f ' Inspirasi Pendidikan: Pengembangan Diri

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Tampilkan postingan dengan label Pengembangan Diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengembangan Diri. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Oktober 2024

SHAMITA MAULIDA EL QUEENA: PENJAGA NYALA LITERASI

 

inspirasipendidikan.com_Shamita Maulida El Queena Harfianto, biasa dipanggil Shamita. Seorang anak perempuan yang berparas cantik, shalihah, energik, mudah berteman, memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif. Begitulah gambaran untuk menjelaskan tentang kepribadian siswi kelas IV SDIT Qurrota A’yun Ponorogo ini. Hebatnya lagi pada kelas IV SD ini dia sudah mengahasilkan sebuah karya buku yang diberi judul “Meniti Perjalananku”. Sebuah buku yag ditulisnya sejak di kelas 3 mengenai pengalaman-pengalaman kehidupan baik di sekolah, keluarga dan di lingkungan masyarakat.

Kepala SDIT Qurrota A’yun Ponorogo, Ibu Wijiati, S.TP., S.Pd secara khusus memberikan apresiasi kepada Shamita karena keberhasilannya menghasilkan karya buku ini, “ini sejalan dengan slogan SDIT yang dipimpinnya yaitu salah satunya membentuk generasi Literat."Tegasnya. Diharapkan karya ini menjadi pemicu dan memotivasi siswa-siswi lainnya untuk berani menulis dan mempublikasikan hasil karya tulisnya. Seperti karya Shamita yang diterbitkan oleh CV. Pustaka El Queena pada tahun 2024. Diwawancarai oleh inspirasipendidikan.com, mengenai alasan mengapa dia menulis, dia hanya menjawab,” itu kan hobbi jadi tidak bosan meskipun harus menulis berlembar-lembar, tetapi memang harus tekun dan sabar untuk menulis.” Jawabnya lugas.


Keberhasilan Shamita, yang juga aktif sebagau Jurnalis QA ini tidak lepas dari bimbingan para guru di SDIT QA dan atas dukungan kedua orang tua. Bisa dibayangkan jika semua anak setingkat SD saja sudah berani menerbitkan karyanya, berapa jumlah buku yang telah dihasilkan semua anak SD/ MI, belum lagi di jenjang SMP dan SMA/ sederajat. Dengan demikian karya-karya nyata dari para peserta didik, apapun hasilnya merupakan hasil nyata dari upaya membangun literasi di Indonesia.  Sekolah dan orang tua perlu bahu membahu bergandeng tangan untuk memotivasi peserta didik agar menghasilkan karya minimal satu karya yang dipublikasikan di setiap jenjang pendidikan. Dengan demikian siswa-siswi ini merupakan para penjaga agar semangat literasi tetap menyala dan tidak pernah padam.

Redaksi Inspirasi Pendidikan, mengucapkan selamat dan sukses untuk ananda Shamita yang telah menerbitkan bukunya, semoga karya ini menjadi pembuka bagi karya-karya berikutnya yang lebih berkualitas, dan dapat memotivasi para siswa-siswi lainnya untuk berkarya. (Hary/14/10/24)

Shamita (Penulis) bersama buku karyanya

Jumat, 06 September 2024

BERKACA PADA KESUKSESAN J.K. ROWLING

J.K. Rowling, nama yang tak asing lagi bagi pecinta buku dan film fantasi, memiliki masa kecil yang penuh dengan imajinasi dan tantangan. Lahir dengan nama Joanne Rowling pada tanggal 31 Juli 1965 di Yate, Inggris, ia memiliki seorang adik perempuan bernama Dianne. Sejak kecil, Rowling sudah menunjukkan kecintaannya pada buku dan imajinasinya yang luar biasa. Ia sering menulis cerita-cerita pendek dan bahkan membuat buku pertamanya pada usia enam tahun. Namun, masa kecil Rowling tidak selalu mudah. Pada usia empat tahun, keluarganya pindah ke Winterbourne, Gloucestershire. Di sana, ia bersekolah di Sekolah Dasar St Michael. Saat Rowling berusia sembilan tahun, orang tuanya membeli Church Cottage yang bersejarah di Tutshill. Pada tahun 1990, ibu Rowling meninggal dunia akibat penyakit sklerosis multipel. Kejadian ini sangatlah memukul Rowling, dan ia sempat merasa putus asa.

Kehidupan yang dialaminya juga tidaklah mudah. Rowling menjadi ibu tunggal setelah perceraiannya, dan hidup bersama putrinya dengan kondisi keuangan yang serba kekurangan. Ia bahkan harus menulis di kafe sambil mengasuh anaknya karena tak mampu membeli komputer. Namun, Rowling tak menyerah pada mimpinya. Ia terus menulis naskah Harry Potter di tengah segala keterbatasan. Naskahnya ditolak berkali-kali oleh penerbit, namun ia tak patah semangat. Akhirnya, pada tahun 1997, Bloomsbury menerbitkan buku pertamanya, Harry Potter dan Batu Bertuah. Buku ini menjadi fenomena global, dan mengantarkan Rowling menjadi salah satu penulis terkaya di dunia. Beberapa serial buku Harry Potter juga teah di filmkan yang membuat J.K Rowling semakin terkenal dan lebih produktif lagi dalam menghasilkan karya tulisnya. Beberapa buku sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk ke dalam Bahasa Indonesia. antara lain:

Seri Harry Potter:

  • Harry Potter dan Batu Bertuah (1997) 
  • Harry Potter dan Kamar Rahasia (1998)
  • Harry Potter dan Tawanan Azkaban (1999)
  • Harry Potter dan Piala Api (2000)
  • Harry Potter dan Orde Phoenix (2003)
  • Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran (2005)
  • Harry Potter dan Relikui Kematian (2007)
  • Hewan-hewan Fantastis dan Di Mana Menemukannya (2001)
  • Quidditch dari Masa ke Masa (2001)
  • The Tales of Beedle the Bard (2008)
  • The Casual Vacancy (2012) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • The Cuckoo's Calling (2013) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Silkworm (2014) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Career of Evil (2015) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Lethal White (2018) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Trouble in Blood (2020) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • The Ickabog (2020)
  • The Christmas Pig (2021)
  • Very Good Lives: Three Short Stories (2015)
  • Kika and the Witch's Kick (2022)
Buku-Buku Lainnya:

Berdasarkan cerita singkat tentang J.K Rowling ini, memberikan inspirasi kepada kita untuk pantang menyerah. Sebagai penulis ketika ditolak penerbit berkali-kali, maka tulislah lagi agar lebih produktif. Ketekunan dan kerja keras menjadi pendorong agar tulisan-tulisan atau karya tulis dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya. Kreativitas dan imajinasi perlu dikembangkan dan dilatih, selanjutnya berbekal kreativitas dan imajinasi tersebut, akan dapat menghasilkan karya tulis yang berbeda dengan yang lain. Kisah J.K. Rowling adalah bukti bahwa keajaiban bisa terjadi bila kita percaya pada diri sendiri dan tidak pernah berhenti berusaha.

