f ' Inspirasi Pendidikan: Sastra

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Juli 2024

Mengenal Gurindam

 
Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd (Penulis)

Gurindam adalah salah satu jenis puisi lama yang berasal dari Melayu. Gurindam terdiri dari dua baris dalam setiap baitnya, dengan rima yang sama (AA, BB, CC, dst). Gurindam biasanya berisi nasihat, petuah, atau ajaran moral.

Istilah "gurindam" berasal dari bahasa Sanskerta "kirindam" yang berarti "perumpamaan". Gurindam pertama kali muncul di Riau pada abad ke-16 dan berkembang pesat di abad ke-19.

Ciri-ciri gurindam:

  • Terdiri dari dua baris dalam setiap baitnya.
  • Memiliki rima yang sama (AA, BB, CC, dst).
  • Berisi nasihat, petuah, atau ajaran moral.
  • Baris pertama (syarat) berisi masalah atau perjanjian.
  • Baris kedua (akibat) berisi jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.

Menyusun Gurindam yang Baik

Berikut adalah beberapa tips untuk menyusun gurindam yang baik:

  • Tentukan tema gurindam. Tema gurindam bisa apa saja, seperti nasihat tentang kehidupan, pendidikan, agama, dan sebagainya.
  • Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan bahasa yang terlalu rumit atau berbunga-bunga.
  • Gunakan rima yang tepat. Rima yang tepat akan membuat gurindam lebih indah dan mudah diingat.
  • Gunakan majas atau kata kiasan. Penggunaan majas atau kata kiasan akan membuat gurindam lebih menarik dan bermakna.
  • Perhatikan isi gurindam. Isi gurindam haruslah bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran bagi pembacanya.
  • Perhatikan struktur gurindam. Struktur gurindam haruslah rapi dan mudah dipahami.

Contoh Gurindam

Berikut adalah contoh gurindam karya Raja Ali Haji yang terkenal dengan judul "Gurindam Dua Belas":
Gurindam Dua Belas
Bait 1
Syarat: Barang siapa mengenal Allah
Akibat: Maka ia kenal diri pula
Bait 2
Syarat: Barang siapa mengenal diri
Akibat: Maka ia mengenal Tuhan pula
Bait 3
Syarat: Barang siapa mengenal dunia
Akibat: Maka ia mengenal akhirat pula
Bait 4
Syarat: Barang siapa mengenal akhirat
Akibat: Maka ia mengenal yang berkuasa
Bait 5
Syarat: Barang siapa mengenal yang berkuasa
Akibat: Maka ia akan hidup dalam selamat sentosa
Bait 6
Syarat: Barang siapa tidak mengenal yang berkuasa
Akibat: Maka ia akan hidup dalam dunia yang fana
Bait 7
Syarat: Barang siapa mengenal Allah
Akibat: Maka ia akan hidup dalam selamat sentosa
Bait 8
Syarat: Barang siapa mengenal diri
Akibat: Maka ia akan tahu bagaimana hidup yang berperi
Bait 9
Syarat: Barang siapa mengenal dunia
Akibat: Maka ia akan tahu bagaimana hidup yang sesungguhnya
Bait 10
Syarat: Barang siapa mengenal akhirat
Akibat: Maka ia akan tahu bagaimana hidup yang kekal
Bait 11
Syarat: Barang siapa mengenal yang berkuasa
Akibat: Maka ia akan hidup dalam taat dan patuh
Bait 12
Syarat: Barang siapa tidak mengenal yang berkuasa
Akibat: Maka ia akan hidup dalam kesesatan dan kemaksiatan

Gurindam di atas merupakan contoh gurindam yang baik karena memiliki tema yang jelas, bahasa yang mudah dipahami, rima yang tepat, penggunaan majas yang menarik, isi yang bermanfaat, dan struktur yang rapi.

