f ' Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Jumat, 22 November 2024

SELAMAT HARI GURU NASIONAL

 

Redaksi Inspirasi Pendidikan mengucapkan

SELAMAT HARI GURU NASIONAL KE 30

Tanggal 25 Nopember 2024

"GURU HEBAT INDONESIA KUAT"




Guru adalah profesi mulya, Guru memiliki pengaruh yang signifikan dalam membangun negeri tercinta ini. Beberapa tokoh besar di muka bumi, berperan dan mengembangkan peradaban karena melalui pendidikan yang dilakukan oleh guru. Keberadaannya tetap tidak bisa tergantikan dengan teknologi yang semakin pesat berkembang. sebut saja AI, seperti Chat GPT, Gemini AI, dan Aplikasi lainnya.Karena itu pengembangan profesionalisme dan kompetensi guru harus dilaksanakan secara kontinyu. Begitu juga tingkat kesejahteraan bagi guru harus lebih diperhatikan oleh pemerintah. Berbagai program yang dicanangkan oleh pemerintah harus bermuara pada peningkatan mutu guru, dan pada akhirnya diikuti oleh komponen pendidikan lainnya seperti sarana prasarana pendidikan, penerapan kuriulum yang relevan, dan SDM yang mumpuni. 

Guru yang hebat adalah yang selalu menginspirasi peserta didiknya.

"Selamat Hari Guru Nasional,"




Senin, 14 Oktober 2024

SHAMITA MAULIDA EL QUEENA: PENJAGA NYALA LITERASI

 

inspirasipendidikan.com_Shamita Maulida El Queena Harfianto, biasa dipanggil Shamita. Seorang anak perempuan yang berparas cantik, shalihah, energik, mudah berteman, memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif. Begitulah gambaran untuk menjelaskan tentang kepribadian siswi kelas IV SDIT Qurrota A’yun Ponorogo ini. Hebatnya lagi pada kelas IV SD ini dia sudah mengahasilkan sebuah karya buku yang diberi judul “Meniti Perjalananku”. Sebuah buku yag ditulisnya sejak di kelas 3 mengenai pengalaman-pengalaman kehidupan baik di sekolah, keluarga dan di lingkungan masyarakat.

Kepala SDIT Qurrota A’yun Ponorogo, Ibu Wijiati, S.TP., S.Pd secara khusus memberikan apresiasi kepada Shamita karena keberhasilannya menghasilkan karya buku ini, “ini sejalan dengan slogan SDIT yang dipimpinnya yaitu salah satunya membentuk generasi Literat."Tegasnya. Diharapkan karya ini menjadi pemicu dan memotivasi siswa-siswi lainnya untuk berani menulis dan mempublikasikan hasil karya tulisnya. Seperti karya Shamita yang diterbitkan oleh CV. Pustaka El Queena pada tahun 2024. Diwawancarai oleh inspirasipendidikan.com, mengenai alasan mengapa dia menulis, dia hanya menjawab,” itu kan hobbi jadi tidak bosan meskipun harus menulis berlembar-lembar, tetapi memang harus tekun dan sabar untuk menulis.” Jawabnya lugas.


Keberhasilan Shamita, yang juga aktif sebagau Jurnalis QA ini tidak lepas dari bimbingan para guru di SDIT QA dan atas dukungan kedua orang tua. Bisa dibayangkan jika semua anak setingkat SD saja sudah berani menerbitkan karyanya, berapa jumlah buku yang telah dihasilkan semua anak SD/ MI, belum lagi di jenjang SMP dan SMA/ sederajat. Dengan demikian karya-karya nyata dari para peserta didik, apapun hasilnya merupakan hasil nyata dari upaya membangun literasi di Indonesia.  Sekolah dan orang tua perlu bahu membahu bergandeng tangan untuk memotivasi peserta didik agar menghasilkan karya minimal satu karya yang dipublikasikan di setiap jenjang pendidikan. Dengan demikian siswa-siswi ini merupakan para penjaga agar semangat literasi tetap menyala dan tidak pernah padam.

Redaksi Inspirasi Pendidikan, mengucapkan selamat dan sukses untuk ananda Shamita yang telah menerbitkan bukunya, semoga karya ini menjadi pembuka bagi karya-karya berikutnya yang lebih berkualitas, dan dapat memotivasi para siswa-siswi lainnya untuk berkarya. (Hary/14/10/24)

Shamita (Penulis) bersama buku karyanya

Jumat, 27 September 2024

Menapaki Jalan Literasi

oleh: Shakayla*

Haii.. sahabat inspirasipendidikan, perkenalkan namaku Shakayla, saat ini saya adalah siswi kelas VIII MTs Negeri 2 Ponorogo. Kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang menulis dan suka duka yang aku alami selama menghasilkan karya tulis atau buku. semoga apa yang aku tuliskan ini bisa menginspirasi para pembaca di mana pun berada.

