f ' Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Sabtu, 04 Februari 2023

MENGAPA MAHASISWA HARUS BERWIRAUSAHA?

 


MENGAPA MAHASISWA HARUS BERWIRAUSAHA?
Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd*

Wirausaha, berasal dari dua kata yaitu  “wira” yang artinya satria, berani, patriot dan teladan. “Usaha” yang artinya berusaha, upaya pengerahan tenaga dan segala sumber daya. Jika digabungkan maka bisa memiliki pengertian sebuah keberanian untuk mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan. Secara tersirat dari pengertian tersebut terdapat aspek kemandirian di dalamnya yang didasari  sebuah kesadaran dan keberanian memulai dan menjalankan sebuah usaha.

Jumlah penduduk di Indonesia pada semester 1 tahun 2022, tepatnya bulan juni 2022 menurut data yang ada adalah 275.361.267 (www.dukcapil.kemendagri.go.id). Jumlah yang sangat besar. Tentu saja dari jumlah tersebut kita memiliki potensi sumber daya manusia yang begitu besar apabila SDMnya memiliki kualitas untuk membangun negeri ini. pertanyaan yang sering kita dengar adalah mengapa Indonesia yang memiliki kekayaan alam besar dan penduduk besar tetapi belum mampu menjadi negara yang maju, bahkan masih kalah dengan negara-negara di Asia yang dari jumlah penduduknya lebih kecil dan wilayah negaranya lebih kecil, serta sumber daya alamnya lebih sedikit. Misalnya Jepang, Singapura, Korea selatan.

Menjawab pertanyaan tersebut, mari sedikit kita cermati dari sisi kewirausahaan sebagaimana judul yang tertulis di atas.. Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, rasio jumlah wirausaha di Indonesia masih sebesar 3,47 persen atau hanya sekitar 9 juta orang dari total jumlah penduduk. Kendati naik dari 2016 yakni 3,1 persen. Menurut Ketua BPP HIPMI, Mardhani H. Maming (2022), untuk menjadi sebuah negara yang maju memerlukan jumlah pengusaha 12-14% dari total penduduknya (www.medcom.id). Dengan demikian Indonesia masih kekurangan 30 juta-40 juta entrepreneur agar rasionya mencapai 12%-14% dari total jumlah penduduk.

Angka pengangguran di Indonesia sebagaimana dilansir oleh BPS, bahwa Angka Pengangguran Terbuka (APT) pada bulan agustus mencapai 5,86%, mengalami penurunan sebesar 0.6 % dibandingkan data pada bulan Agustus 2021. Terdapat 4,15 juta orang (1,98 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,24 juta orang); Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,32 juta orang); sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,11 juta orang); dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (3,48 juta orang).

Berdasarkan data tersebut di atas, maka pemerintah terutama melalui pendidikan tinggi terus berupaya untuk menggalakkan program-program yang bisa membekali mahasiwa keterampilan-keterampilan, soft skill, hard skill, memberikan hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kepada dosen, mengadakah Program Kreativitas Mahasiswa, dll. semua dilakukan dalam rangka menciptakan lulusan perguruan tinggi yang memiliki daya saing dan tidak menjadi beban negara karena setelah lulus kuliah, yang hanya menjadi pengangguran intelektual. Kebijakan lainnya yang dilakukan kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan adalah menginstruksikan perguruan tinggi agar membekali mahasiswa dengan mengajarkan mata kuliah kewirausahaan.

Pemberian mata kuliah Kewirausahaan tersebut tentu saja tidak serta merta dapat segera menciptakan lulusan yang menjadi seorang wirausaha. Bagaimanapun harus diakui bahwa penciptaan lulusan perguruan tinggi yang menjadi seorang wirausahawan, tidak serta merta mudah untuk dilaksanakan. Berdasarkan bukti empiris di lapangan, terdapat kecenderungan bahwa lulusan perguruan tinggi lebih senang memilih bekerja dengan tingkat kenyamanan/ keamanan serta kemapanan dalam waktu yang singkat. Faktanya dapat dilihat dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang melamar ASN atau PPPK, jumlahnya sangat besar. Hal itu sudah mengindikasikan bahwa ASN adalah pekerjaan yang paling nyaman dan aman di mata lulusan perguruan tinggi. Maka inilah PR yang berat untuk pemerintah, karena kembali lagi dengan yang penulis sampaikan di atas, Indonesia masih membutuhkan 30 juta-40 juta wirausahawan baru untuk bisa menjadi sebuah negara yang maju, terutama dari sisi ekonominya.