Contoh Gurindam Lainnya:
Berikut adalah beberapa contoh gurindam dengan tema yang berbeda:
Gurindam Nasihat
Syarat: Jika hendak mengenal orang berbahagia
Akibat: Sangat memeliharakan yang sia-sia
Syarat: Hendaklah peliharakan kaki
Akibat: Daripada berjalan yang membawa rugi
Syarat: Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Akibat: Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Syarat: Bersungguh-sungguhlah engkau memelihara tangan
Akibat: Daripada segala berat dan ringan
Syarat: Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Akibat: Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Gurindam Pendidikan
Syarat: Ilmu itu bagai pelita hati
Akibat: Terangilah jalannya yang sesat
Syarat: Jika engkau ingin pandai
Akibat: Rajin-rajinlah engkau berlajar
Syarat: Berguru kepada orang yang berilmu
Akibat: Supaya engkau menjadi orang yang terhormat
Syarat: Janganlah engkau malu bertanya
Akibat: Supaya engkau tidak menjadi orang yang bodoh
Syarat: Jika engkau ingin sukses
Akibat: Bekerjalah dengan tekun dan ulet

Gurindam Agama
Syarat: Barang siapa mengenal Allah
Akibat: Maka ia kenal diri pula
Syarat: Barang siapa mengenal diri
Akibat: Maka ia mengenal Tuhan pula
Syarat: Barang siapa mengenal dunia
Akibat: Maka ia mengenal akhirat pula
Syarat: Barang siapa mengenal akhirat
Akibat: Maka ia mengenal yang berkuasa
Syarat: Barang siapa mengenal yang berkuasa
Akibat: Maka ia akan hidup dalam selamat sentosa
Gurindam Cinta
Syarat: Jika engkau ingin dicintai
Akibat: Berikanlah cinta yang tulus dan sejati
Syarat: Janganlah engkau menyakiti hati
Akibat: Supaya engkau tidak disakiti pula
Syarat: Setia dan percayailah kekasihmu
Akibat: Supaya hubunganmu menjadi langgeng
Syarat: Berkomunikasi dengan baik
Akibat: Supaya terhindar dari kesalahpahaman
Syarat: Salinglah menghormati dan menghargai
Akibat: Supaya cintamu semakin kuat dan kokoh

Gurindam Kenegaraan
Syarat: Jika engkau ingin negara yang maju
Akibat: Rajin-rajinlah belajar dan bekerja
Syarat: Cintailah tanah airmu
Akibat: Supaya engkau bersedia membelanya
Syarat: Hormatilah pahlawan yang telah gugur
Akibat: Supaya engkau terinspirasi oleh semangat mereka
Syarat: Jagalah persatuan dan kesatuan bangsa
Akibat: Supaya negara kita menjadi kuat dan kokoh
Syarat: Berikanlah kontribusi yang terbaik untuk negara
Akibat: Supaya negara kita menjadi lebih maju dan sejahtera

Contoh-contoh gurindam di atas hanya beberapa contoh dari banyaknya gurindam yang ada. Gurindam dapat dibuat dengan tema apa saja, sesuai dengan keinginan dan kreativitas penulisnya. Sebagai karya sastra lama, Gurindam sekarang ini jarang dihasilkan, dan memang penyair yang menghasilkan juga berkurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 

  • Perubahan zaman dan tren. Di zaman sekarang, banyak orang lebih menyukai puisi modern yang lebih bebas dan ekspresif daripada gurindam yang terikat aturan dan struktur.
  • Kurangnya minat generasi muda. Generasi muda sekarang lebih tertarik dengan genre sastra lain, seperti cerpen, novel, dan puisi modern.
  • Kurangnya media publikasi. Media publikasi untuk gurindam, seperti majalah sastra dan antologi puisi, sudah tidak sebanyak dulu.

Namun, masih ada beberapa komunitas dan organisasi yang berusaha untuk melestarikan dan mengembangkan gurindam. Komunitas dan organisasi ini mengadakan workshop, lomba menulis gurindam, dan penerbitan buku gurindam.

Berikut adalah beberapa contoh penyair kontemporer yang masih menghasilkan karya gurindam:

  • Suryatati A. Manan (Pulau Penyengat, Kepulauan Riau)
  • Huznizar Hood (Padang, Sumatera Barat)
  • Tusiran Suseno (Tanjungpinang, Kepulauan Riau)
  • Teja Al Habd (Bintan, Kepulauan Riau)
  • Abdul Kadir Ibrahim (Tanjungpinang, Kepulauan Riau)

Selain itu, banyak penyair muda yang mulai tertarik untuk menulis gurindam dengan gaya dan bahasa yang lebih modern. Meskipun jumlah penyair gurindam tidak banyak, semangat untuk melestarikan dan mengembangkan gurindam masih ada. Gurindam adalah bagian penting dari kekayaan budaya bangsa Indonesia dan perlu dilestarikan agar tidak punah.