Buku-Buku Non Fiksi:
Apa yang menjadi kunci keberhasilan dari J.K Rowling sehingga bisa menjadi penulis berkelas internasional dan menghasilkan pundi-pundi yang luar biasa dengan menekuni profesi sebagai penulis? Berikut hal-hal positif yang dapat kita adopsi jika ingin menjadi seorang penulis sukses:
Ketekunan dan Disiplin: Rowling tidak pernah menyerah pada mimpinya untuk menjadi penulis. Meskipun ditolak berkali-kali oleh penerbit, ia terus menulis dan menyempurnakan karyanya. Ia juga memiliki disiplin yang tinggi dalam menulis, dan selalu berusaha untuk menyelesaikan targetnya.
Kreativitas dan Imajinasi: Rowling memiliki imajinasi yang luar biasa, yang ia tuangkan dalam cerita-ceritanya yang menarik dan penuh dengan keajaiban. Ia mampu menciptakan dunia yang unik dan karakter yang disukai oleh banyak orang.

Etos Kerja yang Kuat: Rowling dikenal sebagai penulis yang sangat pekerja keras. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menulis dan menyempurnakan karyanya. Ia juga sering bangun pagi dan menulis di kafe sebelum mengantar putrinya ke sekolah.

Kemampuan Bercerita yang Baik: Rowling adalah seorang pendongeng yang ulung. Ia mampu menceritakan kisahnya dengan cara yang menarik dan memikat para pembacanya. Ia juga pandai dalam membangun plot dan karakter yang kompleks.

Semangat untuk Belajar: Rowling selalu ingin belajar dan meningkatkan kemampuannya sebagai penulis. Ia sering mengikuti kelas menulis dan membaca buku-buku tentang penulisan.

Dukungan Orang Terdekat: Rowling beruntung memiliki orang-orang terdekat yang selalu mendukungnya. Ibunya dan putrinya selalu mendorongnya untuk terus berkarya dan tidak menyerah pada mimpinya.

Keberanian untuk Mengambil Risiko: Rowling berani untuk mengambil risiko dengan menerbitkan bukunya secara swadaya setelah ditolak oleh banyak penerbit. Keputusannya ini terbukti tepat, dan bukunya akhirnya menjadi fenomena global.
Rasa Syukur dan Kedermawanan: Rowling selalu bersyukur atas kesuksesannya. Ia telah menyumbangkan banyak uang untuk berbagai kegiatan amal, termasuk untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung.



Rabu, 24 Juli 2024

MENELADANI SIKAP KENEGARAWANAN DARI BUNG HATTA

 Oleh: Hariyanto

Sahabat inspirasi pendidikan, kali ini kami akan berbagi inspirasi dari kisah seorang proklamator Indonesia, Mohammad Hatta, yang akrab disapa Bung Hatta. Beliau lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Sejak kecil, beliau dididik dalam lingkungan keluarga yang taat beragama dan cinta tanah air. Hatta muda menunjukkan kecerdasan dan kegigihannya dalam belajar.

Pada tahun 1916, Hatta melanjutkan pendidikannya ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Padang. Di sanalah ia mulai aktif dalam pergerakan pemuda dan mendirikan organisasi Jong Sumatranen Bond. Pada tahun 1921, Hatta mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di Belanda. Di Negeri Belanda, beliau aktif dalam organisasi Perhimpunan Hindia (PI) dan menerbitkan majalah "Indonesia" yang kritis terhadap kolonialisme Belanda.

Hatta meraih gelar Doctor in de Staatswetenschappen (Doktor Ilmu Pengetahuan Negara) dari Universitas Erasmus Rotterdam pada tahun 1932. Disertasinya yang berjudul "De Volkenrechtkundige Positie van West-Nieuw Guinea (Kedudukan Hukum Internasional Irian Barat)" menjadi rujukan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1932, Hatta semakin aktif dalam pergerakan kemerdekaan. Bersama tokoh-tokoh nasional lainnya seperti Soekarno, beliau mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Hatta juga aktif dalam berbagai organisasi pergerakan lainnya, seperti Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) dan Volksraad (Dewan Rakyat). Beliau dikenal sebagai orator ulung dan pemikir yang cerdas, dan pemikirannya tentang ekonomi kerakyatan dan koperasi sangat berpengaruh pada perkembangan bangsa.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Beliau kemudian ditunjuk sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia dalam Kabinet Indonesia Merdeka. Selama masa jabatannya sebagai Wakil Presiden, Hatta memainkan peran penting dalam berbagai bidang, termasuk:
  • Perundingan Kemerdekaan: Hatta berunding dengan Belanda dalam berbagai perundingan penting, seperti Konferensi Meja Bundar tahun 1949, yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia.
  • Pembangunan Ekonomi: Hatta merumuskan berbagai kebijakan ekonomi untuk membangun Indonesia yang sejahtera, seperti sistem ekonomi kerakyatan dan koperasi.
  • Politik Luar Negeri: Hatta aktif dalam politik luar negeri dan memperjuangkan kemerdekaan negara-negara lain di Asia Afrika.

Sikap Kenegarawanan

Salah satu aspek yang paling menonjol dari kepribadian Hatta adalah sikapnya yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kenegarawanan. Sebagai seorang negarawan, Hatta selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Ia memiliki visi yang jelas tentang arah pembangunan Indonesia dan selalu berusaha untuk mewujudkannya dengan cara-cara yang bijaksana dan penuh tanggung jawab.

Hatta adalah sosok yang sangat sederhana dan rendah hati. Meskipun menduduki posisi penting dalam pemerintahan, ia tidak pernah memamerkan kekuasaannya atau bersikap sombong. Sebaliknya, ia selalu bersikap terbuka dan mudah bergaul dengan rakyat. Hatta juga dikenal sebagai seorang yang sangat disiplin dan konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil presiden.

Salah satu contoh nyata dari sikap kenegarawanan Hatta adalah ketika ia menolak untuk menjadi presiden setelah Soekarno lengser pada tahun 1966. Pada saat itu, Hatta menyadari bahwa kondisi negara sedang mengalami krisis yang sangat berat, dan ia merasa bahwa dirinya tidak lagi memiliki kapasitas yang cukup untuk memimpin negara. Alih-alih mempertahankan kekuasaannya, Hatta justru memilih untuk mundur dan memberikan kesempatan kepada generasi baru untuk memimpin Indonesia.

Sikap Hatta yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi ini sangat patut untuk diteladani oleh generasi muda Indonesia saat ini. Di tengah maraknya praktik korupsi dan nepotisme di kalangan elit politik, sikap Hatta yang jujur, sederhana, dan berintegritas tinggi menjadi cermin bagi para pemimpin masa kini untuk kembali menjunjung tinggi nilai-nilai kenegarawanan.