Menulis merupakan sebuah hobi, sama halnya dengan membaca yang menjadi kegemaranku. Buku-buku cerita fiksi maupun non fiksi yang menarik bisa saja habis dalam sekali baca. Itulah sebabnya aku terinspirasi dengan para penulis terkenal di dunia seperti JK. Rowling, Helvi Tiana Rossa, Habiburrahman El Sirazi, Andrea Hirata, Asma Nadia,Leila S Chudori,Nadia Ristivani, dan lain-lain. Cerita yang ada dalam buku yang ditulisnya membuatku iri dan ingin menjadi seperti mereka. Karena itulah sejak kelas 1, aku sudah mulai menulis. Beruntungnya Ayah dan Bunda selalu mendukung sehingga di kelas 1 SD sudah bisa menerbitkan sebuah Kumpulan Puisi dan Cerpen. Hmmm.. memang sih, masih sederhana banget. kalau sekarang aku baca lagi, bisa tertawa sendirian. malu juga.. tapi bangga karena sudah bisa menghasilkan karya pada saat SD kelas 1.

Kemampuanku menulis terus aku asah dibimbing oleh orang tua dan guru. Karena sulit mendapatkan kursus atau pelatihan menulis untuk anak-anak, maka suatu saat aku pernah mengikuti pelatihan menulis yang pesertanya semua adalah orang dewasa. Pelatihan yang diadakan oleh sebuah penerbitan yang ada di Surabaya merupakan pengalaman yang menarik, karena justru aku mendapatkan masukan, saran, dan motivasi dari editor dan penulis lainnya. Dari situ aku semakin semangat menulis, dan syukurlah di kelas V awal saat pandemi Covid 19 mengganas, aku malah berhasil menyelesaikan dan menerbitkan Antologi Cerpen: Menggapai Harapan. ya... kalau jujur aku menilai buku ini hasilnya lebih bagus daripada sebelumnya.Aku juga mendapat apresiasi dari mereka yang telah membaca karyaku satu ini.

Penulis bersama Wakil Bupati Ponorogo, Hj. Lisdiarita (Kanan)

Bertemu dengan orang-orang hebat yang menjadi pejabat penting, para penulis hebat, tentu tidak pernah aku bayangkan apalagi bisa berbincang dan menerima nasehat serta saran dari mereka semua. Adalagi yang membuatku senang, yaitu ketika teman-temanku di SD, beberapa Adik kelas yang telah membaca novel Catatan Senja kemudian begitu antusias mengajak berdiskusi, bertanya-tanya tentang isi dan dibuat penasaran dengan akhir dari cerita Catatan Senja.
Bersama Amah Hida dan Ust. Wijiati, Kepala SDIT QA

Seolah menikmati dan ingin membuktikan kemampuanku dalam menulis, maka aku pun menulis lagi. Kali ini aku menulis sebuah novel. Hampir 6 bulan aku bisa menyelesaikan novel perdanaku. Tentu saja di sela-sela kegiatanku sekolah. Ya... bagiku menulis saat ini adalah hobbi yang tidak boleh mengalahkah tugas utama untuk belajar. Nah.. karena itulah orang tua selalu memberikan dukungan.

Akhirnya Bulan Nopember 2022, Novel Catatan Senja berhasil diterbtikan. Alhamdulillah semua merasa bergembira, kami sekeluarga, sekolah tempat aku belajar dan semua orang yang memiliki kepedulian dengan karya tulis. apalagi yang dihasilkan seorang anak yang masih duduk di SD. Yang paling membahagiakan adalah ketika orang-orang hebat seperti Ibu Yuli Dwi Astuti, Ketua Geliat Ponorogo Menulis (GPM), Amah Hida, seorang trainer dan konselor yang luar biasa, memberikan endorse statement pada novelku. dan tentu saja Ustadzah Wijiati Kepala SDIT Qurrota A'yun yang berkenan memberikan pengantar.
Kebanggaan dan kebahagiaan sebagai penulis adalah saat karya yang aku tulis itu dibaca banyak orang dan memberikan inspirasi kepada mereka. Apalagi Novel Catatan Senja ini juga sudah sampai di tangan Ibu Wakil Bupati Ponorogo, Bunda Hj. Lisdyarita, SH. Karya-karya yang aku tulis juga sudah menemui pembaca hebat lainnya yaitu kepala dinas Pendidikan Ponorogo, Bapak komandan Kodim Ponorogo, Ustadzah Vida Rabiah Al Adawiyah, seorang penulis yang hebat dari Solo. Setelah menjadi siswi di jenjang Sekolah Menengah Pertama, tepatnya di MTsN2 Ponorogo, Aku pun masih berusaha untuk menghasilkan karya-karya lainnya. tetapi jujur harus diakui beban akademik yang lebih berat membuatku kadang kesulitan membagi waktu untuk melanjutkan hobi menulisku. 