Meskipun demikian, Perguruan Tinggi tidak boleh berpatah arang, harus selalu berupaya dan bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat demi Indonesia yang lebih maju. Beberapa hal dapat dilakukan antara lain:

(1)    Mengembangkan dan membiasakan unjuk kerja yang mengedepakan ide kreatif dalam berpikir dan sikap mandiri bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran (menekankan model latihan, tugas mandiri, problem solving, cara mengambil keputusan, menemukan peluang, dst);

(2)    Menanamkan sikap dan perilaku jujur dalam komunikasi dan bertindak dalam setiap kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pembelajaran sebagai modal dasar dalam membangun mental entrepreneur pada diri mahasiswa;

(3)   Para praktisi pendidikan juga perlu sharing dan memberi support atas komitmen pendidikan mental entrepreneurship ini kepada lembaga-lembaga terkait dengan pelayanan bidang usaha yang muncul di masyarakat agar benar-benar berfungsi dan benar-benar menyiapkan kebijakan untuk mempermudah dan melayani masyarakat;

 Kemajuan, kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan bangsa Indonesia adalah dambaan seluruh rakyat Indonesia. Maka sebagai rakyat yang bernaung di bawah rumah besar Indonesia, kita semua dengan segala kemampuan serta profesi yang dimiliki memiliki tanggung jawab sesuai kapasitas yang dimiliki untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Dan menjaga agar ”rumah Indonesia” tetap berdiri kokoh diantara ”rumah-rumah” atau negara lainnya. (HAR)

 ------------ 
* Penulis adalah pemerhati di bidang pendidikan

Kamis, 02 Februari 2023

MENGENAL TATA PERSURATAN; JENIS DAN FUNGSI SURAT

 

MENGENAL TATA PERSURATAN; JENIS DAN FUNGSI SURAT
Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd

Pernahkan anda menulis surat? Pernahkah anda menerima surat? Kapan terakhir anda menulis surat pribadi dan dikirimkan via pos? Pertanyaan ini seolah mengingatkan kita bahwa surat ini adalah sebuah media yang dulu sangat penting untuk berkomunikasi secara tertulis tetapi kemudian seiring berkembangnya teknologi informasi mulai tergerus. Sebetulnya bukan hilang ditelan perkembangan zaman tetapi bermetamorfosis menjadi bentuk lain yaitu dalam bentuk digital. Pengirimannya sudah jarang menggunakan kurir atau jasa pos, tetapi sudah banyak yang berganti melalui email. Tidak mengherankan kalau semua institusi/ lembaga/ instansi masing-masing memiliki email, bahkan perorangan pun memiliki email pribadi.

Surat adalah salah satu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak satu ke pihak yang lain. Istilah lainnya adalah korespondensi. Istilah korespondensi dikenal di lingkungan organisasi swasta, berasal dari bahasa Inggris, yaitu correspondence yang artinya surat-menyurat. Di lingkungan organisasi pemerintah dikenal dengan istilah tata naskah dinas atau tata persuratan dinas. Pada adasarnya semua organisasi sampai saat ini masih tetap mempertahankan kegiatan korespondensi, berupa surat-menyurat. Batasan kegiatan korespondensi  meliputi keseluruhan kegiatan kantor atau tata usaha yang terkait dengan kegiatan penulisan surat, yaitu suatu kegiatan yang dimulai dari penyusunan konsep surat sampai dengan surat tersebut siap untuk dikirimkan. Tata Naskah Dinas atau Tata Persuratan Dinas, di lingkungan pemerintah / organisasi formal kegiatannya menitikberatkan pada pengelolaan naskah, yang mencakup pengaturan jenis dan ketentuan umum, format, penyiapan dan pengamanan, keabsahan dan media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa Keterampilan menulis surat, mengelola surat sangat diperlukan dan tidak lekang oleh zaman. Karena itu perlu untuk dipelajari oleh semua orang terutama yang bekerja di instans/lembaga/ organisasi, apalagi institusi pendidikan.

 Fungsi Surat

Surat memiliki fungsi yang vital dalam organisasi/ lembaga/ institusi, diantara fungsi tersebut adalah:

1) Tanda bukti tertulis yang autentik. Keaslian surat ini dapat digunakan untuk bukti yang penting untuk menjelaskan kedudukan sesuatu.  Contoh: surat perjanjian kerja, surat perjanjian jual beli, Surat perjanjian kerjasama antar lembaga, dan lain-lain.

2) Alat pengingat, Karena surat ini digunakan sebagai pengingat, maka semua surat yang pernah diterima atau yang pernah dikeluarkan institusi/ lembaga/ organisasi perlu diarsipkan. Bahkan adalakanya surat pribadi pun ada yang diarsipkan karena memiliki nilai tersendiri bagi pemiliknya.  contoh: surat yang telah diarsipkan.

3) Dokumen historis, adalah dokumen bersejarah yang sangat penting karena menjelaskan perkembangan masa lalu. Surat seperti ini selain diarsipkan dan diamankan keberadaannya juga biasanya diconvert dalam bentuk digital dan diarsipkan. Contoh: Surat Arsip lama untuk mengetahui perkembangan masa lalu.

4) Pedoman Dasar bertindak, adalah surat yang digunakan untuk pedoman dalam melaksanakan sesuatu. Contoh: surat keputusan, Surat perintah, dll.

Jenis Surat

Jenis surat juga bermacam-macam, yang dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa hal, sebagai berikut:

1)  Kepentingan isi dan asal pengirimannya, Contohnya: Surat Pribadi, Surat Dinas (Surat Keterangan, Surat izin, Surat Kelakuan Baik, dll), Surat Niaga (Surat yang diperuntukkan untuk kepentingan bisnis, misalnya Surat permintaan, surat penawaran, surat klaim, dll)

2) Wujud dan fisik surat, contoh: surat bersampul, surat tanpa sampul, kartu pos, faksimili, email.

