f ' Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Selasa, 22 Agustus 2023

JANGAN ABAIKAN PANGGILAN TELEPON INI

 

Inspirasipendidikan.com – sahabat inspirasi pendidikan, kali ini kami akan berbagi sebuah cerita yang pernah dilakukan seorang pendidik /dosen di sebuah perguruan tinggi negeri. Cerita bermula ketika dosen tersebut pada pertemuan pertama menjelaskan tentang silabus, peta konsep yang akan diajarkan selama semester, dan kontrak perkuliahan. Pada waktu itu mereka mendiskusikan kontrak perkuliahan yang isinya sudah disepakati oleh mahasiswa di kelas, yang antara lain adalah ketertiban menggunakan gadget. Bahwa selama pembelajaran berlangsung handphone harus mode silent atau getar saja, tidak boleh dibunyikan keras-keras. Begitu juga tidak boleh menerima atau mengirimkan pesan atau telepon sewaktu pembelajaran berlangung, karena bisa menganggu teman/ mahasiswa yang lain, dan proses belajar mengajar juga akan terganggu apalagi dari segi etika hal itu adalah kurang sopan.

Sepekan berlalu, hingga tibalah giliran dosen itu mengajar lagi. 20 menit pertama pembelajaran berlangsung menyenangkan, tanya jawab dan interaksi yang dibangun di kelas begitu hidup. Namun tiba-tiba keseruan belajar mengajar itupun terhenti ketika terdengar nada dering lagu Pop Korea dari salah satu tas mahasiswa. Buru-buru mahasiswa itu meraih tasnya dan menjawab panggilan di HP di dalam kelas. Entah lupa atau bagaimana dengan kontrak kuliah, mahasiswa itupun menjawab meskipun dengan nada lirih sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan  bersembunyi dibawah meja. Dosen hanya melirik melihat kejadian itu dan melanjutkan kuliahnya. Tetapi cukup lama mahasiswa ini menjawab teleponnya, akhirnya mahasiswa ini pun ditegur oleh dosen, “mas, yang lagi asyik jawab telepon, masih ingat hak, kewajiban yang kita sepakati minggu lalu?” tegur dosen yang sepertinya sudah habis kesabarannya.

“Masih ingat bu”? jawab mahasiswa tersebut sedikit gugup sambil memasukkan HP nya di saku samping celananya.

“Kalau begitu silahkan saudara keluar dari kelas saya, minggu depan baru boleh masuk, hari ini cukup sampai di sini.” Tegas ibu dosen yang sontak membuat seluruh kelas terdiam.

Setelah mahasiswa itu keluar dari kelas, perkuliahan pun dilanjutkan lagi. Suasana yang tadi hening kini kembali normal seperti biasa. Selang 15 menit kemudian, tiba-tiba dari bangku depan terdengar HP berbunyi, sebuah panggilan masuk. Seorang mahasiswi begitu panik kemudian bergegas mengambil HP yang ada di tasnya kemudian berupaya di matikan. Sesaat mahasiswi tadi melihat siapa yang menelpon, kemudian segera merejectnya. Nampak kelegaan dari raut muka mahasiswi tersebut. Sampai kemudian dosennya mendekati dan bertanya.

”Kenapa dimatikan telponnya?” tanya dosen

“Maaf bu, saya lupa silent, tapi tidak saya jawab telponnya.” Jawab mahasiswi dengan perasaan berdebar, khawatir dia pun akan bernasib sama dengan temannya yang sebelumnya dikeluarkan dari kelas.

“Telepon dari siapa?” selidik dosen lagi.

“Dari ibu saya bu.” Jawab mahasiswi tersebut dengan jujur. “Kalau ibu tidak percaya, bisa diperiksa bu.” Tambahnya.

“Kalau begitu, keluar kelas, dan telepon kembali ibumu, setelah selesai kamu boleh masuk kelas lagi.” Perintah Dosen.