Harus diakui lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap produktivitasku dalam menghasilkan karya. Sebuah novel masih dalam proses dan menunggu untuk diselesaikan. semoga selama bersekolah di MTs N 2 ini bisa diselesaikan. Oiya.. Bulan September ini karya antologi cerpen yang kami tulis bersama teman-teman di MTsN 2 Ponorogo sudah bisa diterbitkan. Di situ aku menulis sebuah cerpen yang berjudul "Asamaraloka Sang Renjana". Harapanku suatu saat nanti Aku bisa menerbitkan Kumpulan Cerpen secara solo yang merupakan hasil dari cerpen-cerpen yang Aku tulis.
Penulis (kanan) Bersama Ketua GPM (Gerakan Ponorogo Menulis)

Semoga aku bisa menghasilkan karya-karya lainnya di masa depan. terima kasih aku ucapkan kepada semua yang telah membantu. terutama CV Pustaka EL Queena yang telah menerbitkan beberapa karyaku, kepada orang tua dan semua keluarga besar, kepada para guru yang telah membimbingku semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik untuk semua kebaikan yang diberikan kepadaku. Aamiin... (Queena, 27 Sept 2024)

Shakayla: Penulis

Jumat, 20 September 2024

INTERNASIONALISASI BAHASA INDONESIA

Oleh: Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd

Bahasa Indonesia merupakan hasil dari komitmen besar bangsa Indonesia yang digunakan sebagai media pemersatu bangsa. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Indonesia memiliki banyak suku dan bahasa. Masing-masing daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda. Hal ini memang merupakan kekayaan dan potensi bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, tetapi bisa juga menjadi sumber rapuhnya kesatuan bangsa. Karena itu jauh sebelum Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaannya, tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari berbagai daerah bersumpah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. “Kami putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Sumpah pemuda tersebut mengisyaratkan sebuah pesan penting bahwa jika menghendaki sebuah negara yang merdeka dan bersatu, maka perlu diikat dengan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Penetapan kedudukan bahasa Indonesia juga tercantum dalam pasal 36 UUD 1945 yang menyebutkan bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Ketentuan Pasal 36 ini menegaskan kedudukan yang kuat bahasa Indonesia dalam tata pemerintahan dan urusan kenegaraan.

Kemudian bagaimana kedudukan bahasa Indonesia di tengah era global saat ini? bukankah bahasa Internasional yang banyak dipelajari di kurikulum semua jenjang pendidikan adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, Mandarin, dan banyak bahasa asing lainnya. Sementara kecenderungannya para peserta didik saat ini lebih menyukai bahas asing daripada bahasa Indonesia. Para mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jurusan bahasa asing. Dalam pandangan penulis, inilah yang harusnya menjadi garapan dari pemerintah dan seluruh elemen bangsa termasuk guru dan tenaga kependidikan, agar kebanggaan terhadap bahasa Indonesia tidak luntur tergerus oleh perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini.

Di tengah kekhawatiran tersebut, ada angin segar yang terhembus dari UNESCO, sebuah resolusi yang berjudul “Recognition of Bahasa Indonesia as an Official Language of The General Conference of UNESCO.” Pada tanggal 20 Desember 2023, Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi pada forum resmi di Unesco. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang kesepuluh, setelah Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Prancis, Bahasa Spanyol, Bahasa Rusia, Hindi, Italia dan Portugal. Keberhasilan pemerintah dalam mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional ini patut dibanggakan, mengingat beberapa negara, misalnya negara tetangga Malaysia, Singapore justru jejak bahasa Melayu nya semakin luntur, para generasi mudanya lebih cenderung menggunakan bahasa asing daripada bahasa Melayu. Bahkan ironisnya ada yang sudah tidak bisa bahasa Melayu, meskipun lahir dan dibesarkan di negara tersebut.

Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di UNESCO ini sudah seharusnya diberikan, mengingat jika melihat data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah penutur bahasa Indonesia di Indonesia kurang labih 269 juta. Di asia tenggara jumlah penuturnya mencapai 5,2 juta. Dan tercatat sebanyak 143 ribu pemelajar aktif bahasa Indonesia yang berasal dari penutur asing. Jumlah yang sangat besar dan potensi yang kuat untuk menyebarkan bahasa Indonesia sehingga dikenal oleh masyarakat dunia dan siapa tahu suatu saat ini bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional yang tidak hanya digunakan di forum resmi Unesco tetapi juga digunakan di semua event resmi internasional.