 *Penulis adalah alumni Magister Bahasa dan Sastra Indonesia UNIPMA Madiun

Selasa, 02 Juli 2024

PUISI: Takbir Membawa Rindu

TAKBIR MEMBAWA RINDU
Karya: Shakayla Adzkiya El Queena H.*


Nafasnya terengah
Kakinya ringkih mengayuh pedal renta
Lelaki tua dengan becak tua
Berpuasa di tengah terik surya

Saat syawal menjelang
Hatinya kian meradang
Merindu pilu yang terkenang
Entah kapan bisa pulang

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar
Laa ilaaha Illallohu wallahu akbar
Allahu akbar wa lillahilhamdu

Ya Rabb, gema kebesaran-Mu menyayatku
Takbir untuk-Mu mengerdilkanku
Wajah-wajah tercinta membias pilu
Tak layakkah aku menerima anugerah-Mu
Sekedar melepas rindu
Bersama keluargaku

Ponorogo, 31 Maret 2024

  *Penulis adalah siswi MTs Negeri 2 Ponorogo

Minggu, 31 Maret 2024

PUISI: RATAPAN DARI KHAN YAUNIS

 Karya: Shakayla Adzkiya El Queena


Boomm.. bomm..boom
Puluhan rudal melesat menghancurkan
Puluhan gedung, puluhan masjid., gereja, rumah sakit  rata tak bersisa
Jerit tangis, ratap pilu, melebur satu
Berseliweran jet tempur, drone,  dan peluru
Nyawa melayang berpuluh ribu
Khan Yunis menjadi saksi tragis bengis zionis

Nun.. di bawah puing masjid  di sudut kota Khan Yunis
Seorang gadis kecil menangis tersedu
Jilbabnya kumal berdebu
Wajahnya sayu, calar luka berdarah di pipi, tangan,  kaki dan pundaknya
Ayah... ayah.. ibu..kakak... kau dengar aku?
Ia berteriak hingga serak
Sesekali mencari celah untuk masuk ke reruntuhan
Seorang relawan mendekat  bertanya
Dimana  ayahmu Nak?
Di dalam sana, dibawah sana
Dimana ibumu Nak?
Didalam sana, dibawah reruntuhan
Dimana kakakmu Nak?
Di bawah sana,.saat mereka sedang sholat
Sebuah  rudal menghancurkan

Ayahmu, ibumu,  kakakmu bersama ratusan lainnya 
Telah pergi bersama ke syurga
Sang relawan memeluk erat gadis itu.
Dalam dekapan pilu gadis kecil berkata
Ayahku,  ibuku, kakakku  syahid
Kelak aku akan memilih jalan suciku

Kami adalah anak anak yang dibesarkan di tengah kebengisan zionis
Kami adalah anak anak yang dirundung pilu
Dari masa lalu, saat ini dan entah kapan berlalu
Kami adalah anak anak yang dipilih Tuhan
Untuk menjadi saksi kemerdekaan
Kami adalah anak anak yang menjadi martir perjuangan
Kami adalah anak anak yang menjadi penjaga Al Aqsa
Kami hanya punya pilihan syahid  dan merdeka Palestina.
Demi Agama dan Bangsa.
 
Ponorogo, 27  November 2023


Rabu, 20 Desember 2023

PUISI: IBU

IBU
Karya: Elly Maslinda*
 

Ibu
Engkau bagai matahari yang selalu menyinari hidupku
Dalam setiap kesedihanku
Engkau hadir berikan senyum keceriaan
Rasa cinta dan kasih sayangmu yang tulus
Membuatku tak ingin jauh darimu

Ibu
Melihat tawamu adalah sumber kebahagianku
Pelukanmu memberiku ketenangan
Suapan dari tanganmu memberikan kenikmatan tersendiri bagiku

Ibu……
Tiada yang bisa mengantikanmu didunia ini
Doamu selalu mengiringi disetiap langkahku
Engkau selalu terlihat tegar dihadapanku
Bahkan kau rela melakukan apapun untukku