Mahasiswi tersebut ragu dengan perkataan dosennya, tetapi dengan setengah ragu dia pun keluar untuk menelepon kembali ibunya.

Lima menit kemudian mahasiswi itu pun masuk lagi.

“Semuanya dengarkan dan perhatikan, ketentuan dalam kontrak kuliah yang kita sepakati memang tidak boleh menerima dan menjawab telepon di dalam kelas, tetapi ingatlah jika yang menelpon itu adalah orang tuamu, maka wajib kamu untuk menjawabnya. Saya persilahkan keluar kelas untuk menjawab telepon dan setelah selesai bisa kembali mengikuti perkuliahan.” Kata dosen menjelaskan di depan kelas.

Semua mahasiswa di dalam kelas hanya terdiam mendengar penjelasan dari dosennya. Sampai kemudian salah satu mahasiswa memberanikan diri bertanya.

”Mengapa begitu bu? Mungkin ada alasan tersendiri bu?”

Sambil tersenyum dosen tadi menjawab. “Saya tidak memiliki hak untuk menjauhkan kamu dengan orang tuamu, Saya tidak memiliki keberanian kepada orang tua yang mempercayakan kamu ke kampus ini, tetapi di sisi lain orang tua kalian khawatir akan kondisi anaknya yang jauh dari rumah. Apalah kuasa seorang dosen dibandingkan orang tua yang doa-doanya digaungkan setiap waktu untuk anak-anaknya, yang tidak ada hijab do’a dia dengan Tuhannya.” Sambil menghela nafas berat ibu dosen tadi menambahkan.”Jangan pernah abaikan telepon dari orang tuamu, karena percayalah suatu saat nanti bisa jadi telepon yang kamu abaikan itu akan menjadi telepon yang sangat kamu rindukan, ketika orang tuamu sudah meninggal dunia.”

Semua mahasiswa terdiam sejenak, dalam hati mereka berkata.” Meskipun dosen ini tegas dan disiplin dalam menerapkan aturannya, tetapi nilai karakter yang dibangun melalui tindakannya, sungguh mencerminkan seorang yang inspiratif bagi para mahasiswanya.”

Begitulah sahabat inspirasipendidikan.com, Kebijakan dalam penerapan semua aturan terutama di bidang pendidikan haruslah diupayakan pada penekanan attitude, Karakter yang terus dibiasakan bagi seluruh peserta didik di jenjang mana pun. Pendidik haruslah bisa menginspirasi anak didiknya, memberikan keteladanan, dan muaranya adalah pembentukan pribadi yang memiliki akal budi, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, tetapi juga memiliki kecerdasan di bidangnya masing-masing.(HAR, 22/8/20023)


Jumat, 18 Agustus 2023

MEMBERSIHKAN POLUSI DI WILAYAH BUDAYA INDONESIA

Afrilia Eka Prasetyawati*

Bulan Agustus identik dengan bulan perjuangan, karena mengingatkan seluruh bangsa Indonesia bahwa pada bulan ini Indonesia menyatakan proklmasi kemerdekaannya melalui proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak akan melupakan jasa para pahlawannya. Semarak peringatan kemerdekaan di Indonesia selalu disambut hangat, meriah dan luar biasa oleh masyarakat. Pengibaran bendera merah putih serentak dilakukan, hampir setiap RT di desa-desa atau kelurahan mengadakan acara berbagai macam perlombaan yang diikuti oleh warganya, karnaval budaya, gerak jalan dan event-event lainya. Puncaknya adalah Upacara Peringatan detik-detik Proklamasi yang diselenggarakan di seluruh wilayah tanah air oleh sekolah, instansi swasta maupun negeri, dan tentu saja di Istana Negara.

