inspirasipendidikan.com- Pagi ini sangat cerah untuk memulai
aktifitas dengan penuh semangat. Sudah hampir dua minggu tidak hujan meskipun
kata orang-orang seharusnya saat ini sudah memasuki musim hujan. Seperti
biasanya setiap hari sabtu putri sulungku ikut ekstra kurikuler “English course”
yang dimulai pukul 06.30 sampai 09.00 di sekolahnya. Setelah mengantar ke
sekolah, saya melanjutkan mempersiapkan segala sesuatunya untuk bepergian ke
luar kota, yaitu Kota Tuban. Kami mempersiapkan barang-barang yang harus
dibawa, dan tidak lupa mengecek kesiapan mobil, seperti cek oli, air radiator, accu,
dll.
“Alhamdulillah beres bun, tinggal nunggu kakak pulang dari sekolah,
langsung bisa berangkat.” Kataku pada isteri yang juga tengah mempersiapkan
snack dan minuman untuk anak-anak nanti di perjalanan.
“Ya, Yah. Nanti setelah jemput kakak, kita langsung berangkat.”
Jawabnya sambil packing.
Kebetulan barang bawaan kami tidak banyak, karena hanya menginap
semalam setelah itu paginya kembali ke Ponorogo. kami mengantar ibu untuk
pulang ke rumahnya di Tuban.
Pukul 09.30 tepat kami berangkat dari rumah, kami berlima dengan penuh
semangat dan gembira karena akan mengunjungi kampung halaman. Perjalanan masih
jauh karena kami harus melewati beberapa kabupaten, yaitu Madiun, Magetan,Ngawi,
dan Bojonegoro. Biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 6 jam untuk sampai ke Tuban.
Semoga saja kendaraan tidak terlalu padat. Maklumlah biasanya kalau di akhir
pekan kendaraan begitu ramai. Setelah kurang lebih setengah jam saya merasa ada
sesuatu yang salah dengan mobil, karena terdengar suara gemeretak pada waktu
kopling diinjak. Tetapi tetap saja kami melaju di jalan.
“ waduh.. suara apa itu bun? Sepertinya ada yang nggak beres nih.” Celetukku
pada bunda yang duduk disamping.
“tapi aman kan yah?” jawab bunda
“moga saja, kita cari SPBU dulu untuk isi bahan bakar, nanti ayah cek.”
Jawabku santai.
Mobil pun aku pacu menuju SPBU terdekat, setelah masuk SPBU ternyata
masih proses pengisian jadi diminta menunggu oleh petugas SPBU. Tetapi karena
bahan bakar masih cukup, maka kami pun melanjutkan perjalanan sambil mencari
SPBU selanjutnya. Tidak berapa lama kami sampai ke SPBU di depan SMAN 1 Geger
Madiun. Kami harus antri dulu masih ada 5 mobil yang antri pertalite di
depan kami. Setelah mobil di depan sudah mulai bergerak, saya pun bermaksud
untuk maju mendekat, tetapi tiba-tiba “krak..”
“Astaghfirulloh… Koplingnya bun, putus ini. mobil pun tidak bisa
bergerak. Bantu dorong bund!” kataku meminta tolong isteri untuk turun dan
mendorong mobil ke tepi.
Tentu saja tenaga kami tak cukup kuat karena jalannya agak menanjak.
Seorang pemuda yang antri hendak isi bbm motornya, berlari membantu kami.
“Bapak naik saja sambil nyetir, kami yang dorong pak.” Teriak pemuda
tadi sambil mendorong dari belakang mobil.
“Terima kasih mas,” kataku setelah menepi kepada anak muda yang tidak
sempat kutanyakan siapa namanya.
Segera aku minta anak-anak, dan ibu untuk turun dan beristirahat di
luar mobil, sementara aku mulai mencoba membongkar mobil mencari tahu
penyebabnya. Dan benar saja, ternyata kabel kopling yang putus.
“waduh.. kalau seperti ini harus cari bengkel ini bund, gak bisa
diperbaiki sendiri.” Kataku sambil menunjukkan potongan kabel kopling yang
putus kepada isteri.
“punya kenalan atau nomor telepon bengkel terdekat yah?” tanya isteri
“gak punya, coba tak tanya-tanya orang di sini.” Jawabku singkat
Pandangan mataku menyapu ke arah orang-orang di sekeliling, sampai
kemudian terhenti pada petugas SPBU yang duduk menunggu di depan toilet,
mungkin beliau bagian cleaning servis. Tubuhnya tinggi kekar, agak gemuk,
pandangan matanya tajam, telinganya sebelah kiri terselip anting dan kelihatan
tato di tangannya.
“Permisi pak, bengkel mobil terdekat dari sini di mana ya pak, mobil
saya mogok pak, kabel koplingnya putus.” Tanyaku kepada bapak tadi ambil menunjukkan
kabel potongan kopling.
“oalah.. ini putus ya pak, kalau dekat sini gak ada pak, ada sih yang
agak jauh, tapi saya nggak tahu apa orangnya bisa dipanggil ke sini atau tidak.”
