MEMULIAKAN KEDUA ORANG TUA
Ke Samudera Naik Kapal Selam
Udaranya Panas dan juga lembab
Kalau nanti saya ucapkan salam
Jangan lupa hadirin menjawab
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Yang saya hormati Dewan juri, dan
Hadirin Rohimakumulloh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kepada kita, dari nikmat yang paling kecil, sampai nikmat yang paling besar, yaitu nikmat Iman dan Islam. Karena itu mari kita ucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin
Sholawat beserta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita,
Baginda Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamat.
Hadirin Rahimakumullah,
Dewan Juri yang terhormat,
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan pidato dengan judul “Menggapai Ridho Allah dengan Memuliakan Orang Tua”
Kaum Muslimin muslimat Rahimakumullah,
Sebelumnya saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk merenung sejenak,
bayangkanlah kedua orang tua kita, wajah ayah dan ibu kita. bayangkanlah raut
wajah dan senyum mereka. Betapa mereka begitu ikhlas membesarkan dan mendidik
kita. Ketika kita masih kecil, mereka telah mencurahkan segenap kasih sayangnya,
saat kita sakit, digendongnya, sampai tertidur. Semalaman beliau begadang tidak
tidur menunggui kita yang sedang sakit, meskipun seharian beliau sudah lelah
bekerja. Ketika di dalam kandungan, dengan bersusah payah, ibu menjaga agar
kita tetap sehat dan kuat. Begitu pun dengan ayah. Dengan cucuran keringat,
ayah kita membanting tulang, mencari nafkah untuk membiayai keluarga.
Nah… Tidak cukupkah itu semua bagi kita untuk memulyakan dan
berbakti kepada orang tua? apakah kita tidak malu pada diri sendiri, jika tak
mampu membalas kebaikannya? Pertanyaanya adalah apakah kita sudah berbakti
kepada kedua orang tua? tidak usah dijawab… renungkan saja.
Saudara-saudaraku sekalian, ketahuilah orang tua kita begitu
menyayangi kita, ketulusannya dalam memberikan kasih sayang tidak mengenal
pamrih, iklhas lillahi ta’ala. Mereka tidak mengharap apalagi meminta
anak-anaknya untuk membalas kebaikannya. Tetapi.. sebagai anak Islam yang
sholih shalihah, wajib bagi kita untuk memberikan balasan terbaik dengan cara
mendoakan setiap saat agar orang tua diberikan kesehatan, dilndungi Allah SWT
di setiap pekerjaannya, diberikan kesabaran dalam mendidik kita, anak-anaknya.
Dengan cara belajar yang rajin, tunjukkan prestasi kita, maka orang tua kita
akan bangga, dan pintu-pintu doa serta keberkahan akan teruus mengalir di
setiap denyut nafas kita.
Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Isro ayat 23, yang artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Hadirin
Rohimakumulloh,
Bisa
ditarik kesimpulan bahwa wajib hukumnya, saya ulangi lagi ‘WAJIB HUKUMNYA” bagi kita untuk berbuat baik dan berbakti
kepada orang tua. Jaga dan muliakanlah mereka. Jangan pernah menyakiti hati dan
perasaaannya, karena ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua kita, dan
murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW. “Ridholloohi fii ridhol
waalidain, wasukhtullooh fii sukhtil waalidain”
Bagaimana mungkin kita menjadi durhaka,
sedangkan Allah SWT begitu dekat dengan orang tua kita, jika kita menginginkan
ridho Allah, maka mintalah ridha kepada orang tua kita.
Dewan juri dan Hadirin Rohimakumulloh,
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua. Jika ada kebenaran, itu semata-mata dari Allah SWT. Dan jika ada kesalahan, itu semata berasal dari kelemahan saya sebagai seorang manusia.
Mentari senja telah tenggelam