Terlepas dari kemeriahan tersebut, ada yang menarik untuk dicermati dan direnungkan jika dikaitkan dengan pendidikan karakter bagi anak-anak bangsa. Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT RI ke 78 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia menyampaikan keprihatinannya terhadap lunturnya budaya santun sebagian kecil masyarakat Indonesia. Presiden secara jelas menyatakan, “Dengan adanya media sosial seperti sekarang ini, apapun bisa sampai ke Presiden, mulai dari masalah rakyat di pinggiran, sampai kemarahan, ejekan, bahkan makian dan fitnah bisa dengan mudah disampaikan. Saya tahu, ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Saya tidak masalah. Sebagai pribadi, saya menerima saja. Tapi, yang membuat saya sedih, budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa ini tampak mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia.”

Sebagai warga negara yang memiliki kepedulian terhadap kondisi bangsa, mari kita analisis mendalam apa yang disampaikan oleh presiden Joko Widodo. Dengan tetap menghargai pendapat masing-masing pihak yang barangkali bisa pro dan kontra. Kenyataan di masyarakat saat ini membuktikan bahwa di media sosial orang bisa meakukan bullying, memaki, memfitnah, atau mengkritik dengan tidak memberikan solusi, menjelek-jelekkan yang di luar batas kewajaran. Mirisnya lagi jika hal-hal seperti dipertontonkan oleh orang-orang yang notabene berpendidikan tinggi. Sebagai bagian dari bangsa ini, tentu kita dari dulu bangga dengan predikat masyarakat yang memiliki budaya santun, tenggang rasa, saling menghargai pendapat. Bahkan saat di bangku sekolah kita diajarkan oleh guru-guru kita bagaimana berdiskusi yang baik, bagaimana etikanya untuk menyela pendapat, bagaimana adab berbicara terhadap orang yang lebih tua, dan bagaimana jika memberikan pendapat yang berbeda dengan tetap menghargai dan menghormati lawan bicara.

Adab memang harus lebih dikedepankan daripada Ilmu, begitulah seharusnya budi pekerti dijunjung tinggi apalagi ditopang dengan kedalaman ilmu pengetahuan. Mari sejenak secara tulus kita lihat tujuan pendidikan karakter. Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Nampaknya tujuan itu akan “jauh pangang dari api” jikalau mereka yang berpendidikan itu tidak kembali mempraktikkan dan berkaca pada tujuan pendidikan karakter tersebut.

Jika fenomena polusi budaya ini dianggap sebagai kegagalan pendidikan karakter, lantas siapa yang harus bertanggung jawab? Tidak bisa serta merta hal tersebut dibebankan kepada sekolah, guru atau tenaga kependidikannya. Karena sejatinya sekolah sudah berupaya semaksimal mungkin bersama orang tua untuk menjadi garda terdepan mengawal dan membangun karakter peserta didiknya. Nilai-nilai pendidikan karakter yang bersumber pada agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab,  sudah berusaha tanpa henti diimplementasikan di sekolah melalui berbagai cara dan keteladanan. Tetapi derasnya arus informasi dan tekologi seolah mendistorsi berbagai upaya tersebut.

Patutlah disadari sebagai umat beragama, tidak ada satupun agama yang mengajarkan kedengkian, hujatan, bersikap sombong, menjelek-jelekkan yang lain, membodoh-bodohkan orang lain apalagi karena menganggap diri lebih pandai, dan hal-hal negative lainnya. Bagi Umat Islam tentu sudah sangat paham bahwa Rasul yang diutus untuk mengajarkan risalah kebenaran tidak pernah menggunakan hal-hal negatif tersebut untuk mengajak ke jalan kebenaran, tetapi dengan mengedepakan uswatun khasanah. Maka jika hendak memberikan kritik tulus yang bertujuan agar yang dikritik (siapapun orangnya) berubah menjadi baik, seyogyanya dilakukan secara  santun, ibarat ingin menangkap ikan di kolam, dapat ikannya tetapi tidak keruh air kolamnya. Tujuannya tercapai, namun tanpa menjatuhkan harga diri orang lain.