Selain itu, Hatta juga dikenal sebagai seorang pemikir yang visioner dan progresif. Ia memiliki gagasan-gagasan yang jauh melampaui zamannya, terutama dalam bidang ekonomi. Hatta adalah salah satu arsitek ekonomi kerakyatan yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama pembangunan ekonomi Indonesia. Ia menentang keras kapitalisme dan imperialisme ekonomi yang dianggap merugikan kepentingan rakyat.

Dalam bidang politik, Hatta juga dikenal sebagai seorang demokrat sejati. Ia memperjuangkan demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang paling sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Hatta percaya bahwa demokrasi dapat menjadi sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan negara.

Pengunduran Diri Sebagai Wakil Presiden

Sejarah Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran dua tokoh penting yang menjadi arsitek kemerdekaan negara ini, yaitu Mohammad Hatta dan Soekarno. Meskipun keduanya memiliki visi dan pendekatan yang berbeda dalam memimpin, hubungan antara Hatta dan Soekarno telah melalui pasang surut yang menarik untuk dicermati. Masa Awal Kemerdekaan dan Kerja Sama Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Hatta dan Soekarno bekerja sama erat dalam membangun fondasi negara baru ini. Sebagai Wakil Presiden, Hatta berperan penting dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang diperjuangkan oleh Soekarno sebagai Presiden. Keduanya saling melengkapi, dengan Hatta yang lebih berfokus pada pembangunan ekonomi dan tata kelola pemerintahan, sementara Soekarno menjadi sosok yang karismatik dan mampu memobilisasi massa.

Meskipun pada awalnya bekerja sama dengan baik, perbedaan pandangan dan ideologi antara Hatta dan Soekarno mulai muncul ke permukaan seiring dengan perkembangan situasi politik di Indonesia. Hatta, yang lebih moderat dan pragmatis, mulai merasa khawatir dengan kecenderungan Soekarno yang semakin otoriter dan cenderung ke kiri. Sementara itu, Soekarno melihat Hatta sebagai sosok yang terlalu konservatif dan tidak sejalan dengan perjuangan revolusioner.

Pengunduran Diri dari Wakil Presiden Puncak dari perbedaan pandangan antara Hatta dan Soekarno terjadi pada tahun 1956, ketika Hatta memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden. Hatta merasa bahwa posisinya semakin terpinggirkan dan tidak lagi memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan penting. Ia juga menilai bahwa Soekarno semakin menjauh dari prinsip-prinsip demokrasi dan cenderung mengarah ke sistem pemerintahan yang otoriter.

Dampak Pengunduran Diri Hatta Keputusan Hatta untuk mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden memiliki dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan politik Indonesia. Kepergian Hatta dari panggung politik nasional meninggalkan kekosongan yang sulit diisi, terutama dalam hal kepemimpinan yang moderat dan pragmatis. Soekarno, yang kini menjadi satu-satunya pemimpin utama, semakin leluasa dalam menerapkan kebijakan-kebijakan yang cenderung otoriter dan ideologis.

Refleksi dan Pembelajaran Hubungan antara Hatta dan Soekarno, dengan segala dinamikanya, menjadi cermin bagi kita untuk memahami pentingnya menjaga keseimbangan dan saling menghargai dalam kepemimpinan nasional. Perbedaan pandangan dan ideologi memang tidak dapat dihindari, namun hal tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan perpecahan yang merugikan bagi bangsa. Pembelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Hatta dan Soekarno adalah pentingnya menjaga kompromi, dialog, dan komitmen bersama dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Mohammad Hatta wafat di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Beliau dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjasa besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa. Pemikiran dan karya Mohammad Hatta masih relevan hingga saat ini. Beliau adalah sosok yang visioner, cerdas, dan berintegritas tinggi. Semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan, keadilan sosial, dan demokrasi patut diteladani oleh generasi muda Indonesia.

Meneladani sikap kenegarawanan Hatta menjadi sangat penting bagi generasi muda Indonesia saat ini. Di tengah berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa, kehadiran sosok-sosok teladan seperti Hatta dapat menjadi inspirasi bagi para pemimpin masa depan


Selasa, 23 Juli 2024

BUYA HAMKA; ULAMA, CENDEKIAWAN, DAN SASTRAWAN YANG CINTA TANAH AIR

Buya Hamka
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, atau yang populer dengan nama Buya Hamka, adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan terkemuka Indonesia. Lahir di Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat, pada tanggal 17 Februari 1908, Buya Hamka dikenal sebagai sosok multitalenta yang berkontribusi besar dalam berbagai bidang, termasuk agama, pendidikan, dan kesusastraan. 

Sejak kecil, Buya Hamka telah dididik dalam lingkungan keluarga yang religius. Ayahnya, Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul), merupakan seorang ulama besar dan pelopor Gerakan Pembaharuan Islam di Minangkabau. Buya Hamka tidak mengenyam pendidikan formal secara teratur. Namun, beliau memiliki semangat belajar yang tinggi dan banyak membaca buku-buku agama, filsafat, dan sastra. Beliau juga pernah berguru kepada beberapa ulama ternama di Minangkabau, seperti Syekh Abdullah Batuah dan Syekh Muhammad Jamil Jambek.

Buya Hamka memulai karirnya sebagai jurnalis di berbagai surat kabar dan majalah, seperti Soeara Oemoem, Fajar Asia, dan Pedoman Masyarakat. Tulisan-tulisannya yang tajam dan penuh semangat mencerminkan pemikiran Islam yang moderat dan kritis terhadap penjajahan Belanda. Pada tahun 1937, Buya Hamka mendirikan Majalah Pembela Islam, yang menjadi salah satu media massa Islam paling berpengaruh di Indonesia. Beliau juga aktif dalam berbagai organisasi Islam, seperti Muhammadiyah dan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII). Inilah cara-cara Buya Hamka dalam melawan penjajahan Belanda, perjuangan dengan tinta dan mencerdaskan Bangsa. Tak jarang ketajaman dakwahnya dan kekritisannya terhadap pemerintah Belanda maupun ketika Indonesia sudah merdeka membuatnya terancam dan menjadikan hubunganya tidak harmonis dengan pemerintah. Misalnya, pada masa Orde Lama, beliau ditangkap dan dipenjarakan oleh Presiden Soekarno atas tuduhan subversif kepada pemerintah. Beliau ditangkap pada tanggal 27 Januari 1964 dan ditahan selama dua tahun empat bulan, tanpa melalui proses pengadilan yang adil.

Meskipun dipenjara, Buya Hamka tetap semangat dan produktif. Beliau menggunakan waktunya di penjara untuk menulis dan menyelesaikan beberapa karyanya, termasuk Tafsir Al-Azhar. Beliau juga tetap memberikan pengajaran agama dan moral kepada para tahanan lainnya. Penahanan Buya Hamka merupakan salah satu contoh pelanggaran hak asasi manusia pada masa Orde Lama. Kejadian ini menunjukkan bagaimana pemerintah Orde Lama menggunakan kekuasaannya untuk membungkam suara-suara kritis, termasuk suara Buya Hamka yang merupakan ulama dan cendekiawan ternama. Beliau dibebaskan pada tanggal 24 Agustus 1966.