Jawabnya santun.
“oo gitu ya pak, ehmm.. pak saya bisa minta tolong, pinjam motornya
untuk cari orang yang bisa servis?” pintaku berharap agar bapak ini bisa
membantu, meskipun dalam hati agak ragu karena penampilan dari bapak ini yang
sedikit pendiam.
“boleh-boleh pak, silahkan pakai motorku!” jawabnya bersemangat sambil
berdiri ke arah motor vario berwarna merah tak jauh dari tempat kami berdiri.
“ini pak, jenengan pakai saja, sekalian ini helmnya.” Jawabnya sambil
menyerahkan kunci motornya.
“Terima kasih banyak pak, itu mobil saya di sana pak. Dan yang duduk-duduk
itu keluarga saya .” jawabku untuk meyakinkan bahwa memang mobil kami sedang
mogok, dan tentu saja agar tidak ragu meminjamkan motornya kepada orang yang bahkan
tidak dikenal sebelumnya.
Segera aku pacu motor sambil mencari-cari bengkel mobil. Bengkel mobil
yang terdekat menurut bapak pemilik motor ini ternyata adalah bengkel variasi
mobil, jadi tidak bisa membantu tetapi paling tidak saya dapat informasi ada
bengkel mobil lagi di sekitar Polsek Pagotan. Tidak menunggu lama, saya pun
meluncur sekitar 15 menit, tetapi tidak ada bengkel di situ yang ada hanya
bengkel radiator. Saya bertanya kepada seorang yang sedang memperbaiki radiator
mobil sedan. Alhamdulillah akhirnya saya dapat informasi jika bengkel mobil dekat
dari situ tapi harus masuk gang di situ nanti ada tulisan bengkel Pak Pur. Tepatnya
di gang sampingnya ATM Bank Jatim.
Bengkelnya memang di dalam tidak kelihatan kalau dari jalan raya,
sempat ragu juga jangan-jangan ini bengkelnya tidak bisa bantu atau bahkan
tutup. Tapi akhirnya rasa ragu itu pun sirna ketika melihat sebuah bengkel
dengan mobil-mobil dan motor berjejer banyak, ada sekitar 10 mobil dan beberapa
orang yang sedang memperbaiki mobil.
“mas, bisa minta tolong servis mobil saya?” tanyaku kepada salah satu
remaja yang sedang memperbaiki mobil.
“mobilnya kenapa pak?” tanyanya ramah
“ini kopling nya putus kabelnya.” Jawabku sambil menunjukkan kabel
kopling putus yang aku bawa.
“gmana ya.. soalnya ini garapan juga banyak.” Jawabnya sambil
mengernyitkan keningnya.
“tolonglah mas.. mobilnya sekarang ini ada di SPBU sementara ini saya
mau bepergian jauh. Tolong ya mas? “ kataku merayu.
“gini saja pak, jenengan tanya ke Pak Pur. Itu orangnya yang lagi
memperbaiki pick up di ujung sana, kalau beliau OK, nanti saya bantu. Soalnya saya
ikut bekerja sama beliau.” Tegasnya.
“Pak Pur, mau minta tolong pak” sapaku sok akrab kepada pria kurus yang
sedang memperbaiki pick up.
“nggih pak, yang rusak apa? Mana mobilnya?” tanyanya dengan nada ramah.
Akupun bercerita kronologisnya, dengan harapan beliau bisa membantu.
“Bapak beli saja dulu kabelnya, coba beli di toko di depan ATM BRI ya
pak, kalau sudah dapat, bapak ke sini lagi. Nanti aku suruh anak-anak untuk
memperbaiki mobil jenengan.” Jawabnya sambil secara detail memberitahukan nama
toko dan spesifikasi kabel yang harus dibeli.
Syukurlah, paling tidak sudah ada titik terang untuk mendapatkan
pertolongan. Tidak terasa sudah 1 jam lebih aku mencari-cari bengkel. Untunglah
kabel kopling pun sudah aku dapatkan.
“Pak Pur, ini kabelnya sudah aku dapat, bagaimana selanjutnya?” kataku
sambil menyerahkan kabel tersebut.
“oiya..bener ini kabelnya. Jenengan tunggu saja ya pak, bentar lagi
saya tugaskan karyawan ke sana. Kabelnya tinggal di sini saja biar dibawa ke
SPBU tempat mobil bapak.” Jelasnya meyakinkan.
Saya pun langsung meluncur kembali ke SPBU, sekitar 20 menitan, setelah
sampai, langsung menuju ke bapak pemilik motor.
“Pak, mohon maaf agak lama soalnya nyari-nyari bengkelnya sampai jauh
ke Pagotan.” Kataku sambil menyerahkan kunci motor kepadanya, tidak lupa saya
selipkan uang 50 ribu sebagai pengganti bahan bakarnya.
“ya pak, gak apa apa, tapi ini tidak usah uangnya.” Sambil mengambil
kunci dalam genggaman tanganku. Aku pun sedikit memaksanya untuk menerimanya.