Lebih arif dan bijak kiranya mereka yang menjadi public figure, pejabat pemerintah, tokoh politik, wakil rakyat, tokoh masyarakat juga ikut andil dalam membenahi kondisi polusi di wilayah budaya ini dengan memberikan keteladanan, contoh dalam perkataan maupun perbuatan. Mereka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar dalam membersihkan pollutant ini. Mari kita bersama untuk bersinergi mengembalikan budaya luhur bangsa Indonesia, mendudukkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat, dan dengan karakter Pancasila kita terus melaju menuju Indonesia maju.
---------------------------
* Penulis adalah guru dan mahasiswa S2 PBSI UNIPMA Madiun 

Selasa, 15 Agustus 2023

MAKNA KEMERDEKAAN BAGI MAHASISWA/ PELAJAR, GURU DAN DOSEN

 

inspirasipendidikan.com- Beberapa hari lagi bangsa Indonesia akan memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78. Banyak hal yang sudah dilalui bangsa ini, pasang surut dalam berbagai hal, politik, ekonomi, keamanan, masalah pendidikan, penegakan hukum, pertahanan dan lain-lain. Sebagai sebuah perenungan dalam memaknai kemerdekaan berikut kami ulas makna kemerdekaan bagi yang berprofesi sebagai guru/dosen dan makna kemerdekaan bagi pelajar/mahasiswa.

Makna kemerdekaan bagi pelajar dan mahasiswa

Makna kemerdekaan bagi pelajar dan mahasiswa mencerminkan pandangan dan harapan generasi muda terhadap kebebasan untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi dalam masyarakat. Berikut beberapa aspek penting mengenai makna kemerdekaan bagi pelajar dan mahasiswa:

1.   Kebebasan Mengejar Pendidikan: Kemerdekaan bagi pelajar dan mahasiswa berarti memiliki akses terbuka untuk mengejar pendidikan sesuai dengan minat dan potensi masing-masing. Mereka dapat memilih program studi yang mereka inginkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan di bidang yang mereka sukai.

2.  Pengembangan Diri: Kemerdekaan memberikan peluang bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengembangkan diri mereka secara pribadi, intelektual, dan emosional. Mereka dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

3.  Kritis Berpikir dan Esprit Kritis: Kemerdekaan memungkinkan pelajar dan mahasiswa untuk berpikir secara kritis, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan pandangan yang kritis terhadap isu-isu kompleks. Mereka dapat mengajukan argumentasi, mengemukakan pandangan mereka, dan berkontribusi dalam diskusi intelektual.

4. Partisipasi dalam Aktivitas Sosial dan Politik: Kemerdekaan bagi pelajar dan mahasiswa juga mencakup hak untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan politik. Mereka dapat terlibat dalam gerakan sosial, advokasi, atau kegiatan kemanusiaan yang mengejar tujuan-tujuan positif dalam masyarakat.

5.  Ekspresi Kreatif: Kemerdekaan memberikan pelajar dan mahasiswa kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui seni, sastra, musik, dan media lainnya. Ini memungkinkan mereka untuk memahami diri mereka lebih dalam dan berkontribusi pada keanekaragaman budaya.

6.  Penghargaan Terhadap Keragaman: Kemerdekaan juga membawa pemahaman tentang nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap keragaman. Pelajar dan mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan etnis, yang mengajarkan mereka pentingnya keberagaman dalam masyarakat.

7.  Mengembangkan Kemampuan Berkontribusi: Kemerdekaan memberikan pelajar dan mahasiswa tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada masyarakat. Ini dapat terjadi melalui proyek-proyek sukarela, kerja sosial, atau keterlibatan dalam inisiatif untuk meningkatkan kondisi sosial dan lingkungan.

Makna kemerdekaan bagi pelajar dan mahasiswa sangat mencerminkan semangat muda untuk belajar, berpartisipasi, dan berkontribusi dalam dunia yang lebih besar. Kemerdekaan ini memberi mereka kesempatan untuk membentuk masa depan mereka sendiri dan memberikan dampak positif pada masyarakat.