Buya Hamka menghasilkan banyak karya tulis, termasuk novel, cerpen, tafsir Al-Quran, artikel, dan buku-buku agama. Beberapa karyanya yang paling terkenal antara lain Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, Manikebu, dan Tafsir Al-Azhar. Karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia. Buya Hamka menghasilkan karya-karyanya yang luar biasa dengan menggabungkan berbagai faktor, seperti kebiasaan membaca, pengalaman hidup, kemampuan menulis yang luar biasa, disiplin, kegigihan, dan berbagai sumber inspirasi lainnya. Beliau menjadi teladan bagi para penulis dan generasi muda untuk terus berkarya dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat. (Hary, 23/7/2024)


Selasa, 09 Juli 2024

Nelson Mandela: Pejuang Anti-Apartheid dan Presiden Afrika Selatan Pertama yang Berkulit Hitam

Nelson Mandela

Sahabat inspirasi pendidikan, setiap zaman ada tokohya dan setiap tokoh ada zamannya, begitu kata pepatah yang sering kita dengar. Tetapi dari setiap perjalanan para tokoh ini sesungguhnya terdapat banyak hal yang dapat menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih bermanfaat. Inspirasipendidikan.com berbagai kisah tentang Nelson Mandela, seorang pejuang anti-apartheid yang juga seorang presiden Afrika Selatan. Kisahnya begitu melegenda dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di dunia.

Masa Kecil dan Pendidikan

Nelson Rolihlahla Mandela, yang lebih dikenal dengan nama Nelson Mandela, lahir di desa Mvezo, Afrika Selatan pada tanggal 18 Juli 1918. Dia berasal dari keluarga Thembu, salah satu suku terbesar di Afrika Selatan.

Mandela kecil dibesarkan dalam tradisi dan budaya Thembu. Ayahnya, Gadla Henry Mphakanyiswa, adalah kepala desa Mvezo. Ibunya, Nosekeni Fanny, adalah istri ketiga ayahnya. Mandela memiliki 2 saudara perempuan dan 2 saudara laki-laki.

Mandela memulai pendidikannya di sekolah desa setempat. Pada usia 9 tahun, ayahnya meninggal dan dia diasuh oleh bupati Thembu, Jongintaba. Mandela kemudian melanjutkan pendidikannya di Clarkebury Boarding Institute dan Healdtown Institution.

Pada tahun 1939, Mandela mendaftar di University of Fort Hare untuk belajar hukum. Namun, dia dikeluarkan dari universitas tersebut karena terlibat dalam aksi protes politik. Dia kemudian menyelesaikan pendidikannya di University of the Witwatersrand, di mana dia menjadi aktivis anti-apartheid.

Perjuangan Melawan Apartheid

Apartheid adalah sistem segregasi ras yang diberlakukan di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga 1994. Sistem ini memisahkan orang kulit hitam dan kulit putih di semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal.

Mandela bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pada tahun 1944. ANC adalah organisasi politik yang memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam di Afrika Selatan. Mandela dengan cepat menjadi pemimpin ANC dan terlibat dalam berbagai aksi protes dan kampanye anti-apartheid.

Pada tahun 1961, Mandela ditangkap dan didakwa melakukan sabotase. Dia dihukum penjara seumur hidup dan dipenjara di Pulau Robben. Mandela menghabiskan 27 tahun di penjara, di mana dia mengalami kondisi yang keras dan tidak manusiawi. Namun, Mandela tidak pernah menyerah pada perjuangannya melawan apartheid. Dia terus menginspirasi orang lain melalui kepemimpinannya dan tekadnya yang kuat.

Kisah Nelson Mandela di Penjara: 27 Tahun Menuju Kebebasan dan Perubahan

Nelson Mandela menghabiskan 27 tahun hidupnya di penjara akibat perjuangannya melawan apartheid di Afrika Selatan. Masa-masa di balik jeruji besi ini penuh dengan tantangan dan kesulitan, namun juga menjadi periode penting dalam perjalanan hidupnya yang mengantarkannya menjadi ikon perdamaian dan keadilan.

Masa Awal di Penjara:

Pada tahun 1962, Mandela ditangkap dan dihukum penjara seumur hidup karena terlibat dalam kegiatan anti-apartheid. Awalnya, dia dipenjara di Pulau Robben, sebuah pulau kecil yang terpencil dan terkenal dengan kondisi yang keras. Di sana, Mandela dipaksa untuk bekerja keras dalam kondisi yang tidak manusiawi, dan dia hanya diizinkan untuk mengunjungi keluarganya sekali setahun.

Kehidupan di Pulau Robben:

Meskipun dihadapkan pada kondisi yang sulit, Mandela tidak pernah menyerah pada semangatnya. Dia terus belajar dan membaca buku di penjara, dan dia menjadi pemimpin informal bagi para tahanan politik lainnya. Mandela juga menggunakan posisinya untuk mengorganisir aksi protes dan mogok makan untuk menuntut hak-hak para tahanan.

Perjuangan Melawan Apartheid dari Penjara:

Mandela tidak hanya berfokus pada perjuangannya sendiri, dia juga terus mengabdikan diri untuk melawan apartheid. Dia secara diam-diam menulis surat dan artikel yang diselundupkan keluar dari penjara, dan dia berkomunikasi dengan para pemimpin ANC di luar negeri untuk menyusun strategi perjuangan.

Pengakuan Internasional dan Tekanan untuk Pembebasan:

Seiring waktu, Mandela menjadi simbol perlawanan terhadap apartheid dan perjuangan untuk hak-hak asasi manusia. Dukungan internasional untuk pembebasannya terus meningkat, dan tekanan terhadap pemerintah Afrika Selatan semakin besar.

Pembebasan dan Masa Depan:

Pada tahun 1990, setelah 27 tahun dipenjara, Mandela akhirnya dibebaskan. Pembebasan ini menjadi momen bersejarah bagi Afrika Selatan dan menandai awal dari era baru dalam perjuangan melawan apartheid. Mandela kemudian memimpin negosiasi antara ANC dan pemerintah Afrika Selatan, yang akhirnya menghasilkan pemilihan umum demokratis pertama di negara itu pada tahun 1994.

Kisah Nelson Mandela di penjara adalah kisah tentang keberanian, tekad, dan pengorbanan. Dia menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun dihadapkan pada rintangan yang paling sulit, kita dapat mencapai perubahan melalui perdamaian dan rekonsiliasi. Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan dan menghabiskan masa jabatannya untuk membangun bangsa yang lebih adil dan setara.

Selama masa jabatannya sebagai presiden, Mandela fokus pada rekonsiliasi rasial dan pembangunan bangsa. Dia juga bekerja untuk memerangi kemiskinan dan meningkatkan pendidikan dan perawatan kesehatan.