Ibu
Maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu
Maafkan aku yang pernah mengecewakanmu dan menyakiti hatimu
Aku akan berusaha menjadi apa yang engkau inginkan
Walaupun aku tidak bisa membalas semua jasamu, tapi aku akan berusaha untuk menjadi anak yang baik dan berbakti padamu

Terima kasih Ibu
Kau telah membesarkanku dengan kasih sayang yang tulus
Aku selau berdoa semoga ibu sehat selalu
Aku sangat mencintaimu dan menyayangimu
Aku banga menjadi anakmu Ibu

GURU
Karya: Elly Maslinda

Guru…….
Kau bagai pelita
Penerang dalam kegelapan
Kau memberi cahaya
Untuk anak  - anak bangsa
 
Oh guru,
Sunguh mulia jasamu
Kau mau menuntun kami
Untuk mengapai cita-cita kami
 
Terimakasih guru,
Setinggi apapun pangkat kami
Engkaulah yang paling berjasa dalam hidup kami
 
Guru kau adalah pahlawan kami
Jasamu takkan kami lupakan
Namamu akan selalu dikenang
Dalam sanubari

-----------------   
*Penulis adalah mahasiswi Prodi D3 Kebidanan Angkatan 2023 di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo

-----------------------------------------------------------------
Redaksi Inspirasi Pendidikan mengundang semua penggiat literasi untuk dapat berbagai inspirasi tentang pendidikan, dalam bentuk artikel, opini, berita pendidikan, sastra, dll. Silahkan kirimkan naskah terbaik anda melalui email: mashary09@gmail.com.
Salam literasi!
-------------------------------------------------------------------

Selasa, 10 Oktober 2023

PUISI: ASA


Penulis: Dr. Moh. Anang Taufik

ASA

Karya: Dr. Moh. Anang Taufik


Merona merah mentari
Ombak menari riang
Hangat terasa cahyanya
Angin semilir lembut
Menerpaku
Mengingatkan masa lalu
Akan asa yang terasa
Dalam memori jingga
  
Asa hilang dua terbilang
Nur Illahi sadarkanku
Akan tatanan-Nya
Nampak nyata perlahan
Goib terwujud

Tampak nyata dalam kesunyian
Asa ungkap rasa jati
Untukmu tercinta
Fikiran rasa karsaku
Ingatkan akan kebesaranMu
KepadaMu sang semesta
---------------------------

 * Penulis adalah Guru di SMPN 1 Sumberejo Kab. Bojonegoro, seorang Doktor bidang Ilmu Pendidikan yang menggemari  dunia sastra


Kamis, 05 Oktober 2023

RUANG PUISI: RISALAH GULANA

 

RISALAH GULANA     
Karya: Hariyanto     

Mendengar suaramu lirih, luruh rasaku
Gemetar jemarimu menusuk kalbu
Dingin tanganmu tak sehangat dulu
Langkah kakimu gontai menapak layu
Dengan apa harus kusembunyikan risau
Sementara gerak bibirku bernada parau
Saat keluh peluhmu membanjir jiwaku

Dalam hening ku bercengkerama dengan sepi
Untuk bertanya kepada sang pemilik sunyi
Adakah asa untuk berdiri dan berlari
Mencari penawar gulana hati
Tanganku tak selalu mampu menggenggamnya
Kakiku belum mampu mengiringi langkahnya
Senjamu menorehkan selaksa cerita

Dalam diam aku senandungkan duka
Agar tiada yang tahu sakitnya rasa
Kunikmati setiap irisan luka dari yang Esa
Sambil melapangkan dada
Belajar melepas satu demi satu cinta
Melonggarkan ikatan kasih nyata
Semua berpulang kepadaNya.


