Eko Yuli Yanto, S.Pd.I (Penulis) |
PENERAPAN
HOTS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS PADA MATERI DESCRIBING PEOPLE
Oleh: Eko
Yuli Yanto, S.Pd.I*
Upaya peningkatan proses belajar mengajar merupakan upaya yang paling tepat dilakukan mengingat peranannya yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses pada 10 September 2022, jam 14.25 WIB).
Kurikulum
dipahami sebagai seperangkat
pengaturan mengenai tujuan isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (UU no
20 Tahun 2003). Secara umum kurikulum
merupakan subjek atau serangkaian topik pengajaran pada suatu lembaga
pendidikan. Kurikulum meliputi seluruh fenomena pendidikan yang dapat
dimengerti sebagai mendifinisikan dan menjelaskan ketentuan pelaksanaan suatu
program pengajaran, yang harus diikuti oleh para siswa agar dapat menyelesaikan
tingkat pendidikan tertentu (http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/matematika/article/view/4129,
diakses pada tanggal 10 September 2022, jam 14.56 WIB)
Nadiem
Makarim (2019) menyatakan bahwa guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
sangat sulit namun bersifat mulia. Guru diberikan tanggung jawab dalam
membentuk masa depan bangsa tetapi dilandasi dengan aturan-aturan yang sangat
banyak berupa persiapan administrasi yang harus disediakan oleh guru sehingga
konsep mulia berbentuk pertolongan yang seyogiyanya harus dilakukan oleh guru
kepada peserta didiknya menjadi tidak maksimal.
Menurut
Eko Risdianto (2019:4) juga mengatakan bahwa kehadiran kurikulum merdeka
belajar ini juga bertujuan untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi
industri 4.0 dimana dalam perwujudannya harus menunjang keterampilan dalam
berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif, serta terampil
dalam berkomunikasi dan berkolaborasi bagi peserta didik.
Pada
era digitalisasi saat ini perkembangan teknologi mempengaruhi kualitas dalam
pendidikan. Nah, Melalui konsep ini peserta didik diberikan kebebasan dalam
berpikir untuk memaksimalkan pengetahuan yang harus ditempuh. Konsep kurikulum
abad 21 menuntut peserta didik harus mandiri dalam memperoleh ilmu baik dalam
pendidikan formal maupun non formal. Kebebasan yang diterapkan dalam konsep
abad 21 tersebut akan memberikan peluang kepada peserta didik untuk menggali
ilmu sebanyak-banyaknya.
Didalam era digitalisasi
ini, kemampuan Bahasa Inggris tidak bisa dielakkan lagi menjadi salah satu
bahasa penghubung yang sangat vital dalam ranah komunikasi global. Bahasa
Inggris merupakan bahasa komunikasi resmi dari banyak negara di dunia dan
dipergunakan secara meluas. Hampir tiap negara di dunia menggunakan bahasa
Inggris saat berkomunikasi. (www.kompas.com/skola/read/2//kenapa-bahasa-inggris-menjadi-bahasa-internasinal/ di akses pada hari Kamis, 10 September 2022 pukul 07.35 WIB).
Menurut Wells yang dikutip dari Depdiknas dalam Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006:
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana,
yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulis yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk
menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena
itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Karena pentingnya peran
penguasaan Bahasa Inggris ini, maka Bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa
yang wajib di pelajari dalam jenjang Pendidikan SMP/MTs. Pada jenjang ini siswa
SMP/MTs berada pada pembelajaran fase D seperti yang tertuang dalam Capaian
Pembelajaran (CP) Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Keputusan Kepala BSKAP
Nomor 003/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 008/H/KR/2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
Dalam melaksanakan
pembelajaran Bahasa inggris pada jenjang MTs kelas VII, penulis akan fokus
membahas tentang penerapan HOTS dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris pada
materi describing people.
High Order thingking skills
(HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh setiap peserta didik (https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/mengenal-hots-rencana-pembelajarannya, diakses 10
September 2022, pukul 15.00 WIB). HOTS merupakan puncak kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
taksonomi bloom (https://gurusekali.com/defenisi/hots-higher-order-thinking-skill/, diakses 10 Sepetember 2022, pukul 15.00) .
Dalam buku College Academic Writing: A
Genre-Based Prespective karya Dr. I Wy. Dirgeyasa, M.Hum (2017) menyatakan,
tujuan atau fungsi social dari describing text adalah to describe a
person, place or thing in such a way that a picture is formed in the reader’s
mind. Sedangkan materi describing
people adalah mendekripsikan orang dengan menyebutkan ciri-ciri fisik
tertentu. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teks
deskriptif pada materi describing people
merupakan hal yang paling mendasar pada materi bahasa inggris khususnya pada
fase D SMP/MTs. Karena materi ini menjadi awal dari peserta didik untuk
mengasah kemampuan Bahasa Inggris dalam bidang vocabulary, speaking dan
writing.
Disini penulis sengaja memilih
materi desribing people karena materi ini merupakan salah satu jenis materi yang
ada kaitannya didalam kehidupan sehari-hari. Ketika memilih materi ini, penulis
mengambil latar belakang masalah yang sering dihadapi oleh peserta didik.
