari 2023

MENGGALI IDE PELUANG USAHA


 

MENGGALI IDE PELUANG USAHA DAN TIPS  MEMULAI USAHA

Kemampuan untuk mencari peluang usaha merupakan hal yang perlu diasah oleh para calon wirausahawan. Bagi pengusaha yang sudah lama bergelut di bidang wirausaha mungkin hal semacam ini sudah melekat dalam dirinya. Sehingga setiap kondisi yang ditemui, dianalisis dan dapat ditentukan apakah memiliki prospek yang bagus untuk membuka usaha. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pengalamannya yang didukung oleh modal besar dan network yang dimiliki.

Bagaimana dengan para calon wirausahawan? Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencari dan menentukan peluang usaha antara lain:

1.  Peluang usaha bersumber dari adanya kebutuhan dari individu atau masyarakat;

Identifikasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat atau kebanyakan anggota masyarakat saat ini atau di masa yang akan datang. Semakin banyak yang membutuhkan, maka semakin besar peluang usaha dapat dibuka. Misalnya: di suatu daerah yang cukup padat penduduknya, sebagian besar penduduknya bekerja di luar negeri, maka transaksi keuangan via transfer sering dilakukan oleh pekerja migran untuk kebutuhan keluarganya di rumah. Sementara itu lokasi ATM dan Bank cukup jauh ada di pusat kecamatan. Maka peluang usaha yang memungkinkan untuk dilakukan misalnya dengan membuka BRILink, Agen BNI46, dll. sehingga masyarakat tidak usah jauh-jauh untuk ambil uang atau untuk kebutuhan transfer lainnya. Beberapa contoh peluang usaha lainnya dapat ditemukan di sekitar tergantung kondisi dan kepiawaian, keberanian, serta faktor-faktor lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada beberapa faktor yang juga harus diperhatikan yaitu faktor ekonomi, politik, pasar, persaingan, pemasok, teknologi, sosial dan geografi. Karena itu seorang wirausahan harus Mencari informasi terkait perubahan pada masyarakat, seperti internet, instansi pemerintah, dan lan-lan. Sumber informasi juga dapat diperoleh dari instansi/lembaga pemerintah, media massa, pasar atau mungkin melalui wawancara dengan konsumen. Jadi, peluang senantiasa ada karena perubahan-perubahan terus berlangsung baik di tingkat individu, maupun ditingkat masyarakat. Kemampuan kita melihat peluang sangat tergantung dari informasi yang kita peroleh tentang faktor lingkungan usaha.

Dalam menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan in-side-out (dari dalam ke luar) bahwa keberhasilan akan dapat diraih dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini. (2) Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat diraih dengan menciptakan kebutuhan.

2. Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan

Dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

a)  Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.

b) Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan saat ini belum tentu menguntungkan di masa yang akan datang.

c) Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.

d) Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dalam memilih lapangan usaha, kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi internal kita dan kondisi eksternal dimana usaha kita jalankan, karena faktor internal dan eksternal ini akan sangat menentukan kesuksesan kita dalam menjalankan usaha. Faktor internal yang dimasuksud disini seperti penguasaan sumberdaya (lahan, bangunan, peralatan dan finansial), penguasaan teknis atau keterampilan, penguasaan manajemen dan jejaring sosial yang kita miliki. Faktor eksternalnya adalah Peraturan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran, persaingan, resiko dan prospek ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun global.

3.  Langkah-Langkah Berwirausaha

Terdapat beberapa tips yang bisa dipraktikkan dalam  memulai usaha baru. Yaitu:

a)   Pilih bidang usaha yang anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di dalamnya;

Tips pertama ini sangatlah membantu bagi mahasiswa / pelajar/ calon wirausahawan yang cenderung memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah memang, terutama jika kita sudah lama dan terbiasa berada dalam zona aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink kita untuk berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak anda tekuni.

b)  Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan

Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut. Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya makan siang gratis, siapapun itu, anda harus tetap berhati-hati dan mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak terduga. Hal ini juga sejalan dengan prinsip seorang pebisnis “uang tidak mengenal tuan”. Bisa saja hari ini anda adalah big boss, namun esok lusa anda menjadi pengangguran karena didepak oleh karyawan sendiri yang bekerja sama dengan partner bisnis anda atau bahkan investor anda.

c)  Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam  produk/jasa anda

Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di dalam fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya. Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai terlalu tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang anda tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang jauh lebih baik.

d)  Jaga kredibilitas dan brand image

Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita. Padahal, ini yang paling penting dalam berbisnis. Mengulur-ulur pembayaran kepada supplier atau peminjam modal, adalah tindakan yang sangat fatal dan berakibat kepada munculnya nama anda di dalam daftar hitam jaringan bisnis usaha yang anda tekuni. Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali bertindak arogan dan mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal bukan hanya sekali dua kali orang-orang melakukan komplain, akibatnya, kehilangan pelanggan adalah hal nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar yang dikuasainya.

e)  Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa

Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan usaha. Padahal bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu bertahan dan berjuang.

 

Selain langkah-langkah tersebut di atas, penulis berikan tips juga langkah-langkah teknis dalam memulai usaha menurt Tung Desem Waringin, Seorang Wirausahawan dan trainer yang sudah sukses di bidanngnya. Antara lain:

a)  Bangun Ide bisnis dengan menulis Impian dan hobby kita.

b)  Berikan alasan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut.

c)  Mulailah untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema yang tepat dan tulis misi / Langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep usaha yang jelas

d) Lakukan riset baik di internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi yang kita tulis harus terdefinisi dengan jelas, specific dan marketabel sesuai bidangnya.

e)  Tuliskan dan rancang strategi yang akan dijalankan

f)  Cari pembimbing (pilih yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk pembanding dan mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan langkah-langkah pencapaian goal tersebut

g)  Buatlah  sebuah  TEAM yang kompak untuk membantu  mewujudkan  goal tersebut .

h) Optimalkan jaringan, relasi dan network yang kita punya untuk mencapai goal/visi kita tersebut

i)  Buat jaringan baru yang tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi sebanyak-banyaknya

j) Gunakan alat bantu untuk mempercepat pencapaian misal website, jejaring sosial, advertisement, promosi, dll

k) Buat SYSTEM yang ideal untuak bisnis tersebut. (S=Save, Y=Your, S=Self, T=Timing, E=Energy, M=Money)

Demikianlah langkah-langkah yang dapat dilakukan bagi para calon pengusaha / wirausahawan baru untuk menggali ide peluang usaha dan mempraktikkannya dalam memulai usaha. Yang terpenting dari kesemua itu adalah keberanian untuk memulai usaha setelah menentukan peluang dan bidang usaha yang digeluti. (HAR)