Ponorogo, 02 Oktober 2023


Balada Singo Barong
Karya Hariyanto


Suaranya bergetar dalam auman
Bengis wajahnya tak sebanding dukanya
Sang raja tenggelam dalam pesona 
Berdendang kidung  asmaradhana 
Singo Barong melaras sukma
Dewi Songgo Langit  bertakhta ke altàr jiwanya
Kini terenggut  dalam dekap Kelana Sewandana

Duh Gusti sang pencipta
Salahkah aku bertanya
Mengapa takdirkan wajah  tak biasa?
Tak kuasa  aku menolak 
Cinta hamba paripurna
Pada paras pesona  si jelita

Duh gusti yang Maha  Agung
Kesaktianku tinggi menggunung
AnugerahMu selalu kusanjung
Cintaku kini bagai sesaji terlarung
Laksana buih samudera mengapung
Langit hidupku berselimut mendung

Aku rela nelangsa demi cinta
Saat Samandiman meleburkan jiwa
Menghancurkan mimpi berlaksa
Wujudku membuatnya bahagia
Ragaku  tàk mampu merengkuhnya
Asal jiwaku abadi dihidupnya

Ponorogo, 08 Agustus 2023

-----------------------------------
* Penulis adalah pemerhati pendidikan yang memiliki kecintaan dalam berliterasi melalui berbagai karya tulis termasuk puisi. Salah satu kumpulan pusi yang pernah diterbitkan  diberi judul "Mecari Jejak Kata" yang diterbitkan CV Pustaka El Queena pada tahun 2022.

Selasa, 25 Juli 2023

ANALISIS KARYA SASTRA: PUISI

inspirasipendidikan.com- Sahabat Inspirasi Pendidikan, Sastra dengan berbagai jenisnya telah terbukti memiliki manfaat besar dalam pengembangan peradaban di dunia, termasuk di Indonesia. Analisis sebuah karya sastra seolah menguras air laut yang tak pernah surut. begitulah hikmah dan maksud yang terselubung dalam sebuah karya, dapat menjadi magnet tersendiri bagi para pembacanya untuk mencari tahu manfaat kedalaman makna dari sebuah karya sastra. 

Pada kesempatan kali ini Sahabat Inspirasi akan membaca sebuah Puisi karya Afrilia Eka Prasetyawati yang berjudul "Hanya Angan" . Hebatnya lagi penulisnya sekaligus akan membedah dari maksud puisi yang ditulisnya ini. 

Selamat membaca semoga memberikan dapat menginspirasi sahabat semua.

HANYA ANGAN
Karya: Afrilia Eka Prasetyawati*
 
Aku berbicara tentang sebuah mimpi
Yang tersandera di awan sunyi
Ringkih bersulam hayal tak bertepi
Tertatih menapak jalan diri
Duhai Kembang setaman
Harumnya  melintas  zaman
Mekarlah di ujung pengharapan
Agar terkecap pahitnya kenyataan
 
Aku berdendang tentang masa depan
Yang melumpuhkan asa  untuk berjalan
Pagi siang hingga malam menjelang
Menyusuri jejak tak bertuan
Berpematang angan dan bayang
Duhai kemanakah layar terkembang
Jika mata angin tak  lagi menunjuk arah
Senjaku diantara harapan dan kealpaan
 
Ponorogo 12 Juli 2023

Analisis makna Puisi: "HANYA ANGAN"

Puisi “Hanya Angan” adalah puisi yang menggambarkan kondisi antara angan-angan dan harapan yang dimiliki oleh seseorang  (Aku). Penulis memaparkan angan sekaligus harapan dalam bingkai puisi. Terlepas dari makna yang tersirat di dalamnya merupakan pengalaman pribadi atau sekedar menggambarkan kondisi yang banyak dialami banyak orang, tetapi puisi Hanya Angan ini cukup menggambarkan pandangan pribadi dari penulis tentang angan dan harapannya.

Dalam konteks puisi ini, Angan-angan digambarkan melalui sebuah mimpi, mimpi yang juga sulit untuk diwujudkan karena diluar kendali dari penulisnya (Aku). Angan-angan atau mimpi yang tinggi ini seolah “tersandera di awan sunyi”, sendiri merasa sulit untuk mencapainya. Sementara daya dan energi untuk mewujudkan mimpi tersebut tidak ada atau “ringkih bersulam hayal tak bertepi”. Dalam keputus asaan dan ketidak berdayaan, ada segaris kepasrahan dan benih harapan yang disimbolkan dengan “kembang setaman”. Kembang setaman ini adalah berbagai jenis bunga yang biasanya dalam adat jawa dipakai sesajen, seperti Bunga Kantil, Melati, Mawar, dll.Namun sesungguhnya memiliki nilai filosofis yang mendalam, yaitu simbol introspeksi diri simbol ketulusan hati, dan simbol kepasrahan pada Tuhan. Karena itu penulis (Aku) menggambarkan kembang ini harumnya melintasi zaman sebagaimana sifat keabadian yang dimilik Tuhan. “Mekarlah di ujung pengharapan” adalah ungkapan harapan yang bersandarkan kepasrahan sebagaimana tertuang dalam baris sebelumnya. “Agar terkecap pahitnya kenyataan.” Dalam kalimat di baris terakhir ini, penulis menggunakan pahitnya kenyataan, karena tidak semua harapan berbuah manis, tercapai sesuai yang diinginkan. Tetapi sepahit apapun kenyataan justru itulah yang mendewasakan dan berbuah manis pada akhirnya.