3) Cara pengirimannya,contohnya:  surat kilat khusus, surat kilat, pengiriman biasa, surat-surat elektronik.

4) Jaminan keamanan dan isinya, Contohnya: surat sangat rahasia, surat rahasia, surat biasa.

5)  Jumlah sasaran yang hendak dicapai, misalnya: surat biasa, surat edaran, dan surat pengumuman.

6) Tingkat penyelesaiannya, contohnya: surat sangat penting, surat penting, surat biasa.

 Merujuk pada fungsi dan jenis surat di atas, dapat diketahui bahwa pekerjaan yang terkait dengan manajemen persuratan diperlukan keterampilan yang memadahi, mengingat surat merupakan duta dari institusi/lembaga. Pegawai yang bertugas menyusun konsep surat juga harus mengetahui bagaimana surat yang baik dari segi penulisan, bahasa, maupun pengelolaan selanjutnya.

Adapun syarat penulisan surat yang baik adalah:

1) Surat disusun dengan teknik penyusunan yang benar, yaitu:

a. Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk surat) tepat sesuai dengan   aturan atau pedoman yang telah ditentukan.

b.  Pengetikan surat benar, jelas, bersih, dan rapi, dengan format yang menarik.

c.  Pemakaian kertas sesuai dengan ukuran umum

2) Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit.

3) Bahasa yang digunakan harus bahasa Indonesia yang benar atau baku sesuai kaidah bahasa  Indonesia.

Demikianlah sekilas tentang tata surat, yang kelihatannya sederhana tetapi pada praktiknya tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik untuk berkomunikasi secara tertulis. Keberadaan surat menyurat sampai saat ini tetap diperlukan dan teknologi yang ada saat ini bisa dipadukan untuk manajemen persuratan yang lebih baik, cepat dan tepat serta aman. Semoga bermanfaat . (Har)

---------

* Penulis adalah pemerhati di bidang pendidikan


Rabu, 01 Februari 2023

DEFINISI DAN TINGKATAN KORUPSI


 DEFINISI DAN TINGKATAN KORUPSI
 

Banyaknya berita tentang koruptor yang ditangkap penegak hukum karena tindak pidana korupsi, membuat kata”korupsi” menjadi tidak lagi asing bagi masyarakat Indonesia. Tetapi jarang sekali kita ketahui asal-usul terminologi dan pengertian korupsi tersebut.

 Istilah korupsi berasal dari bahasa latin “corrumpere”, “corruptio” atau “corruptus”.Dari bahasa latin tersebut kemudian diadopsi oleh beberapa bangsa di dunia termasuk bahasa Belanda

corruptie” atau “korruptie”. Dari Bahasa belanda inilah kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, yaitu korupsi.

 Menurut kamus Bahasa Indonesia, Korup berarti busuk, palsu, suap. Sedangkan menurut Kamus hukum (2022), Korup adalah suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Korup sama dengan kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (the lexicon webster dictionary, 1978).

Beberapa pendapat para ahli seperti David M. Chalmers memberikan definisi korupsi  yaitu tindakan-tindakan manipulasi dan keputusan mengenai keuangan yang membahayakan ekonomi (financial manipulations and decision injurious to the economy are often labelled corrupt). Syed Husein Alatas menjelaskan korupsi adalah tindakan yang meliputi penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme. Transparency International memberikan definisi yang lebih lengkap tentang korupsi, yaitu      Penyalahgunaan kekuasaan (a misuse of power), kekuasaan yang dipercayakan (a power that is entrusted), dan keuntungan pribadi (a private benefit) baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun kerabat dekat lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, menyangkut sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dan jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

Tingkatan Korupsi

Terdapat tiga tingkatan korupsi, yaitu (1) Betrayal of trust (Pengkhianatan kepercayaan), (2) Abuse of power (Penyalahgunaan kekuasaan), dan (3) Material benefit (Mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan).

Pengkhianatan kepercayaan merupakan bentuk korupsi paling sederhana. Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau amanat yang diterimanya adalah koruptor. Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (misalnya: pesan, aspirasi rakyat). Jadi anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan aspirasi untuk kepentingan pribadi juga dapat dikategorikan melakukan korupsi.

Penyalahgunaan kekuasaan merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan melalui struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara maupun lembaga-lembaga struktural lainnya, termasuk lembaga pendidikan, meskipun tanpa mendapatkan keuntungan materi. Perbuatan sewenang-wenang yang melebihi kapasitas sesuai job deskripsi yang harus dilakukan kepada bawahan juga bisa digolongkan sebagai tindakan kesewenang-wenangan.

Tingkatan yang paling tinggi adalah Penyalahgunaan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Korupsi pada level ini merupakan tingkat paling membahayakan karena melibatkan kekuasaan dan keuntungan material. Ini merupakan bentuk korupsi yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Poerba, mengklasifikasikan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotism) dalam tiga tingkatan yaitu:

Kelas Bawah: dilakukan kecil-kecilan, namun berdampak luas di masyarakat. Korupsi ini dilakukan untuk bertahan hidup.  Misal: mempersulit pelayanan yang seharusnya cepat jadi lambat dan dipersulit. Penyebab: Minim gaji dan sarana untuk melakukan fungsinya dengan wajar.