Rasa optimis yang penulis sampaikan ini tidaklah berlebihan, karena itu upaya pemerintah dalam menjadikan bahasa Indonesia lebih dikenal di kancah internasional wajib mendapatkan dukungan semua warga negara Indonesia. Penulis mengajukan beberapa masukan atau pendapat terkait dengan pembudayaan bahasa Indonesia ini, yaitu:

1.   Jangan malu menggunakan bahasa Indonesia. Rasa bangga ini adalah cerminan nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Meskipun demikian, kita juga harus mempelajari bahasa internasional lainnya sebagai media komunikasi dan transfer pengetahuan dari negara lainnya. Hal ini bisa dicontohkan terlebih dahulu oleh pejabat publik, pada setiap acara resmi kenegaraan di Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia. Tamu negara dari negara lain bisa menggunakan jasa penterjemah jika ingin memperlancar dan menyampaikan maksud komunikasi tersebut. Kecuali untuk urusan pembicaraan serius antar negara dan hanya diketahui oleh kedua pimpinan /pejabat negara, maka bisa menggunakan bahasa Inggris atau bahasa internasional lainnya;

2.  Upaya internasionalisasi  bahasa Indonesia ini harus didukung dengan kebijakan pemerintah. Misalnya: Saat ini banyak pelajar manca negara yang study di Indonesia, maka sebagai salah satu persyaratannya adalah mereka harus bisa berbahasa Indonesia. Begitu juga dengan para pekerja asing dari luar negeri yang bekerja di Indonesia, maka harus ada kewajiban bagi mereka untuk bisa berbahasa Indonesia.

3.   Terkait dengan pendapat nomor 2 tersebut, maka sudah saatnya Indonesia memiliki TOIFL (Test of Indonesian as a Foreign Language) sebagai salah satu sarana screening bagi mahasiswa luar negeri atau para pekerja migran dari luar negeri. Mereka hanya akan mendapatkan izin tinggal di Indonesia seteleh menunjukkan skor TOIFL nya.

4.  Perbanyak jurnal jurnal berbahasa Indonesia yang terindeks internasional. Selama ini yang kita ketahui artikel jurnal yang terindeks Scopus, WOS atau DOAJ mayoritas berbahasa Inggris, sementara yang berbahasa Indonesia masih sedikit.

5.   Pembangunan literasi yang berkelanjutan di semua jenjang pendidikan. Hasil karya tulis para peserta didik tidak hanya dipajang di perpustakaan saja, tetapi juga harus diunggah di website resmi lembaga, sehingga akan lebih dikenal masyarakat dunia. Harus diingat bangsa Indonesia memiliki modal yang sangat besar, yaitu jumlah penutur bahasa Indonesia yang sangat banyak;

6.   Lestarikan bahasa Indonesia dengan mengadakan acara di semua lembaga pendidikan, misalnya pada perayaan Bulan Bahasa, maka semua sekolah di semua jenjang pendidikan mengadakan acara dengan segenap kreativitas masing-masing. Hal ini untuk menumbuhkan dan tetap melestarikan bahasa Indonesia.

7.   Terjemahkan buku-buku referensi berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar terjadi percepatan penguasaan keterampilan dan pengetahuan oleh bangsa Indonesia.

Bahasa adalah identitas bangsa begitu kata pepatah, maka sudah selayaknya kita tunjukkan kepada dunia identitas Bangsa Indonesia melalui karya-karya yang berbahasa Indonesia. Dengan demikian peradaban bangsa Indonesia tidak akan tertinggal dari negara-negara lainya, dan Indonesia siap untuk menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045.

Penulis

Penulis adalah guru Bahasa Indonesia dan Alumnn Magister PBSI UNIPMA Madiun

MEMAHAMI CERPEN DAN NOVEL SECARA KOMPREHENSIF

Oleh: Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd


   inspirasipendidikan.com- Hampir semua orang pernah mendengar kata Cerpen dan Novel. Bagi semua siswa mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi tentu pernah belajar dan membaca cerpen maupun novel. Banyak diantara kita yang memiliki hobi membaca cerpen bahkan novel, sehingga rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli terbitan novel terbaru. Meskipun demikian tidak banyak diantara kita yang mampu untuk menulis cerpen apalagi novel dengan sangat baik.