Makna kemerdekaan bagi guru dan dosen

Makna kemerdekaan bagi guru dan dosen mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan pendidikan, pembelajaran, dan pengembangan intelektual. Berikut beberapa aspek penting mengenai makna kemerdekaan bagi guru dan dosen:

1.  Kebebasan Akademik: Kemerdekaan bagi guru dan dosen terkait erat dengan kebebasan akademik. Mereka memiliki hak untuk menyelidiki, mengajar, dan menyampaikan pandangan tanpa takut tekanan atau intervensi dari pihak-pihak eksternal.

2.  Fleksibilitas Pengajaran: Kemerdekaan memberikan guru dan dosen fleksibilitas dalam merancang metode pengajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa atau mahasiswa mereka. Mereka dapat mengembangkan pendekatan kreatif dan inovatif untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif.

3.  Pengembangan Kurikulum: Guru dan dosen memiliki kemerdekaan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan peserta didik. Ini memungkinkan mereka untuk menjalankan pendekatan pendidikan yang relevan dan berdaya guna.

4.   Pengembangan Penelitian dan Publikasi: Kemerdekaan membantu guru dan dosen untuk melakukan penelitian dan menghasilkan karya ilmiah. Mereka dapat menyelidiki topik yang diminati dan berkontribusi pada pengetahuan dalam bidangnya melalui publikasi.

5.  Membangun Karier Akademik: Kemerdekaan juga berarti guru dan dosen dapat membangun karier akademik yang berdasarkan pada kemampuan mereka dalam pengajaran dan penelitian. Mereka dapat mengembangkan diri dan maju dalam bidang akademik tanpa tekanan yang tidak sehat.

6.  Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi: Kemerdekaan memungkinkan guru dan dosen untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam pengajaran dan penelitian. Mereka dapat menciptakan pendekatan baru untuk memfasilitasi pemahaman dan pengembangan peserta didik.

7.  Mengajarkan Nilai-nilai Kritis: Kemerdekaan memberi guru dan dosen kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai kritis, pemikiran kritis, dan analisis kritis kepada siswa dan mahasiswa. Mereka dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk menyaring informasi, menganalisis isu, dan mengajukan pertanyaan.

8.  Mendorong Pemikiran Mandiri: Kemerdekaan dalam pendidikan juga bermakna guru dan dosen dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk memiliki pemikiran mandiri dan berpendapat berdasarkan pemahaman yang mereka kembangkan dari pendidikan.

Makna kemerdekaan bagi guru dan dosen mencerminkan pentingnya kebebasan akademik dan profesionalisme dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas. Kemerdekaan ini memberi mereka ruang untuk berkontribusi pada pengembangan intelektual, sosial, dan kultural peserta didik serta masyarakat pada umumnya.

Demikianlah makna kemerdekaan bagi pelajar/mahasiswa, guru dan dosen. selanjutnya dalam rangka memperigati kemerdekaan RI ke 78, akan kami posting makna kemerdekaan bagi profesi yang lain. (HAR, 15/8/2023)

Selasa, 08 Agustus 2023

STRATEGI PEMASARAN PENDIDIKAN

 

inspirasipendidikan.com- Sahabat Inspirasi pendidikan, tentu banyak diantara kita yang aktif dalam dunia pendidikan, ada yang sebagai guru, dosen, kepala sekolah, rektor, manajer pendidikan, pengelola bimbingan belajar, dll. Upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan, seiring dengan itu seharusnya kepercayaan dan animo publik juga harus dijaga. Masyarakat sebagai pengguna sekaligus pemakai jasa pendidikan harus terus diyakinkan akan kualitas dari pengelolaan pendidikan. Karena itu memerlukan strategi yang tepat. Salah satu strategi tersebut adalah Strategi pemasaran dalam bidang pendidikan. Hal ini  sangat penting untuk meningkatkan visibilitas, daya tarik, dan akhirnya jumlah siswa atau peserta didik.