Kelas Atas: dilakukan oleh penentu kebijakan, dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pelaku bisnis multinasional. Memanfaatkan rekening bank internasional sebagai sarana mobilitas dana hasil KKN.

Kelas Menengah: Dilakukan oleh pegawai negeri dan birokrasi dengan menggunakan kekuasaan dan wewenangnya. KKN jenis ini tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk mempertahankan posisi/jabatan dan menambah kekayaan.

Senin, 30 Januari 2023

DONGENG KANCIL DAN BUAYA VERSI TERBARU

Shamita Maulida El Queena H.

KANCIL DAN BUAYA

Oleh: Shamita Maulida El Queena H.


 Hai..teman-teman semua? Apa kabar? Pasti semua sehat-sehat aja kan? kenalan dulu ya..  namaku Shamita Maulida El Queena, Panggilanku Shamita. Saat ini, aku masih kelas 2 SDIT Qurrota A’yun Ponorogo.

Teman-teman semua, kali ini Aku akan bercerita tentang Kancil dan Buaya. Sudah pernah dengar cerita tentang ini? Tapi ini versi terbaru lho.. jadi pasti akan menarik. Dibaca baik-baik ya.. begini ceritanya.

Pada suatu pagi, di hutan. Seperti biasa si Kancil lagi jalan-jalan. Kancil berjalan sambil bernyanyi riang.

“ naik-naik ke pucak gunung.. tinggi-tinggi sekali, kiri kanan, kulihat saja banyak pohon cemara, kiri kanan kulihat saja banyak.. pohon cemara.”

Lagi asyik nyanyi, tiba-tiba..

”Ngaummm…” Seekor hewan besar muncul di depan kancil.

Dia melompat dari balik pohon besar. Tahu Nggak hewan apa itu??

Ya.. Dia adalah sang raja Hutan. Singa yang sangat besar dan buas. Giginya besar dan tajam. Singa itu mengaum dan membuka mulutnya.

“ Auuumm… Ini dia sarapan pagiku. Ha..ha,,ha..” katanya sambil melihat kearah Kancil.

Kancil ketakutan sekali, sehingga secepat kilat Kancil langsung kabur..lari… kencang. Tapi Singa juga berlari mengejar. Kancil terus berlari menyelamatkan diri, sampai akhirnya Kancil tiba di tepi Sungai.

Kancil tambah ketakutan, karena ternyata sungai itu airnya deras dan tidak mungkin dia berenang karena di sungai itu juga tinggal buaya yang tidak kalah buas dengan Singa. Kalau kancil kembali, jelas tidak mungkin karena ada Singa yang mengejar dan hendak memakannya. Tidak ada jalan lain kecuali dia harus bisa menyeberangi sungai itu. Tapi… baru saja kancil memasukkan kakinya ke Sungai. Tiba—tiba muncul seekor buaya yang besaar sekali.

“Hmmm…. Ini dia, Kancil yang dulu pernah menipu aku, dulu meminta semua buaya untuk berbaris, dihitung, diinjak tapi akhirnya berlari dan tidak kembali lagi.” Kata Buaya.

“Maafkan Aku buaya, Sebetulnya dulu itu aku mau kembali ke sini, tapi aku bingung dan takut. Karena aku dapat perintah dari Raja Sulaiman. “ kata Kancil.

“aahhh… kamu pasti bohong. Bosen aku cil, mbok tipu terus” sahut buaya

”Iya benar, kalo gak percaya, tanya langsung aja sama Raja Sulaiman. Sekarang Raja Sulaiman ada di Puncak gunung Merapi” Jawab Kancil berusaha tenang.

“Benarkah begitu? Jauh sekali Cil? Baiklah… saat ini aku percaya kamu. Apa perintah Raja Sulaiman” sahut buaya.

“Katanya aku harus menghitung jumlah sisikmu. Tapi kamu harus berenang ketepi sungai. Kan aku gak bisa hitung sisik sisikmu yang di punggung jika tidak ke tepi” Kata Kancil.

“Hmmm..benarkah?” Buaya penasaran.

“Benar.. kamu akan mendapat hadiah istimewa dari Raja Sulaiman sebanyak jumlah sisikmu itu.”

“Baiklah kalau begitu, naiklah ke punggungku dan hitunglah semua sisikku, nanti aku akan berenang ke tepi sungai seberang sana.”

Maka naiklah kancil tadi di atas tubuh buaya yang besaar itu. dia pun menghitung jumlah sisik buaya tadi.

“ satuu.. dua.. tiga… empat.. dua puluh,,.empat puluh…” Kancil terus menghitung sampai akhirnya tiba di tepi sungai. Akhirnya kancil pun naik ke daratan.

“Baiklah buaya yang baik, terima kasih telah menyeberangkan aku ya..Kamu memang baik, nanti kamu akan dapat hadiahnya. Pokoknya ditunggu saja ya. Daa-daaa.. “

Akhirnya Kancil pun selamat, dan Buaya pun kembali ke Sungai tanpa menyadari kalau dia sudah dimanfaatkan oleh kancil. Dan…Harimau yang sudah datang tadi hanya bisa melihat kancil dari seberang sungai, Lagi-lagi Harimau itu pun gagal menangkap kancil.