Mandela pensiun dari jabatan presiden pada tahun 1999, tetapi dia tetap aktif dalam berbagai kegiatan filantropi dan advokasi. Dia meninggal dunia pada tanggal 5 Desember 2013 di usia 95 tahun.

Warisan Nelson Mandela

Nelson Mandela adalah salah satu pemimpin paling inspiratif di abad ke-20. Dia adalah simbol perlawanan terhadap penindasan dan perwujudan harapan dan rekonsiliasi. Warisannya terus menginspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.

Fakta Menarik tentang Nelson Mandela:

  • Mandela menikah tiga kali dan memiliki enam anak.
  • Dia adalah penerima lebih dari 250 penghargaan, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1993.
  • Ulang tahunnya, 18 Juli, diperingati sebagai Hari Nelson Mandela Internasional setiap tahun.

Pesan Moral dari Kisah Nelson Mandela:

  • Keberanian, tekad, dan optimisme adalah kunci untuk mencapai perubahan.
  • Pengampunan dan rekonsiliasi adalah penting untuk membangun masa depan yang lebih baik.
  • Setiap orang memiliki potensi untuk membuat perbedaan di dunia.

Kisah Nelson Mandela adalah pengingat bahwa bahkan dalam menghadapi rintangan yang paling sulit, kita dapat mencapai hal-hal yang luar biasa jika kita memiliki keberanian untuk memperjuangkan apa yang kita yakini. “selalu ada harapan untuk perubahan” (hary, 09/07/2024)


Senin, 15 Januari 2024

DON’T JUGDE A BOOK BY ITS COVER

inspirasipendidikan.com- Pagi ini sangat cerah untuk memulai aktifitas dengan penuh semangat. Sudah hampir dua minggu tidak hujan meskipun kata orang-orang seharusnya saat ini sudah memasuki musim hujan. Seperti biasanya setiap hari sabtu putri sulungku ikut ekstra kurikuler “English course” yang dimulai pukul 06.30 sampai 09.00 di sekolahnya. Setelah mengantar ke sekolah, saya melanjutkan mempersiapkan segala sesuatunya untuk bepergian ke luar kota, yaitu Kota Tuban. Kami mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa, dan tidak lupa mengecek kesiapan mobil, seperti cek oli, air radiator, accu, dll.

“Alhamdulillah beres bun, tinggal nunggu kakak pulang dari sekolah, langsung bisa berangkat.” Kataku pada isteri yang juga tengah mempersiapkan snack dan minuman untuk anak-anak nanti di perjalanan.

“Ya, Yah. Nanti setelah jemput kakak, kita langsung berangkat.” Jawabnya sambil packing.

Kebetulan barang bawaan kami tidak banyak, karena hanya menginap semalam setelah itu paginya kembali ke Ponorogo. kami mengantar ibu untuk pulang ke rumahnya di Tuban.

Pukul 09.30 tepat kami berangkat dari rumah, kami berlima dengan penuh semangat dan gembira karena akan mengunjungi kampung halaman. Perjalanan masih jauh karena kami harus melewati beberapa kabupaten, yaitu Madiun, Magetan,Ngawi, dan Bojonegoro. Biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 6 jam untuk sampai ke Tuban. Semoga saja kendaraan tidak terlalu padat. Maklumlah biasanya kalau di akhir pekan kendaraan begitu ramai. Setelah kurang lebih setengah jam saya merasa ada sesuatu yang salah dengan mobil, karena terdengar suara gemeretak pada waktu kopling diinjak. Tetapi tetap saja kami melaju di jalan.

“ waduh.. suara apa itu bun? Sepertinya ada yang nggak beres nih.” Celetukku pada bunda yang duduk disamping.

“tapi aman kan yah?” jawab bunda

“moga saja, kita cari SPBU dulu untuk isi bahan bakar, nanti ayah cek.” Jawabku santai.

Mobil pun aku pacu menuju SPBU terdekat, setelah masuk SPBU ternyata masih proses pengisian jadi diminta menunggu oleh petugas SPBU. Tetapi karena bahan bakar masih cukup, maka kami pun melanjutkan perjalanan sambil mencari SPBU selanjutnya. Tidak berapa lama kami sampai ke SPBU di depan SMAN 1 Geger Madiun. Kami harus antri dulu masih ada 5 mobil yang antri pertalite di depan kami. Setelah mobil di depan sudah mulai bergerak, saya pun bermaksud untuk maju mendekat, tetapi tiba-tiba “krak..”

“Astaghfirulloh… Koplingnya bun, putus ini. mobil pun tidak bisa bergerak. Bantu dorong bund!” kataku meminta tolong isteri untuk turun dan mendorong mobil ke tepi.

Tentu saja tenaga kami tak cukup kuat karena jalannya agak menanjak. Seorang pemuda yang antri hendak isi bbm motornya, berlari membantu kami.

“Bapak naik saja sambil nyetir, kami yang dorong pak.” Teriak pemuda tadi sambil mendorong dari belakang mobil.

“Terima kasih mas,” kataku setelah menepi kepada anak muda yang tidak sempat kutanyakan siapa namanya.

Segera aku minta anak-anak, dan ibu untuk turun dan beristirahat di luar mobil, sementara aku mulai mencoba membongkar mobil mencari tahu penyebabnya. Dan benar saja, ternyata kabel kopling yang putus.

“waduh.. kalau seperti ini harus cari bengkel ini bund, gak bisa diperbaiki sendiri.” Kataku sambil menunjukkan potongan kabel kopling yang putus kepada isteri.

“punya kenalan atau nomor telepon bengkel terdekat yah?” tanya isteri

“gak punya, coba tak tanya-tanya orang di sini.” Jawabku singkat

Pandangan mataku menyapu ke arah orang-orang di sekeliling, sampai kemudian terhenti pada petugas SPBU yang duduk menunggu di depan toilet, mungkin beliau bagian cleaning servis. Tubuhnya tinggi kekar, agak gemuk, pandangan matanya tajam, telinganya sebelah kiri terselip anting dan kelihatan tato di tangannya.

“Permisi pak, bengkel mobil terdekat dari sini di mana ya pak, mobil saya mogok pak, kabel koplingnya putus.” Tanyaku kepada bapak tadi ambil menunjukkan kabel potongan kopling.

“oalah.. ini putus ya pak, kalau dekat sini gak ada pak, ada sih yang agak jauh, tapi saya nggak tahu apa orangnya bisa dipanggil ke sini atau tidak.” Jawabnya santun.

“oo gitu ya pak, ehmm.. pak saya bisa minta tolong, pinjam motornya untuk cari orang yang bisa servis?” pintaku berharap agar bapak ini bisa membantu, meskipun dalam hati agak ragu karena penampilan dari bapak ini yang sedikit pendiam.

“boleh-boleh pak, silahkan pakai motorku!” jawabnya bersemangat sambil berdiri ke arah motor vario berwarna merah tak jauh dari tempat kami berdiri.