Paragraf kedua dalam puisi ini, lebih menekankan pada upaya mencapai harapan yang diupayakan oleh penulis (Aku). Harapan yang begitu sulit untuk diwujudkan. Beberapa orang dalam mewujudkan harapannya begitu mudah karena tidak merintis terlebih dahulu tetapi sudah dirintis oleh pendahulunya, bisa orang tua/ kerabat terdahulu. Tetapi bagi penulis (Aku), kesulitan mewujudkan harapannya karena dia harus mencari jalan sendiri, merintis jalannya  dan ini digambarkan dalam kalimat “Menyusuri jejak tak bertuan, Berpematang angan dan bayang”.

Dalam perjalanan panjang mewujudkan harapan tersebut, terbersit sebuah keciutan hati. Apakah benar arah yang diambil? Jika perjalanan ini layaknya berlayar, keraguan arah layar terkembang menjadi pertanyaan batin dari penulis. Bila arah yang dilalui tidak tepat maka dipastikan perjalanan akhir dari pencapaian harapan ini tidak berakhir dengan kesuksesan tetapi ketidakpastian dan penyesalan mendalam. Hal ini diungkapkan dengan kalimat “ Duhai kemanakah layar terkembang. Jika mata angin tak  lagi menunjuk arah. Senjaku diantara harapan dan kealpaan.

Afrilia Eka P (Penulis)

* Penulis adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan mahasiswa S2 PBSI UNIPMA 2022



Selasa, 06 Juni 2023

Puisi : Untukmu Insan Mulia

 

Shakayla (tiga dari kiri)

Sahabat Inspirasi Pendidikan, Bulan Juni adalah akhir dari tahun ajaran baru bagi pendidikan dasar dan menengah. Seperti biasanya, semua lembaga pendidikan mengadakan acara perpisahan yang dikemas dalam berbagai bentuk, baik itu pentas seni maupun acara wisuda. Pada saat yang mengharukan sekaligus menyedihkan karena harus berpisah dengan guru yang telah mendidik, berpisah dengan teman-teman yang sudah bertahun-tahun bersama, dan sebagai moment mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan semua orang yang banyak berjasa, maka puisi bisa dijadikan sebagai sebuah sarana yang tepat.

Berikut ini kami publikasikan sebuah puisi perpisahan yang tepat untuk dijadikan salah satu referensi untuk dibacakan pada saat perpisahan/ wisuda, khususnya bagi anak SD. Puisi ini adalah karya Shakayla A. El Queena, seorang siswi dari SDIT Qurrota A'yun Ponorogo dan pernah dibacakannya saat wisuda pada tanggal 03 Juni 2023. Sahabat Inspirasi Pendidikan dapat menggunakanya, dengan sedikit merubah dua kata terakhir dari puisi tersebut karena dalam puisi ini disebut nama sekolahnya. 

Selamat Membaca!