Baiklah untuk memahami lebih jauh tentang karya sastra fiksi ini kita akan membedah pengertian, ciri-ciri dari cerpen dan novel ini, sehingga dari situ dapat kita identifikasi apa perbedaan dan persamaan kedua karya sastra ini. Cerpen adalah singkatan dari Cerita pendek yang merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang singkat padat, dengan unsur cerita berpusat pada satu peristiwa pokok sehingga jumlah dan pengembangan tokoh terbatas, dan keseluruhan ceritanya memberikan kesan tunggal. Inti cerita dalam cerpen adalah konflik batin yang ada pada diri tokoh, atau antar tokoh satu dengan yang lainnya.

Tarigan (1984) memberikan penjelasan ciri-ciri dari cerpen yaitu (1) singkat, padu, (2) memiliki unsur  utama berupa adegan, tokoh dan gerak, (3) bahasanya tajam, sugestiv, dan menarik perhatian, (4) memiliki kesan pengarang tentang kehidupan, (5) menimbulkan efek tunggal dalam pikiran pembaca, (6) mengandung detail dan insiden yang benar-benar terpilih, (7) memiliki pelaku utama yang menonjol dalam cerita, (8) menyajikan kebulatan efek dan kesatuan emosi. Lebih jauh lagi Tarigan mengklasifikasikan Cerpen ini berdasarkan panjangnya yaitu: Cerpen yang pendek dan Cerpen yang panjang. Cerpen yang pendek ditulis kurang lebih 5000 kata, sedangkan Cerpen yang panjang kurang lebih 50 sampai 90 halaman folio diklasifikasikan sebagai novelet. Lebih dari itu disebut novel. Memang jika dibaca dari beberapa referensi, beberapa ahli memiliki kategori sedikit berbeda untuk panjang tulisan dari sebuah Cerpen.

Novel berdasarkan KKBI adalah Menurut KBBI novel adalah buah karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat dari setiap pelaku atau tokoh. Pengertian lainnya novel adalah karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh), luar biasa karena kejadian ini terlahir dari suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib tokoh tersebut. Novel memiliki unsur utama yaitu unsur intrinsic dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang berasal dari dalam novel itu sendiri, seperti yang terkait dengan pengarang, struktur sosial, pembaca, sosial politik, sosial ekonomi, dan sebagainya. Unsur ekstrinsik yang membangun karya sastra bisa berasal dari biografi pengarang, psikologi (psikologi pengarang, psikologi pembaca, psikologi karya sastra), keadaan lingkungan pengarang. Keadaan lingkungan tersebut, bisa dipengaruhi dari segi ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Banyak sekali novelis Indonesia yang menghasilkan cerita yang luar biasa, seperti Habiburrahman El Sirazi dengan Ayat-Ayat Cinta, Andrea Hirata yang menulis Laskar Pelangi, Tere Liya yang sudah menulis ratusan judul novel dll. Dari semua karya tersebut jika kit abaca maka akan terlihat jelas sesuai dengan pengertian novel. Karena kompleksitas dari novel inilah maka banyak sekali Film di layar lebar yang terinspirasi diangkat dari hasil cerita dalam Novel. Salah satu yang sudah banyak dikenal di dunia adalah karya JK Rowling yaitu Harry Potter.

Novel tergolong ke dalam jenis karagan prosa baru. Lebih lanjut dijelaskan beberapa ciri dari prosa baru antara lain: (1) prosa baru bersifat dinamis yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya; (2) masyarakatnya sentris, yaitu cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari; (3) bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama; (4) terutama dipengaruhi kesusastraan barat; dan (5) diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.

---------------- 

* Penulis adalah Guru dan Alumni Magister PBSI Unipma Madiun

Jumat, 06 September 2024

BERKACA PADA KESUKSESAN J.K. ROWLING

J.K. Rowling, nama yang tak asing lagi bagi pecinta buku dan film fantasi, memiliki masa kecil yang penuh dengan imajinasi dan tantangan. Lahir dengan nama Joanne Rowling pada tanggal 31 Juli 1965 di Yate, Inggris, ia memiliki seorang adik perempuan bernama Dianne. Sejak kecil, Rowling sudah menunjukkan kecintaannya pada buku dan imajinasinya yang luar biasa. Ia sering menulis cerita-cerita pendek dan bahkan membuat buku pertamanya pada usia enam tahun. Namun, masa kecil Rowling tidak selalu mudah. Pada usia empat tahun, keluarganya pindah ke Winterbourne, Gloucestershire. Di sana, ia bersekolah di Sekolah Dasar St Michael. Saat Rowling berusia sembilan tahun, orang tuanya membeli Church Cottage yang bersejarah di Tutshill. Pada tahun 1990, ibu Rowling meninggal dunia akibat penyakit sklerosis multipel. Kejadian ini sangatlah memukul Rowling, dan ia sempat merasa putus asa.