“bener pak, saya ikhlas bantu
bapak, jadi tolong jangan beri uang bensin, nanti malah mengurangi
pahala dan keikhlasan saya.” Tegasnya.
Seketika aku pun menghentikan upaya untuk memberikan uang terima kasih.
Tidak menyangka dari beliau ini akan keluar kata-kata yang menunjukkan
keikhlasan dan ketulusan. Saya pun hanya bisa mengucapkan terima kasih tulus
atas kebaikan yang diberikan.
“Mana tukang servisnya yah?” tanya kakak yang sedari tadi cemas karena
hampir 1,5 jam ayahnya mencari bengkel. Tidak bisa dihubungi juga karena HP
tertinggal di mobil.
“Alhamdulillah sudah dapat, bentar lagi menyusul ke sini, ditunggu
saja.” Jawabku menghiburnya.
“ini minum dulu yah,” kata adik sambil menghulurkan sebotol air minum
Iso Plus. Rupanya dia tahu akalau ayahnya juga kehausan.
Tidak lama setelah itu tukang servisnya pun datang. Tidak membutuhkan
waktu lama untuk memperbaiki karena hanya melepas dan mengganti yang baru. Aku
sangat berterima kasih kepada tukang servisnya, tidak lupa aku minta nomor HP
nya jika suatu saat memerlukan bantuannya lagi. Dan sebagai ungkapan terima
kasih, sedikit aku berikan tip untuk layanannya yang luar biasa.
Waktu sudah menujukkan pukul 12.10, kami pun memutuskan untuk sholat
dhuhur dulu di SPBU ini, setelah itu mengisi BBM dan melanjutkan perjalanan.
“tunggu dulu yah..” kata bunda menyela sesaat setelah kami hendak
melanjutkan perjalanan.
“ada apa?” tanyaku sambil melirik ke arahnya yang sedang sibuk
memasukkan jajajan yang kami bawa dan sebotol air mineral ke dalam tas kresek
warna hitam.
“ini lho mau saya berikan kepada bapak yang minjamin motor tadi.” Katanya
seraya turun dari mobil dan menuju ke bapak yang meminjami motor tadi, dari
jauh terlihat beliau begitu senang dan langsung membuka tas kresek itu. sambil
mengucapkan terima kasih.
Berkendaraan untuk perjalanan jauh memang terkadang terjadi resiko yang
tidak diharapkan. Kerusakan mobil seperti yang kami alami ini bisa dialami oleh
siapapun. Tetapi jika direnungkan ternyata banyak sekali pelajaran yang
didapatkan. Hari kami mendapatkan pelajaran berharga, yang harus disyukuri. Pertama,
kerusakan yang kami alami tepat di SPBU, bisa dibayangkan jika kerusakan itu
kami alami di tengah hutan yang jauh dari rumah penduduk, bagaimana jika pas
kabel kopling putus ketika jalan menanjak. Dan lain-lain. Tentu hal yang lebih
buruk bisa saja terjadi. Kedua, ketika kami harus mendorong mobil,
tiba-tiba seorang anak muda berlari membantu mendorong meskipun kami tidak
meminta. Pelajaran yang berharga adalah masih banyak anak muda yang memiliki
kepekaan sosial tinggi, yang tanggap membantu dengan ikhlas hati. padahal jika
dilihat di SPBU itu ada puluhan orang yang juga mengantri serta melihat kami
sedang mendorong mobil. Lantas siapa yang menggerakkan hati anak muda tersebut?
Tentu saja sebagai umat Islam, kita meyakini Alloh lah yang mengutusnya untuk
membantu kami, melalui anak muda tersebut. Ketiga, ketika kami sedang kebingungan
mencari bengkel, kami dipermudah dengan bantuan motor dari petugas SPBU, meskipun
pada awalnya kami ragu karena tampang dari petugas SPBU tersebut. Tetapi ternyata
beliau malah membantu secara ikhlas, tidak berkenan diberikan uang pengganti
bensin karena khawatir mengurangi pahala dan keikhlasannya. Di era sekarang ini
ternyata masih banyak orang-orang baik yang tidak menjadikan uang sebagai
segala-galanya, sebuah bukti bahwa karakter kepekaan sosial di tengah
masyarakat yang cenderung invidualis masih melekat di sebagian masyarakat
Indonesia. Hikmahnya adalah Alloh SWT mengingatkan kepada kita untuk tidak
menilai seseorang dari luarnya, tetapi perilaku dan hatinya. Sebagaimana kata
pepatah asing don’t judge a book by its cover, jangan menilai buku hanya
dari sampulnya. Maksudnya jangan menilai seseorang hanya dari penampilan
luarnya saja.
Semoga kita selalu mendapatkan lindungan dari Alloh SWT, mendapatkan
pertolonganNya melalui orang-orang terbaik, dimudahkan untuk semua urusan.
Sehingga kita bisa menjadi hamba yang selalu
bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan. (HAR, 15/1/2024)