“ini pak, jenengan pakai saja, sekalian ini helmnya.” Jawabnya sambil menyerahkan kunci motornya.

“Terima kasih banyak pak, itu mobil saya di sana pak. Dan yang duduk-duduk itu keluarga saya .” jawabku untuk meyakinkan bahwa memang mobil kami sedang mogok, dan tentu saja agar tidak ragu meminjamkan motornya kepada orang yang bahkan tidak dikenal sebelumnya.

Segera aku pacu motor sambil mencari-cari bengkel mobil. Bengkel mobil yang terdekat menurut bapak pemilik motor ini ternyata adalah bengkel variasi mobil, jadi tidak bisa membantu tetapi paling tidak saya dapat informasi ada bengkel mobil lagi di sekitar Polsek Pagotan. Tidak menunggu lama, saya pun meluncur sekitar 15 menit, tetapi tidak ada bengkel di situ yang ada hanya bengkel radiator. Saya bertanya kepada seorang yang sedang memperbaiki radiator mobil sedan. Alhamdulillah akhirnya saya dapat informasi jika bengkel mobil dekat dari situ tapi harus masuk gang di situ nanti ada tulisan bengkel Pak Pur. Tepatnya di gang sampingnya ATM Bank Jatim.

Bengkelnya memang di dalam tidak kelihatan kalau dari jalan raya, sempat ragu juga jangan-jangan ini bengkelnya tidak bisa bantu atau bahkan tutup. Tapi akhirnya rasa ragu itu pun sirna ketika melihat sebuah bengkel dengan mobil-mobil dan motor berjejer banyak, ada sekitar 10 mobil dan beberapa orang yang sedang memperbaiki mobil.

“mas, bisa minta tolong servis mobil saya?” tanyaku kepada salah satu remaja yang sedang memperbaiki mobil.

“mobilnya kenapa pak?” tanyanya ramah

“ini kopling nya putus kabelnya.” Jawabku sambil menunjukkan kabel kopling putus yang aku bawa.

“gmana ya.. soalnya ini garapan juga banyak.” Jawabnya sambil mengernyitkan keningnya.

“tolonglah mas.. mobilnya sekarang ini ada di SPBU sementara ini saya mau bepergian jauh. Tolong ya mas? “ kataku merayu.

“gini saja pak, jenengan tanya ke Pak Pur. Itu orangnya yang lagi memperbaiki pick up di ujung sana, kalau beliau OK, nanti saya bantu. Soalnya saya ikut bekerja sama beliau.” Tegasnya.

“Pak Pur, mau minta tolong pak” sapaku sok akrab kepada pria kurus yang sedang memperbaiki pick up.

“nggih pak, yang rusak apa? Mana mobilnya?” tanyanya dengan nada ramah.

Akupun bercerita kronologisnya, dengan harapan beliau bisa membantu.

“Bapak beli saja dulu kabelnya, coba beli di toko di depan ATM BRI ya pak, kalau sudah dapat, bapak ke sini lagi. Nanti aku suruh anak-anak untuk memperbaiki mobil jenengan.” Jawabnya sambil secara detail memberitahukan nama toko dan spesifikasi kabel yang harus dibeli.

Syukurlah, paling tidak sudah ada titik terang untuk mendapatkan pertolongan. Tidak terasa sudah 1 jam lebih aku mencari-cari bengkel. Untunglah kabel kopling pun sudah aku dapatkan.

“Pak Pur, ini kabelnya sudah aku dapat, bagaimana selanjutnya?” kataku sambil menyerahkan kabel tersebut.

“oiya..bener ini kabelnya. Jenengan tunggu saja ya pak, bentar lagi saya tugaskan karyawan ke sana. Kabelnya tinggal di sini saja biar dibawa ke SPBU tempat mobil bapak.” Jelasnya meyakinkan.

Saya pun langsung meluncur kembali ke SPBU, sekitar 20 menitan, setelah sampai, langsung menuju ke bapak pemilik motor.

“Pak, mohon maaf agak lama soalnya nyari-nyari bengkelnya sampai jauh ke Pagotan.” Kataku sambil menyerahkan kunci motor kepadanya, tidak lupa saya selipkan uang 50 ribu sebagai pengganti bahan bakarnya.

“ya pak, gak apa apa, tapi ini tidak usah uangnya.” Sambil mengambil kunci dalam genggaman tanganku. Aku pun sedikit memaksanya untuk menerimanya.

“bener pak, saya ikhlas bantu  bapak, jadi tolong jangan beri uang bensin, nanti malah mengurangi pahala dan keikhlasan saya.” Tegasnya.

Seketika aku pun menghentikan upaya untuk memberikan uang terima kasih. Tidak menyangka dari beliau ini akan keluar kata-kata yang menunjukkan keikhlasan dan ketulusan. Saya pun hanya bisa mengucapkan terima kasih tulus atas kebaikan yang diberikan.

“Mana tukang servisnya yah?” tanya kakak yang sedari tadi cemas karena hampir 1,5 jam ayahnya mencari bengkel. Tidak bisa dihubungi juga karena HP tertinggal di mobil.

“Alhamdulillah sudah dapat, bentar lagi menyusul ke sini, ditunggu saja.” Jawabku menghiburnya.

“ini minum dulu yah,” kata adik sambil menghulurkan sebotol air minum Iso Plus. Rupanya dia tahu akalau ayahnya juga kehausan.

Tidak lama setelah itu tukang servisnya pun datang. Tidak membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki karena hanya melepas dan mengganti yang baru. Aku sangat berterima kasih kepada tukang servisnya, tidak lupa aku minta nomor HP nya jika suatu saat memerlukan bantuannya lagi. Dan sebagai ungkapan terima kasih, sedikit aku berikan tip untuk layanannya yang luar biasa.

Waktu sudah menujukkan pukul 12.10, kami pun memutuskan untuk sholat dhuhur dulu di SPBU ini, setelah itu mengisi BBM dan melanjutkan perjalanan.

“tunggu dulu yah..” kata bunda menyela sesaat setelah kami hendak melanjutkan perjalanan.

“ada apa?” tanyaku sambil melirik ke arahnya yang sedang sibuk memasukkan jajajan yang kami bawa dan sebotol air mineral ke dalam tas kresek warna hitam.

“ini lho mau saya berikan kepada bapak yang minjamin motor tadi.” Katanya seraya turun dari mobil dan menuju ke bapak yang meminjami motor tadi, dari jauh terlihat beliau begitu senang dan langsung membuka tas kresek itu. sambil mengucapkan terima kasih.