Dimana peserta didik masih kesulitan dalam mengidentifikasi, menyusun dan mempresentasikan ragam teks sederhana yang
berkaitan dengan describing people. Juga permasalahan lain yang muncul karena kurangnya
motivasi belajar siswa ketika dipaparkan dengan materi berbasis HOTS.
Penulis sudah beberapa kali
menerapkan describing people pada kelas tingkatan rendah (kelas 7).
Berdasarkan hasil evaluasi diakhir pembelajaran dimana capain ketuntasan siswa
selalu diatas 80%, penulis berinisiatif untuk berbagi pengalaman dalam penerapan
HOTS dalam meningkatkan kemampuan bahasa inggris pada materi describing people
ini.
Pengimplementasian
pembelajaran tersebut penulis jabarkan sebagai berikut; Pada bahasan materi describing
people, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pemantik; who is
your favorite teacher, why do you like him/her, how does she/he look like.
Siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang dimaksud secara individu. Kemudian
guru meminta siswa untuk saling mengamati teman yang ada disebelahnya. Kemudian
siswa mencatat vocabulary penampilan temannya dan menuliskan kedalam paragraf
dan menterjemahkan ke dalam bahasa inggris. Dari dua kegiatan diawal sudah
termasuk dalam kategori HOTS yaitu mengamati (C4) dan mengkreasikan kedalam short paragraph (C6).
Langkah berikutnya, guru menampilkan
slide tokoh atau public figure. Siswa
dibimbing untuk mendeskripsikan dan menyebutkan tentang penampilan dari gambar
tokoh tersebut. Misalnya, mulai dari rambut, bentuk wajah, hidung, dan lain
sebagainya. Guru memberi contoh
mendeskripsikan penampilan dari publik figur. Contohnya; the hair is long, the eye is round, the nose is pointed, the face is
round. Guru mengulang 2-3 kali pengulangan. Siswa diminta untuk
memperhatikan, lalu ikut mengulang pengucapan kalimatnya.
Langkah selanjutnya, guru menampilkan
gambar slide publik figur yang kedua. Kemudian meminta siswa untuk
mendiskripsikan penampilan publik figur tersebut secara sederhana dengan mengikuti
pola kalimat yang sudah dicontohkan oleh guru.. Kegiatan ini dilaksanakan
sampai semua gambar slide publik figur selesai didiskripsikan. Dari
kalimat-kalimat diskripsi yang sudah dibuat oleh siswa, siswa kemudian diminta
untuk menyusun paraghraf descriptive sederhana. Tugas menyusun paragraph
dari kalimat descriptive yang sudah ditemukan bersama-sama ini masuk
dalam pembelajaran berbasis HOTS. Dimana kata kerja “menyusun” menurut
taksonomi Bloom termasuk dalam analisis C6.
Pada pembelajaran Bahasa
Inggris di abad 21 ini, memang kita sebagai dituntut untuk melalukan
pembelajaran yang blended, menggabungkan dan mengkreasikan materi
pembelajaran dengan tehnologi yang semakin canggih. Namun tak bisa dipungkiri,
terkadang ada kendala atau keterbatasan sarana pembelajaran disekolah dan dari
siswa yang tidak bisa kita hindari. Sudah menjadi tanggung jawab seorang guru
untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat dalam menghadapi permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran di kelas. Disini kreatifitas dan inovasi guru
diperlukan. Dengan metode ini bisa menjadi alternatif solusi yang mungkin bisa
menjawab permasalahan pembelajaran yang ada. Namun, sebagai guru yang
profesional sudah seharusnya bisa mencari akar permasalahan yang muncul dan
bisa memberikan alternatif solusi yang relevan, sehingga tujuan pembelajaran
bisa tercapai dengan baik. Dengan metode ini setidaknya dua kompetensi siswa
yaitu writing dan presenting sudah bisa terasah dengan baik.
Daftar Pustaka
Depdiknas dalam Kepmendiknas No.
22 Tahun 2006
Dr. I Wy. Dirgeyasa, M.Hum (2017). College Academic
Writing: A Genre-Based. Prespective karya
https://gurusekali.com/defenisi/hots-higher-order-thinking-skill/, diakses 10 Sepetember 2022, pukul 15.00
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses pada 10 September 2022, pukul
14.25 WIB
https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/mengenal-hots-rencana-pembelajarannya, diakses 10
September 2022, puku; 15.00 WIB
https://www.kompas.com/skola/read/2//kenapa-bahasa-inggris-menjadi-bahasa-internasinal/ di akses pada hari Sabtu, 10
September 2022 pukul 07.35 WIB
Keputusan Kepala BSKAP Nomor
003/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum
dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
KURIKULUM
DAN MODEL-MODEL PENGEMBANGANNYA Joko Suratno, Diah Prawitha Sari, dan Asmar
Bani http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/matematika/article/view/4129/2669
Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar Juliati Boang Manalu1* ,
Pernando Sitohang2, Netty Heriwati Henrika Turnip3 : https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index
___________
EKO YULI YANTO, lahir di Ponorogo pada
tahun 1981. Menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang terhitung
mulai bulan Juli 2022 sebagai mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan
mata pelajaran Bahasa Inggris. Memiliki hobby olahraga, membaca dan nonton.
Saat ini masih aktif menjadi pendidik di MTs Terpadu Bina Putra Cendikia dan
SMK Harapan Mulya Ponorogo