Nah… begitulah teman-teman cerita dari aku, kita harus hati-hati yaa.. jangan mudah ditipu seperti buaya. Kalo kita bertemu orang, apalagi orang yang belum kita kenal jangan langsung percaya, hati-hati yaa..

Semoga bermanfaat ya. Nantikan cerita selanjutnya dari aku ya… Terima kasih.

 ------------------------------------

* Penulis adalah Siswi kelas 2 Ali di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo


Asal Usul Ponorogo

 

Shakayla A. El Queena (Penulis)

ASAL USUL PONOROGO
Oleh: Shakayla A. El Queena H.


Apa kabar teman-teman… perkenalkan, saya Shakayla Adzkiya El Queena Harfianto. Kali ini saya akan bertutur atau bercerita tentang Asal Usul Ponorogo. Mungkin ada beberapa teman-teman yang belum tahu atau pernah membaca kisahnya tapi tidak lengkap.  Nah.. agar bisa memahami ceritanya, disimak baik-baik ya…

Teman-teman sebelum bercerita, bagaimana kalau berpantun dulu, setuju ya…setuju…

Jalan-jalan ke pasar Soko

Pulangnya  membeli mangga

Kita punya reog Ponorogo

Tentunya membanggakan Indonesia

Satu lagi ya.. biar seru nanti teman-teman jawab “cakep” gitu ya

Pendirinya Raden Batoro Katong

Inilah Ponorogo Kota Budaya

Bukan Riya' bukan Sombong

Kini Ponorogo termasyhur di dunia


      Teman-teman, Nama Ponorogo sudah dikenal seantero negeri, bahkan di seluruh dunia. Siapa sih yang tidak kenal reog Ponorogo? bahkan sekarang sudah diusulkan ke Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Hebat kan…? Semoga usulan ini disetujui Unesco dan Ponorogo semakin harum namanya dikenal seluruh dunia. Tapi tahukah teman-teman bagaimana asal usul nama Ponorogo? sudah tahu belum? Baiklah, kali ini saya akan bercerita asal-usul Ponorogo yang saya baca dari buku yang berjudul CERITA RAKYAT DARI PONOROGO (JAWA TIMUR) yang dikarang oleh Edy Santosa dan diterbitkan oleh PT. Grasindo. Tahun 2003. 

Begini ceritanya:

Pada suatu hari di kerajaan Demak, Raden Patah sebagai Rajanya bermusyawarah dengan pembesar kerajaan Demak. Raden Patah merupakan putra dari Raja Majapahit dan kakak dari Raden Batoro Katong.

“Paman Patih Wonosalam, Bagaimana perkembangan kerajaan Demak saat ini?” Tanya Raden Patah kepada Patih Wonosalam.

“Tuanku Prabu, Secara umum keadaan Demak sudah semakin membaik, namun ada salah satu wilayah yang jauh dan belum kami kunjungi yaitu daerah Wengker karena letaknya jauh sekali.” Kata Patih Wonosalam.

“Tidak mengapa paman patih, kebetulan adikku datang dari Majapahit, saya ingin meminta bantuan Raden Batoro Katong untuk memeriksa daerah Wengker itu.” Titah sang raja.

“Baiklah, Kanda Prabu.” Jawab Raden  Batoro Katong menyanggupi

“Kalau begitu pergilah bersama Senopati Seloaji.” Kata Raden Patah

Maka berangkatlah Senopati Seloaji dan Raden Batoro Katong menuju Wengker, Mereka pun naik kuda berhari-hari untuk sampai di daerah Wengker. Sesampai di daerah Wengker mereka berdua bertemu dengan Kyai Ageng Mirah. Kyai Ageng Mirah bercerita tentang kondisi Wengker. Setelah melihat-lihat keadaan wilayah Wengker, maka Batoro Katong  Senopati Seloaji dan Kyai Ageng Mirah kemudian kembali ke Demak melaporkan kepada Raden Patah.

“Kanda Prabu, saya sudah memeriksa daerah Wengker. Wilayahnya Luas. Sebelah barat berbatasan dengan gunung Lawu, sebelah timur berbatasan dengan gunung Wilis, sebelah utara berbatasan dengan wilayah majapahit dan sebelah selatan berbatasan dengan pantai selatan jawa.” Kata raden Batoro Katong

“Hmmm.. Begitu ya, baiklah kalau begitu, Adikku, Batoro Katong, Aku menugaskanmu untuk membuka daerah Wengker menjadi sebuah kadipaten, Kamu yang menjadi Adipatinya, Patihmu adalah Senapati Seloaji dan pensehatmu adalah Kyai Ageng Mirah. Berangkatlah adikku, bawalah 40 Prajurit Demak pilihan untuk membantu kamu.” Perintah Raden Patah.

“Terima kasih, Kanda Prabu. Adinda siap melaksanakan titah kanda prabu” Jawab Raden Batoro Katong.

Berangkatlah mereka ke Wengker. Setelah sampai, mereka pun sibuk mencari tempat yang akan dibuka hutannya. Hingga kemudian mereka menemukan hutan yang ditumbuhi rumput Glagah yang beraroma wangi. Kemudian tempat tersebut diberi nama Hutan Glagah Wangi. Nah…Di Hutan inilah yang akan digunakan tempat tinggal, semuanya dibersihkan.Dan kayu-kayunya digunakan untuk membangun rumah.