Berkendaraan untuk perjalanan jauh memang terkadang terjadi resiko yang tidak diharapkan. Kerusakan mobil seperti yang kami alami ini bisa dialami oleh siapapun. Tetapi jika direnungkan ternyata banyak sekali pelajaran yang didapatkan. Hari kami mendapatkan pelajaran berharga, yang harus disyukuri. Pertama, kerusakan yang kami alami tepat di SPBU, bisa dibayangkan jika kerusakan itu kami alami di tengah hutan yang jauh dari rumah penduduk, bagaimana jika pas kabel kopling putus ketika jalan menanjak. Dan lain-lain. Tentu hal yang lebih buruk bisa saja terjadi. Kedua, ketika kami harus mendorong mobil, tiba-tiba seorang anak muda berlari membantu mendorong meskipun kami tidak meminta. Pelajaran yang berharga adalah masih banyak anak muda yang memiliki kepekaan sosial tinggi, yang tanggap membantu dengan ikhlas hati. padahal jika dilihat di SPBU itu ada puluhan orang yang juga mengantri serta melihat kami sedang mendorong mobil. Lantas siapa yang menggerakkan hati anak muda tersebut? Tentu saja sebagai umat Islam, kita meyakini Alloh lah yang mengutusnya untuk membantu kami, melalui anak muda tersebut. Ketiga, ketika kami sedang kebingungan mencari bengkel, kami dipermudah dengan bantuan motor dari petugas SPBU, meskipun pada awalnya kami ragu karena tampang dari petugas SPBU tersebut. Tetapi ternyata beliau malah membantu secara ikhlas, tidak berkenan diberikan uang pengganti bensin karena khawatir mengurangi pahala dan keikhlasannya. Di era sekarang ini ternyata masih banyak orang-orang baik yang tidak menjadikan uang sebagai segala-galanya, sebuah bukti bahwa karakter kepekaan sosial di tengah masyarakat yang cenderung invidualis masih melekat di sebagian masyarakat Indonesia. Hikmahnya adalah Alloh SWT mengingatkan kepada kita untuk tidak menilai seseorang dari luarnya, tetapi perilaku dan hatinya. Sebagaimana kata pepatah asing don’t judge a book by its cover, jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Maksudnya jangan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja.

Semoga kita selalu mendapatkan lindungan dari Alloh SWT, mendapatkan pertolonganNya melalui orang-orang terbaik, dimudahkan untuk semua urusan. Sehingga kita bisa menjadi  hamba yang selalu bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan. (HAR, 15/1/2024)


Kamis, 14 Desember 2023

BELAJAR MENJADI MANUSIA YANG LEBIH PEDULI


Oleh: Hariyanto

inspirasipendidikan.com- Udara pagi begitu segar terasa sehabis semalaman diguyur hujan. Mungkin kerak-kerak polusi yang menempel di udara sudah dibersihkan oleh hujan dan terbuang mengalir terserap ke tanah. Senin pagi menjadi hari yang sebagian orang tidak dinantikan karena harus kembali dalam rutinitas pekerjaan. Bagi pelajar mereka harus kembali menunaikan tugasnya untuk menuntut ilmu, dan bagi para pekerja harus menjalankan usaha dan pekerjaannya agar dapur tetap mengepul. Hal ini juga berlaku pada saya sendiri sebagai seorang pengajar, dan sebagai kepala rumah tangga. Tugas dan kewajiban dilaksanakan sebagai sebuah amanah.

Pukul 06.30 seperti biasa, saya sudah berangkat untuk mengantarkan anak ke sekolah, setelah itu baru menuju ke tempat kerja. Jam-jam yang sangat padat bagi lalu lintas, apalagi kalau sudah mendekati jam 07.00. Hal ini disebabkan karena kendaraan dipadati oleh anak-anak sekolah yang menggunakan motor ke sekolah, karena mereka takut terlambat maka kebanyakan sekitar jam 07.00 adalah jam rawan kecelakaan lalu lintas. Apalagi arah yang aku lalui adalah kompleks sekolah-sekolah favorit dengan jumlah peserta didik yang sangat banyak, mencapai ribuan. Bisa dibayangkan berapa motor dan mobil yang lalu lalang pada saat bersamaan. Tidak heran kalau sering terjadi kecelakaan.

Setelah kurang lebih 20 menit dari rumah, tibalah saya di perempatan lampu merah. Semua kendaraan berhenti menunggu giliran lampu hijau untuk kembali melanjutkan perjalanan. Saya berada di baris kedua deretan motor dari garis lurus zebra cross di lampu merah. Terlihat seorang nenek yang hendak meyeberang jalan melalui zebra cross di perempatan lampu merah. Nenek tadi menggendong keranjang penuh berisi buah manga dan daun pisang. Sepertinya nenek ini baru belanja dari pasar di dekat situ. Nenek itu ragu-ragu untuk menyeberang,sehingga berkali-kali dia mundur lagi karena dari arah lain kedaraan sudah jalan begitu kencang. Baru saja saya berpikir untuk membantu nenek tadi menyeberang, ketika tiba-tiba sopir mobil pick up yang ada di samping kananku membuka pintu dan berlari kecil ke arah nenek yang berada di bawah traffic light tadi  kemudian menggandeng tangan nenek untuk membantu menyeberang. Tepat di tengah jalan saat menyeberangkan jalan, lampu sudah hijau. Tentu saja beberapa motor sudah berjalan, tetapi kendaraan lain yang di belakang pick up tadi terhalang untuk lewat. Bunyi klakson bersahutan memberi tanda agar mobil pick up tadi segera berjalan. Tapi Sopir pick up tadi masih tidak bergeming. Dia tetap menyeberangkan jalan nenek tadi hingga sampai ke seberang jalan. Setelah itu dia berlari menuju mobilnya, menjalankan mobilnya tanpa menghiraukan suara klakson yang bersahutan di belakangnya. Beberapa sopir kendaraan di belakang bahkan ada yang berteriak-teriak mengeluarkan umpatan yang tidak pantas.

Selalu ada saja pelajaran yang kita peroleh apabila kita mau membuka pikiran dan hati. Pelajaran tersebut adalah pelajaran tentang kehidupan. Kepedulian ditunjukkan sopir yang tanpa pamrih menyeberangkan jalan seorang nenek, meskipun dia mendapatkan dampak yang tidak menyenangkan dari pengguna jalan lain. Seringkali di tengah ketergesa-gesaan dan tuntutan hidup yang semakin keras dan individualis, kita melupakan hakekat kita sebagai makhluk sosial yang perlu membantu dan suatu saat juga pasti membutuhkan bantuan orang lain. Bagi yang terlalu mementingkan egonya sendiri, mungkin menyalahkan nenek tersebut mengapa harus menyeberang jalan di tengah keramaian pagi seperti ini. Tetapi kalau direnungkan mendalam, bukankah nenek ini juga punya hak untuk menggunakan jalan, sebagai sesama warga negara.