Kehidupan yang dialaminya juga tidaklah mudah. Rowling menjadi ibu tunggal setelah perceraiannya, dan hidup bersama putrinya dengan kondisi keuangan yang serba kekurangan. Ia bahkan harus menulis di kafe sambil mengasuh anaknya karena tak mampu membeli komputer. Namun, Rowling tak menyerah pada mimpinya. Ia terus menulis naskah Harry Potter di tengah segala keterbatasan. Naskahnya ditolak berkali-kali oleh penerbit, namun ia tak patah semangat. Akhirnya, pada tahun 1997, Bloomsbury menerbitkan buku pertamanya, Harry Potter dan Batu Bertuah. Buku ini menjadi fenomena global, dan mengantarkan Rowling menjadi salah satu penulis terkaya di dunia. Beberapa serial buku Harry Potter juga teah di filmkan yang membuat J.K Rowling semakin terkenal dan lebih produktif lagi dalam menghasilkan karya tulisnya. Beberapa buku sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk ke dalam Bahasa Indonesia. antara lain:

Seri Harry Potter:

  • Harry Potter dan Batu Bertuah (1997) 
  • Harry Potter dan Kamar Rahasia (1998)
  • Harry Potter dan Tawanan Azkaban (1999)
  • Harry Potter dan Piala Api (2000)
  • Harry Potter dan Orde Phoenix (2003)
  • Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran (2005)
  • Harry Potter dan Relikui Kematian (2007)
  • Hewan-hewan Fantastis dan Di Mana Menemukannya (2001)
  • Quidditch dari Masa ke Masa (2001)
  • The Tales of Beedle the Bard (2008)
  • The Casual Vacancy (2012) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • The Cuckoo's Calling (2013) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Silkworm (2014) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Career of Evil (2015) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Lethal White (2018) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • Trouble in Blood (2020) (di bawah nama samaran Robert Galbraith)
  • The Ickabog (2020)
  • The Christmas Pig (2021)
  • Very Good Lives: Three Short Stories (2015)
  • Kika and the Witch's Kick (2022)
Buku-Buku Lainnya:

Berdasarkan cerita singkat tentang J.K Rowling ini, memberikan inspirasi kepada kita untuk pantang menyerah. Sebagai penulis ketika ditolak penerbit berkali-kali, maka tulislah lagi agar lebih produktif. Ketekunan dan kerja keras menjadi pendorong agar tulisan-tulisan atau karya tulis dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya. Kreativitas dan imajinasi perlu dikembangkan dan dilatih, selanjutnya berbekal kreativitas dan imajinasi tersebut, akan dapat menghasilkan karya tulis yang berbeda dengan yang lain. Kisah J.K. Rowling adalah bukti bahwa keajaiban bisa terjadi bila kita percaya pada diri sendiri dan tidak pernah berhenti berusaha.

Buku-Buku Non Fiksi:
Apa yang menjadi kunci keberhasilan dari J.K Rowling sehingga bisa menjadi penulis berkelas internasional dan menghasilkan pundi-pundi yang luar biasa dengan menekuni profesi sebagai penulis? Berikut hal-hal positif yang dapat kita adopsi jika ingin menjadi seorang penulis sukses:
Ketekunan dan Disiplin: Rowling tidak pernah menyerah pada mimpinya untuk menjadi penulis. Meskipun ditolak berkali-kali oleh penerbit, ia terus menulis dan menyempurnakan karyanya. Ia juga memiliki disiplin yang tinggi dalam menulis, dan selalu berusaha untuk menyelesaikan targetnya.
Kreativitas dan Imajinasi: Rowling memiliki imajinasi yang luar biasa, yang ia tuangkan dalam cerita-ceritanya yang menarik dan penuh dengan keajaiban. Ia mampu menciptakan dunia yang unik dan karakter yang disukai oleh banyak orang.

Etos Kerja yang Kuat: Rowling dikenal sebagai penulis yang sangat pekerja keras. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menulis dan menyempurnakan karyanya. Ia juga sering bangun pagi dan menulis di kafe sebelum mengantar putrinya ke sekolah.

Kemampuan Bercerita yang Baik: Rowling adalah seorang pendongeng yang ulung. Ia mampu menceritakan kisahnya dengan cara yang menarik dan memikat para pembacanya. Ia juga pandai dalam membangun plot dan karakter yang kompleks.

Semangat untuk Belajar: Rowling selalu ingin belajar dan meningkatkan kemampuannya sebagai penulis. Ia sering mengikuti kelas menulis dan membaca buku-buku tentang penulisan.

Dukungan Orang Terdekat: Rowling beruntung memiliki orang-orang terdekat yang selalu mendukungnya. Ibunya dan putrinya selalu mendorongnya untuk terus berkarya dan tidak menyerah pada mimpinya.