Akhirnya sebuah rumah berdiri, tapi keesokan harinya rumah tersebut roboh tanpa diketahui penyebabnya. Para prajurit pun tiba-tiba banyak yang sakit, melihat kondisi aneh tersebut maka Raden Batoro Katong, Senopati Seloaji dan Kiai Ageng Mirah pun berdoa, dan bertapa. Hingga suatu malam, tiba-tiba angin berhembus kencang menerpa mereka dan sesosok tinggi besar tiba-tiba muncul.

Wuss..wusss suara angin kencang bertiup.

“hu.. ha…ha… ha..hentikan tapa kalian. Siapa kalian ini” Kata sosok tersebut

“Saya bernama Raden Batoro Katong dari Majapahit, bermaksud  membuka hutan ini untuk menjadi Kadipaten. Siapakah Tuan?” Tanya raden Batoro Katong.

“Aku adalah Jayadrana, Ketahuilah bahwa tempat ini sudah ada yang menguasai dari alam gaib, Dia adalah adikku namanya Jayadipa. Jika tujuanmu baik, maka akan aku panggilkan Jayadipa.”

Sesaat kemudian muncullah Jayadipa. Tubuhnya tinggi besar.

“Hmm…jadi kalian ini yang lancang membuka daerahku tanpa seizin aku.” Kata Jayadipa.

“maafkan kami Jayadipa, karena kami tidak tahu kalau hutan ini sudah ada penghuninya dari alam lain. Tetapi ini adalah titah dari Raden Patah, raja kerajaan Demak yang juga putra raja Brawijaya dari Majapahit.” Jawab Raden Batoro Katong.

Setelah mengutarakan maksudnya kepada Jayadipa, akhirnya Batoro Katong pun diizinkan membuka hutan tersebut dan tidak ada lagi yang menganggunya.

Pada saat membuka hutan inilah, Raden Batoro Katong menemukan Tiga pusaka yaitu Payung Tunggul Wulung, Tombak Tunggul Naga dan Sabuk Cinde Puspita.

Nah… teman-teman tidak asing dengan nama ketiga pusaka itu kan? Ya.. pusaka itu biasanya dibawa saat Kirap Pusaka pada setiap Grebek Suro. Ternyata pusaka itu adalah milik orang tua Batoro Katong yaitu Raja Brawijaya atau Raja Majapahit. Maka semakin mantaplah Raden Batoro Katong membuka hutan itu untuk menjadi kadipaten.

Setelah hutan itu dibuka, Rumah-rumah didirikan. Banyak pendatang yang kemudian bergabung dan menetap. Sehingga lambat laun Kota baru pun terbentuk.

Raden Batoro Katong untuk memberikan nama daerah itu, lalu beliau mengumumkan kepada rakyatnya.

“ Rakyatku semua, ketahuilah karena kita belum punya nama untuk wilayah ini. hari ini saya umumkan bahwa tempat ini saya beri nama Pramono Rogo. Pramono berarti bersatunya cahaya matahari dan bulan yang menyinari kehidupan di muka bumi, dan menyinari rogo (badan).”

Semua rakyat Ponorogo bersuka cita, menempati sebuah kota yang baru yaitu Pramono Rogo.

Nama Pramono rogo itu lama kelamaan menjadi PONOROGO. PONO artinya tahu akan segala sesuatu, sedangkan ROGO berarti badan manusia. Jadi Ponorogo berarti manusia yang tahu kedudukannya sebagai manusia.

Nah.. Bagitulah teman-teman,  cerita asal usul Ponorogo.  Cerita ini memberi pelajaran kepada kita bahwa manusia harus selalu berjuang mengatasi segala rintangan untuk mencapai kehidupan bersama yang rukun dan damai. Karena itu diperlukan gotong royong dan saling membantu. Dengan rasa persatuan dan tolong menolong, segala rintangan akan dapat diatasi.

Demikian cerita dari saya. Jika ada salah dalam bercerita, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sampai ketemu dengan cerita yang lainnya. Terima kasih.


------------------------------

* Penulis adalah Siswi Kelas VI Ali SDIT Qurrota A’yun Ponorogo


Minggu, 29 Januari 2023

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI MAHASISWA


 PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI MAHASISWA
Oleh: Dr. Hariyanto*

    Korupsi sebuah kata yang sudah sangat akrab di telinga kita, masyarakat Indonesia. Hampir setiap hari media televisi, radio, media sosial memberitakan tentang korupsi, penahanan koruptor, operasi tangkap tangan dan lain-lain. Korupsi dengan segala macam dampak yang ditimbulkan dan berbagai modus operandinya seolah tidak pernah surut di bumi Indonesia, bahkan seolah koruptor berlomba dengan kebijakan pemerintah yang mengiringi upaya pemberantasan korupsi.