UNTUKMU INSAN MULIA

Karya: Shakayla A. El Queena

Inilah tangan kami, enam tahun lalu masih mungil

Kami datang bersama ayah bunda di gerbang pengetahuan

kau genggam dan kau tuntun menuju kelas satu

kau hapus rasa takut kami dengan senyummu

kau lepas kebodohan berganti dengan ilmu

inilah wajah kami, yang hari ini tak mampu menatap teduh wajahmu

inilah senyum kami, yang hari ini kucoba ukir manja meski tak mampu

inilah mulut kami, yang ingin berucap maaf tetapi lidah kelu dan kaku

inilah tangan kami, yang ingin menjabat erat demi mendapat restu

Untuk beranjak mengangkat sauh tak lagi berlabuh

Menuju harapan dan cita-cita yang masih jauh

Ustadz ustadzah, engkaulah bintang yang sinarnya menembus siang

menjadi penuntun arah peradaban

engkau adalah matahari yang mencerahkan kehidupan

yang cahayanya membuat kami  meluruskan jalan

Ustadz ustadzah, engkaulah insan mulia

Kawan…

Lihatlah wajah ustadz ustadzah kita

tanpa mereka kita bukanlah apa-apa

betapa sering mereka menahan amarahnya

demi mengajarkan kesabaran

betapa sering mereka menyembunyikan kesedihan

demi memberikan kebahagiaan

jika ada diantara kita

pernah berprasangka pada mereka

bersuara keras, tetapi menganggap marah

dinasehati, tapi dianggap memaki

dicubit tetapi mengadu dihimpit

diberi hukuman kedisiplinan,

dianggap diluar kewajaran

ketahuilah kawan… semua itu demi kebaikan

maafkan kami ustadz, maafkan kami ustadzah

Ayah…bunda, engkaulah insan mulia

Mengajarkan kami makna berbakti

Menyadarkan kami cara mengabdi

Membuat kami hingga saat ini bisa menikmati mentari di ufuk pagi

Sambil belajar, membaca, menulis, menghitung, dan mengaji

Kamilah yang membuatmu meneteskan air mata

Bermandi peluh tanpa mengeluh

Kamilah yang membuat wajahmu terlihat renta

Karena bekerja di luar batas daya

Hanya untuk kami, untuk bisa membiayai kami

Agar bisa belajar di sekolah terbaik

Maafkan kami ayah.. maafkan kami bunda

Yang tidak bisa merasakan bagaimana lelahnya kakimu berdiri

Yang belum bisa menghaluskan kasarnya telapak tanganmu

Inilah kami anakmu…

Yang hanya mampu berucap

Terima kasih ayah… terima kasih bunda

Terima kasih ustadz ustadzahku

Selamat berpisah SDIT Qurrota A’yun ku.                                                                                                

                                                                                  Ponorogo, 30 Mei  2023

                                                                                  Shakayla  A. El Queena


Launcing Buku Karya Siswa





Senin, 29 Mei 2023

PUISI: GURU

inspirasipendidikan.com- Sahabat Inspirasi Pendidikan, berikut ini kami publikasikan sebuah puisi yang berjudul Guru.  Puisi berjudul "Guru" ini adalah karya Afrilia Eka Prasetyawati, seorang guru di sebuah sekolah menengah Kejuruan di Ponorogo. Puisi yang dilatar belakangi oleh kegelisahan dalam melihat fenomena pembelajaran saat ini, termasuk kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Perdebatan dalam batinnya tentang hakekat dari profesi guru dituangkannya dalam bentuk puisi "Guru".
Puisi ini mendapatkan penghargaan sebagai JUARA II TINGKAT NASIONAL dalam Lomba menulis puisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Veteran Bangun Nusantara pada tanggal 21 Februari 2023. 

Penulis, Afrilia (dua dari kanan)

GURU
Karya: Afrilia Eka Prasetyawati

Gurukah aku?
Yang congkak berbangga  ilmu
Didepan murid yang dianggap dungu
Yang melangkah gagah dengan buku tebal
Didepan murid yang dianggap bebal

Gurukah aku?
Berseragam rapi 
Tampil wibawa di panggung kelas yang sepi
Di depan murid  yàng tak bernyali
Meski hanya untuk  angkat jari

Gurukah aku?
Berbicara lantang tentang pengetahuan
Yang dikarang orang dari segala zaman
Tanpa pernah menghasilkan 
Karya diri bersimpul pengalaman

Gurukah aku?
Yang berbangga dengan profesi
Mengejar sertifikasi mengumpulkan  pundi pundi
Hingga lalai makna mengabdi

Gurukah aku?
Mengajar, mendidik, menebar ilmu
Menata siswa agar luhur berperilaku
Menyiapkan, menyambung generasi 
Demi tugas dan masa depan negeri

Akukah guru? 
Pahlawan selaksa tanda jasa
Pengukir peradaban
Gurukah aku???

Ponorogo, 30 Desember 2022