Keberanian untuk Mengambil Risiko: Rowling berani untuk mengambil risiko dengan menerbitkan bukunya secara swadaya setelah ditolak oleh banyak penerbit. Keputusannya ini terbukti tepat, dan bukunya akhirnya menjadi fenomena global.
Rasa Syukur dan Kedermawanan: Rowling selalu bersyukur atas kesuksesannya. Ia telah menyumbangkan banyak uang untuk berbagai kegiatan amal, termasuk untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung.



Senin, 29 Juli 2024

BERSATU MELAWAN WABAH JUDI ONLINE DI KALANGAN PELAJAR

 Oleh: Afrilia EkaPrasetyawati, M.Pd

        Judi online atau Judi Daring akhir-akhir ini menjadi topik hangat dalam perbincangan di media sosial, media mainstream maupun di kalangan masyarakat. Beberapa kasus kriminal yang terjadi sebagian berawal dari keterlibatan pelakunya dalam judi online. Ratusan milyar uang melayang di meja judi online ini, dan kebanyakan pelakunya dan yang menjadi korban adalah mereka yang status ekonominya menengah ke bawah. Hal ini tentu sangat disayangkan karena bisa berdampak pada angka kemiskinan yang akan semakin meningkat, belum lagi dampak sosial yang ditimbulkannya.

Menanggapi banyaknya kasus judi online yang meresahkan masyarakat dan masa depan bangsa ini, Presiden Joko Widodo kemudian membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online dengan payung hukum Kepres nomor 21 tahun 2024. Dibawah kendali Menkopolhukan, Bapak Hadi Tjahjanto, satgas kemudian menelisik dan menemukan data yang mencengangkan yaitu setelah dipetakan ternyata masyarakat Indonesia yang terlibat dalam judi online ini berkisar 2,37 Juta penduduk. Sebuah angka yang fantastis apalagi di negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama yang melarang perbuatan judi atau mengundi nasib. Lebih rinci menteri Hadi Tjahjanto menjelaskan sebagaimana dilangsir kompas.com bahwa diantara jumlah tersebut terdapat 2 % anak dibawah 10 tahun, anak usia 10 sampai 20 tahun sebesar 11 % atau sekitar 440.000. Usia 21 tahun sampai 30 tahun sebanyak 13% atau sekitar 520.000 penduduk. Usia 30-50 tahun sebanyak 40% atau 1.640.000 dan usia di atas 50 tahun sebanyak 34 % atau 1.350.000 penduduk.

Terkait dengan keterlibatan anak dalam judi online ini juga ditegaskan oleh komisioner PPAI, Sylvana Maria Apituly bahwa ditemukan data sebanyak 80.000 anak terlibat judi online. Angka ini sebesar 0,1 % dari jumlah anak Indonesia sebesar 80 juta anak. Kemudian yang harus kita renungkan adalah bukankah anak-anak itu masih di usia sekolah? maka sudah pasti bisa disimpulkan bahwa sebagian pelajar di Indonesia juga terlibat dalam judi online ini. hanya saja riset yang fokus kepada pelajar yang terlibat judi online belum banyak atau bahkan belum pernah dilaksanakan. Hanya sekedar persepsi saja. Kendati demikian data KPAI ini menjadi warning bagi para pendidik, praktisi pendidikan dan pemegang kebijakan pendidikan untuk bisa mencegah dan memberantas pelajar yang terlibat serta merehabilitasi mereka sehingga bisa kembali fokus pada pendidikannya.

Dampak yang bisa terjadi karena keterlibatan anak/ pelajar dalam judi online bisa bermacam-macam. Seperti dampak psikologis yang serius dan berkepanjangan, antara lain: 1) Kecemasan dan depresi akibat ketidak pastian hasil dalam perjudian dan kegagalannya dalam perjudian. 2) Perubahan perilaku, kadang anak beruah menjadi impulsive, agresif, sulit konsentrasi dan menjauhkan diri dari teman dan keluarganya. 3) Bagi yang kecanduan judi online seringkali mengalami gangguan insomnia atau sulit untuk tidur. 4) Penurunan prestasi akademik. Hal ini karena fokusnya pada keinginan untuk mendapatkan uang yang banyak dengan cara singkat, buka lagi untuk belajar dan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus pendidikannya.