Jika melihat data jauh ke belakang tentang indeks persepsi korupsi (Perception-Corruption Index) yang dikeluarkan oleh Transparency International pada tahun 2009, dapat diketahui bahwa indeks persepsi korupsi di Indonesia adalah 2.8 berada di urutan 111 dari 180 negara. Data tersebut menyiratkan bahwa sudah sedemikian kronisnya korupsi di Indonesia saat itu. Maka tidak heran jika korupsi ini di semua lini kehidupan dianggap sebagai penyebab kemiskinan dan ketidaksejahteraan masyarakat Indonesia, menjadi salah satu biang keladi dari tidak majunya Indonesia sebagai sebuah negara. Pada tahun 2021 Transparency International baru merilis Indeks Persepsi Korupsi (IPK). IPK Indonesia tercatat meningkat 1 poin menjadi 38 dari skala 0-100 pada 2021. Nilai yang meningkat ini turut mengerek posisi Indonesia lebih baik dalam urutan IPK global. Indonesia kini berada di urutan 96 dari 180 negara dari sebelumnya peringkat 102 di tahun 2020. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2022 sebesar 3,93 pada skala 0 sampai 5. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian 2021 (3,88). Nilai indeks semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin antikorupsi, sebaliknya nilai indeks yang semakin mendekati 0  menunjukkan bahw a masyarakat berperilaku semakin permisif terhadap korupsi.

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa memang benar terdapat peningkatan IPK dan IPAK, tetapi data tersebut juga mengisyaratkan betapa sulitnya pemberantasan korupsi di Indonesia. Betapa masih banyak manusia-manusia culas yang mementingkan kepentingan perutnya sendiri tanpa melihat kepetingan masyarakat dan bangsanya. Celakanya kebanyakan pelakunya adalah para pemegang kekuasaan yang menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangan yang diamanahkan kepada mereka. Karena itu upaya pemberantasan korupsi ini harus juga diimbangi dengan upaya pencegahan korupsi yang massif juga. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pendidikan formal mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Pemberantasan korupsi tidak bisa dibebankan hanya kepada penegak hukum, tetapi seluruh elemen masyarakat juga harus mendukung sebagai subyek pemberantasan korupsi. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP ) nomor 71 tahun  2000 bahwa peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, Ormas, atau LSM dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Pemeritah harus terus berupaya mewujudkan clean government and good governance. Sektor swasta harus mampu mencipatakan good corporate governance, anti bribe. Masyarakat dan mahasiswa berperan serta mendukung dengan tidak permisif pada tindakan yang mengarah pada korupsi.

Pencegahan korupsi memerlukan peran masyarakat dan mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya dipersiapkan menjadi pribadi yang memiliki semangat anti korupsi. Potensi besar yang dimiliki para mahasiswa tidak boleh dikikis dengan tindakan-tindakan koruptif meskipun dalam bentuk yang sederhana seperti nitip absen, mencontek, plagiasi dll. Mahasiswa memiliki peran dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi dengan cara, antara lain: (1) Menjaga diri dan komunitas mahasiswa bersih dari korupsi dan perilaku koruptif. (2) Membangun dan memelihara gerakan anti korupsi. Upaya nyata pencegahan korupsi dapat dilakukan dalam bentuk kampanye ujian bersih, menyampaikan gagasan/ide tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi melalui media massa baik elektronik maupun non elektronik, mengangkat isu-isu lokal dan nasional tentang korupsi ke media, dan tentu saja gerakan moral berupa kampanye anti korupsi, menjadi pressure group terhadap penyimpangan atau tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak-pihak lain yang melakukan korupsi, Sebagai kelompok penyeimbang bagi gerakan yang mendukung koruptor, Mendorong penguatan institusi KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi yang kredibel, kokoh, dan transparan.

Peran serta mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tersebut akan maksimal jika mahasiswa memahami pengetahuan tentang korupsi dan upaya pemberantasannya, menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam dirinya. Hal tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan. Itulah sebabnya Kemendikbudristekdikti mengeluarkan kebijakan agar semua perguruan tinggi memasukkan Pendidikan Anti Korupsi sebagai mata kuliah wajib yang diajarkan kepada mahasiswa atau dalam bentuk lainnya sebagai mata kuliah pilihan, atau disisipkan pada mata kuliah tertentu. Semua upaya tersebut demi mencapai visi Program Pendidikan Anti Korups yaitu Terwujudnya Sarjana Indonesia Berkarakter Bersih Korupsi. Adapun Misinya adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman  mahasiswa terhadap bahaya korupsi, (2) Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi, (3) Meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi, (4) Melakukan Pendidikan & Pengajaran Anti Korupsi. Adapun tujuannya adalah (1) Membangun budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dengan memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya dan menanamkan nilai-nilai anti korupsi. (2) Menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi.

Semoga semua upaya pemerintah tersebut berhasil dengan baik dan pada akhirnya pemberantasan korupsi secara konsisten dapat dilakukan serta membawa perubahan yang lebih baik bagi semua sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia.