Hiruk pikuk, deru debu lalu lintas di kota seperti ini sudah menjadi suguhan harian. Berkejaran dengan waktu seolah esok sudah tidak ada hari berganti. Berangkat kerja pagi dan pulang menjelang petang,  Barangkali ini yang menjadi penyebab individualisme lebih dominan daripada kehidupan sosial layaknya di tengah masyarakat. Bagaimanapun juga kepekaan sosial ini harus terus ditumbuhkan, rasa empati harus terpatri di hati semua orang, kepedulian untuk saling membantu harus terus dipupuk. Mulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar, mulai dari keluarga, tetangga dan masyarakat luas. Alangkah indahnya jika seluruh warga negara di Indonesia ini memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. (HAR, 14/12/2023)

Selasa, 22 Agustus 2023

JANGAN ABAIKAN PANGGILAN TELEPON INI

 

Inspirasipendidikan.com – sahabat inspirasi pendidikan, kali ini kami akan berbagi sebuah cerita yang pernah dilakukan seorang pendidik /dosen di sebuah perguruan tinggi negeri. Cerita bermula ketika dosen tersebut pada pertemuan pertama menjelaskan tentang silabus, peta konsep yang akan diajarkan selama semester, dan kontrak perkuliahan. Pada waktu itu mereka mendiskusikan kontrak perkuliahan yang isinya sudah disepakati oleh mahasiswa di kelas, yang antara lain adalah ketertiban menggunakan gadget. Bahwa selama pembelajaran berlangsung handphone harus mode silent atau getar saja, tidak boleh dibunyikan keras-keras. Begitu juga tidak boleh menerima atau mengirimkan pesan atau telepon sewaktu pembelajaran berlangung, karena bisa menganggu teman/ mahasiswa yang lain, dan proses belajar mengajar juga akan terganggu apalagi dari segi etika hal itu adalah kurang sopan.

Sepekan berlalu, hingga tibalah giliran dosen itu mengajar lagi. 20 menit pertama pembelajaran berlangsung menyenangkan, tanya jawab dan interaksi yang dibangun di kelas begitu hidup. Namun tiba-tiba keseruan belajar mengajar itupun terhenti ketika terdengar nada dering lagu Pop Korea dari salah satu tas mahasiswa. Buru-buru mahasiswa itu meraih tasnya dan menjawab panggilan di HP di dalam kelas. Entah lupa atau bagaimana dengan kontrak kuliah, mahasiswa itupun menjawab meskipun dengan nada lirih sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan  bersembunyi dibawah meja. Dosen hanya melirik melihat kejadian itu dan melanjutkan kuliahnya. Tetapi cukup lama mahasiswa ini menjawab teleponnya, akhirnya mahasiswa ini pun ditegur oleh dosen, “mas, yang lagi asyik jawab telepon, masih ingat hak, kewajiban yang kita sepakati minggu lalu?” tegur dosen yang sepertinya sudah habis kesabarannya.

“Masih ingat bu”? jawab mahasiswa tersebut sedikit gugup sambil memasukkan HP nya di saku samping celananya.

“Kalau begitu silahkan saudara keluar dari kelas saya, minggu depan baru boleh masuk, hari ini cukup sampai di sini.” Tegas ibu dosen yang sontak membuat seluruh kelas terdiam.

Setelah mahasiswa itu keluar dari kelas, perkuliahan pun dilanjutkan lagi. Suasana yang tadi hening kini kembali normal seperti biasa. Selang 15 menit kemudian, tiba-tiba dari bangku depan terdengar HP berbunyi, sebuah panggilan masuk. Seorang mahasiswi begitu panik kemudian bergegas mengambil HP yang ada di tasnya kemudian berupaya di matikan. Sesaat mahasiswi tadi melihat siapa yang menelpon, kemudian segera merejectnya. Nampak kelegaan dari raut muka mahasiswi tersebut. Sampai kemudian dosennya mendekati dan bertanya.

”Kenapa dimatikan telponnya?” tanya dosen

“Maaf bu, saya lupa silent, tapi tidak saya jawab telponnya.” Jawab mahasiswi dengan perasaan berdebar, khawatir dia pun akan bernasib sama dengan temannya yang sebelumnya dikeluarkan dari kelas.

“Telepon dari siapa?” selidik dosen lagi.

“Dari ibu saya bu.” Jawab mahasiswi tersebut dengan jujur. “Kalau ibu tidak percaya, bisa diperiksa bu.” Tambahnya.

“Kalau begitu, keluar kelas, dan telepon kembali ibumu, setelah selesai kamu boleh masuk kelas lagi.” Perintah Dosen.

Mahasiswi tersebut ragu dengan perkataan dosennya, tetapi dengan setengah ragu dia pun keluar untuk menelepon kembali ibunya.

Lima menit kemudian mahasiswi itu pun masuk lagi.

“Semuanya dengarkan dan perhatikan, ketentuan dalam kontrak kuliah yang kita sepakati memang tidak boleh menerima dan menjawab telepon di dalam kelas, tetapi ingatlah jika yang menelpon itu adalah orang tuamu, maka wajib kamu untuk menjawabnya. Saya persilahkan keluar kelas untuk menjawab telepon dan setelah selesai bisa kembali mengikuti perkuliahan.” Kata dosen menjelaskan di depan kelas.

Semua mahasiswa di dalam kelas hanya terdiam mendengar penjelasan dari dosennya. Sampai kemudian salah satu mahasiswa memberanikan diri bertanya.

”Mengapa begitu bu? Mungkin ada alasan tersendiri bu?”

Sambil tersenyum dosen tadi menjawab. “Saya tidak memiliki hak untuk menjauhkan kamu dengan orang tuamu, Saya tidak memiliki keberanian kepada orang tua yang mempercayakan kamu ke kampus ini, tetapi di sisi lain orang tua kalian khawatir akan kondisi anaknya yang jauh dari rumah. Apalah kuasa seorang dosen dibandingkan orang tua yang doa-doanya digaungkan setiap waktu untuk anak-anaknya, yang tidak ada hijab do’a dia dengan Tuhannya.” Sambil menghela nafas berat ibu dosen tadi menambahkan.”Jangan pernah abaikan telepon dari orang tuamu, karena percayalah suatu saat nanti bisa jadi telepon yang kamu abaikan itu akan menjadi telepon yang sangat kamu rindukan, ketika orang tuamu sudah meninggal dunia.”

Semua mahasiswa terdiam sejenak, dalam hati mereka berkata.” Meskipun dosen ini tegas dan disiplin dalam menerapkan aturannya, tetapi nilai karakter yang dibangun melalui tindakannya, sungguh mencerminkan seorang yang inspiratif bagi para mahasiswanya.”

Begitulah sahabat inspirasipendidikan.com, Kebijakan dalam penerapan semua aturan terutama di bidang pendidikan haruslah diupayakan pada penekanan attitude, Karakter yang terus dibiasakan bagi seluruh peserta didik di jenjang mana pun. Pendidik haruslah bisa menginspirasi anak didiknya, memberikan keteladanan, dan muaranya adalah pembentukan pribadi yang memiliki akal budi, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, tetapi juga memiliki kecerdasan di bidangnya masing-masing.(HAR, 22/8/20023)