Dampak yang dipaparkan di atas, belum termasuk dampak sosial, dampak ekonomi, dll. Sekarang mari kita analisis apa yang menjadi penyebab para pelajar ini terlibat dalam judi online ini. Menurut penulis keterlibatan para pelajar ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1) Mudahnya anak/pelajar mendapat akses judi online di internet. Hal ini diperparah lagi dengan iklan terselubung melalui media sosial, keterlibatan oknum selebgram yang mengiklankan judi online, dll. Karena itu upaya pencegahan untuk memblokir situs dan media online yang terlibat harus terus dilakukan oleh pemerintah, begitu juga dengan penegakan hukumnya. 2) Iklan yang menarik bagi anak/pelajar. Kerapkali judi online disamarkan dalam game online. Sehingga pada awalnya anak merasa bahwa yang dilakukan adalah game saja, tetapi ternyata itu adalah modus operandi dari Bandar judi online. 3) Kurangnya pengawasan orang tua. Tidak bisa dipungkiri bahwa gadget/ handphone saat ini sudah dimiliki sebagian besar bahkan mungkin semua pelajar di Indonesia. Mereka bisa menggunakannya untuk kegiatan pembelajaran daring, akses materi pelajaran dan lain-lain. Tetapi dampak negatifnya juga ada, salah satunya adalah kemudahan akses pada situs judi online. Karena itu orang tua juga harus ekstra dalam mengawasi penggunaan gadget anak-anaknya. 4) Pengaruh dari teman sebaya. Jika ada temannya yang sudah terlibat judi online, maka akan sangat memungkinkan untuk mengajak teman-temannya. Lagi-lagi orang tua juga harus mengenali dan mengetahui dengan siapa saja anaknya bergaul di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan analisis penyebab dan dampak judi online di atas, sekolah harus segera bertindak agar wabah judi  ini tidak terus menyebar dan menyasar para pelajar. Diantaranya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Edukasi tentang Bahaya Judi Online: Sekolah dapat Melaksanakan kegiatan penyuluhan atau seminar tentang bahaya judi online, dampaknya terhadap kesehatan mental, dan cara mencegahnya. Mengintegrasikan materi tentang pencegahan judi online ke dalam kurikulum, terutama pada mata pelajaran seperti pendidikan kewarganegaraan atau BK.
  • Deteksi Dini: sekolah melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa, seperti penurunan prestasi, perubahan suasana hati yang drastis, atau isolasi sosial. Memberikan perhatian khusus pada siswa yang sering membawa uang dalam jumlah besar ke sekolah. Bidang kesiswaan, wali kelas, dan guru BK yang paling bertanggung jawab dan memiliki kewenangan tersebut.
  • Kerjasama dengan Orang Tua: Sekolah membangun komunikasi yang baik dengan orang tua untuk memantau aktivitas anak di rumah. Mengadakan pertemuan orang tua untuk membahas masalah ini dan memberikan tips-tips mengatasi masalah judi online.
  • Membangun Lingkungan Sekolah yang Positif: Hal ini bisa diakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendukung. Memberikan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang positif untuk menyalurkan minat dan bakat siswa.
  • Meningkatkan Literasi Digital: Mengajarkan siswa cara menggunakan internet secara aman dan bertanggung jawab. Memberikan pengetahuan tentang cara mengenali dan menghindari konten yang berbahaya di internet.
Menegaskan langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah tersebut, maka sekolah dapat kembali pada pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didiknya. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai positif. Nilai-nilai inilah yang menjadi benteng pertahanan terhadap godaan untuk terlibat dalam aktivitas yang merugikan diri sendiri dan orang lain, seperti judi online.  Selain itu karena pendidikan karakter akan dapat membentuk nilai-nilai moral yang kuat dilandasi ajaran agama untuk mencegah anak pelajar terjerat dalam judi online. Pendidikan karakter juga akan membentuk anak sadar akan konsekuensi terhadap apa yang dilakukan, baik dan buruknya suatu tindakan akan kembali kepada dirinya sendiri.

Harus disadari bahwa seiring berkembangnya teknologi informasi ini, maka peran orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah khususnya dalam pencegahan dan pemberantasan judi online yang menyasar pelajar di Indonesia harus terus ditingkatkan. Pelajar-pelajar ini adalah calon pemimpin masa depan. Maka sudah mejadi kewajiban bersama untuk menghindarkan mereka dari hal-hal yang merugikan dirinya sendiri, lingkungannya dan untuk masa depan negeri ini. Pemerintah tidak boleh kalah dengan Bandar judi online. Pendidikan harus bisa mencegah dan membersihkan noda judi online yang sudah mulai merembes pada para pelajar. Tanggung jawab dan kerjasama antar lembaga pemerintahan, LSM, Organisasi kemasyarakatan, dll yang didukung dengan penegakan hukum yang adil dan tegas akan menjadi cara yang ampuh untuk mengamputasi wabah judi online dari pelajar dan masyarakat Indonesia. (Hary, 29/7/2024)

-------- 

* Penulis adalah pemerhati bidang pendidikan