 --------------
*Penulis adalah pemerhati di bidang pendidikan

Jumat, 27 Januari 2023

BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA

 

Tri Handayani, S.Psi (Penulis)

BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA
Oleh: Tri Handayani, S.Psi

Anak adalah permata titipan Tuhan. Ibarat kertas putih yang kosong tanpa goresan tinta ketika awal dia dilahirkan ke dunia. Orang tuanyalah yang bertanggung jawab membimbingnya menjadi pribadi yang baik dan kuat dari sisi fisik maupun psikisnya. Orang tua bertugas mempersiapkan anak untuk mampu mengambil sikap dan perilaku yang tepat dalam setiap peristiwa dan kondisi, baik dan buruk.
---Tri Handayani, S.Psi---

 Peribahasa lama ini memiliki nilai makna yang dalam, karena kondisi yang termanisfestasi pada setiap orang akan berbeda. Peribahasa ini banyak digunakan untuk menyebutkan kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Kemiripan ini bukan hanya berupa bentuk fisik, namun sifat dan tingkah laku. Timbul sebuah pertanyaan, apakah segala hal yang ada pada diri orang tua itu menurun kepada anaknya?

Keluarga adalah lembaga pertama bagi anak untuk belajar. Pusat dari semuanya berawal. Orang tua sebagai “orang penting” bagi kehidupan anak. Jadi apakah semua hal pada diri orang tua itu menurun pada anak, jawabannya tidak bisa dikatakan seratus persen seluruhnya. Satu item yang tidak bisa di rubah adalah sifat. Sifat orang tua secara otomatis akan menurun kepada anak.. sedangkan sikap, pola pikir, perilaku, karakter bisa terbentuk melalui pendidikan, pembelajaran seiring berjalannya waktu.

Jadi, bisa dikatakan bahwa sikap, pola pikir, perilaku maupun karakter pada anak akan di pengaruhi oleh orang-orang penting yang hadir di seputar kehidupan anak. Artinya istilah ini bukan lagi mengacu pada ’menurun”, tetapi lebih pada istilah “Belajar” Belajar di dalam lingkungan sosial anak. (Pembelajaran sosial)

Jika orang tua secara penuh membersamai anak, maka secara tidak langsung anak akan belajar bagaimana sikap, pola pikir dan perilaku orang tua. Nilai-nilai itu akan terinternalisasi juga di dalam diri anak. Betapa pentingnya masa ini bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai positif agar terbentuk konsep diri yang kuat dalam pribadi anak.

Anak melihat apa yang dilakukan oleh orang tua. Anak juga mendengar apa yang di bicarakan oleh orang tua. Anak juga belajar memahami atas setiap sikap dan perilaku yang dimunculkan oleh orang tua atas setiap peristiwa, kondisi, maupun orang lain. Nilai yang ada di dalamnya akan melekat dalam diri anak dan menjadi sebuah konsep pribadi yang kurang lebih sama dengan orang tua. Maka pembelajaran sosial ini berjalan seiring dengan petumbuhan dan perkembangan anak.

Anak-anak yang selalu optimis, percaya diri, bertanggung jawab ataupun anak-anak yang selalu mengeluh dan menyalahkan orang lain, situasi, kondisi pun juga terbentuk dari pembelajaran sosial di keluarganya, terutama orang tua. Dukungan, support, doa bahkan evaluasi yang berkesinambungan akan membantu perkembangan anak kearah yang lebih baik.  

Lalu, apakah proses internalisasi tersebut sudah harga mati dan tidak akan bisa berubah? Jawabnya Tidak. Lingkungan sosial di luar keluarga juga sangat berpengaruh besar terhadap terbentuknya konsep diri anak. Pendidikan, lingkungan bermain, aktivitas ekstra yang di gemari anak pun ikut memberi warna pada perkembangan anak. Ini pun tidak lepas dari kemungkinan berdampak positif atau negatif. Hal ini kembali lagi pada penanaman pondasi awal pembelajaran sosial di lingkungan keluarga. Lingkungan sosial di luar keluarga di mana anak juga menghabiskan waktunya menuntut orang tua tetap awas dan waspada akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Apalagi saat ini pengaruh sosial juga datang dari kecanggihan teknologi. Aktivitas dunia maya pun ikut mewarnai perkembangan hati dan pikiran anak. Orang tua harus mampu menjalin komunikasi dan hubungan yang hangat dengan anak. Sehingga mereka akan merasa lebih nyaman, dimengerti dan mampu mengekspresikan setiap informasi yang dia dapatkan secara positif. Terbentuknya hubungan dan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak akan membawa dampak baik pula dalam konsep diri anak. Hal ini pun akan berpengaruh besar pula terhadap sikap, perilaku anak.

Jadi, esensinya, sumbangsih terbesar terbentuknya sikap, perilaku karakter anak adalah peran orang tua sebagai center pembelajaran sosial anak. Orang tua harus faham kapan berperan sebagai filter dan konduktor bagi anak agar berkembang lebih baik dari waktu ke waktu. Tanpa menghambat imajinasi , inisiatif dan inovasi anak. Walaupun lingkungan sosial juga ikut berperan besar, tetapi semua tetap akan kembali kepada orang tua sebagai sosok panutan anak. Peribahasa di atas menjadi semacam tolok ukur bagi peran serta orang tua dalam masa perkembangan anak. Betapa orang tua itu adalah sosok  yang teramat penting bagi anak. Sebagai muara baik buruknya sikap, karakter maupun perilaku anak.  Hasilnya akan terbawa sampai anak dewasa. Semuanya akan teruji oleh waktu.

----------------------------------

* Penulis adalah pemerhati di bidang perkembangan anak