Teristimewa untuk sahabat Inspirasi Pendidikan, Berikut kami berikan beberapa strategi pemasaran pendidikan yang bisa Anda pertimbangkan untuk diterapkan:

1. Penelitian Pasar: Lakukan riset pasar untuk memahami target audiens Anda, seperti usia, minat, kebutuhan, dan preferensi. Dengan informasi ini, Anda bisa merancang strategi yang lebih tepat.

2. Branding yang Kuat: Buat citra merek yang kuat dan konsisten untuk lembaga pendidikan Anda. Ini mencakup logo, warna, slogan, dan nilai-nilai yang ingin Anda sampaikan kepada calon siswa dan orang tua.

3. Situs Web dan Media Sosial: Miliki situs web yang informatif dan responsif serta jaringan media sosial yang aktif. Ini adalah cara yang efektif untuk berinteraksi dengan calon siswa dan memberikan informasi tentang program pendidikan Anda.

4. Konten Berkualitas: Buat konten yang relevan dan bermanfaat terkait pendidikan di blog, video, infografis, atau ebook. Ini akan menarik calon siswa dan membantu memperkuat citra lembaga Anda sebagai sumber informasi yang berharga.

5. Event dan Workshop: Selenggarakan seminar, workshop, atau webinar yang relevan dengan bidang pendidikan yang Anda tawarkan. Ini akan memperlihatkan kepakaran Anda dan memberi kesempatan bagi calon siswa untuk berinteraksi langsung dengan Anda.

6. Kemitraan dan Kerjasama: Bentuk kemitraan dengan sekolah-sekolah lain, perusahaan, atau lembaga lain yang bisa saling mendukung. Ini bisa berupa pertukaran informasi, promosi bersama, atau program kerjasama lainnya.

7. Promosi Khusus: Tawarkan promosi khusus, seperti potongan harga awal pendaftaran, beasiswa, atau program diskon untuk siswa yang mendaftar lebih awal.

8. Testimoni dan Cerita Sukses: Bagikan kisah sukses dari siswa-siswa sebelumnya yang telah berhasil berkat pendidikan dari lembaga Anda. Testimoni ini bisa menjadi bukti nyata mengenai kualitas pendidikan yang Anda tawarkan.

9. Iklan Berbayar: Gunakan iklan berbayar di platform seperti Google Ads atau media sosial untuk mencapai audiens yang lebih luas dan sesuai dengan profil calon siswa.

10.Kegiatan Komunitas: Terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan komunitas lokal. Ini dapat membantu memperluas jaringan dan juga memperkuat keterlibatan dengan calon siswa dan orang tua.

11.Pengalaman Pengguna yang Baik: Pastikan bahwa setiap tahap dari proses pendaftaran hingga pengalaman belajar memberikan kesan yang baik kepada calon siswa.

12.Pemasaran Konten Berbayar (Paid Content Marketing): Buat konten berkualitas tinggi seperti e-book, panduan, atau kursus singkat yang relevan dengan bidang pendidikan Anda. Tawarkan konten ini secara gratis atau dengan biaya tertentu untuk menarik calon siswa.

Ingatlah bahwa setiap lembaga pendidikan memiliki situasi unik, jadi Anda harus menyesuaikan strategi pemasaran Anda dengan tujuan, nilai-nilai, dan keunikan yang dimiliki oleh lembaga Anda. Jangan ragu untuk melakukan eksperimen, mengukur hasil, dan melakukan penyesuaian sesuai dengan tanggapan yang Anda terima dari target audiens Anda.


Minggu, 06 Agustus 2023

BEASISWA UNGGULAN KEMENDIKBUDRISTEK 2023; SIMAK CARA MENDAPATKANNYA!

 

inspirasipendidikan.com- Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendibudristek) kembali membuka kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa unggulan pada jalur degree dan non degree. Beasiswa Unggulan ini sebenarnya tidak hanya diperuntukkan kepada mahasiswa di jenjang S1, S2, dan S3 tetapi juga untuk pegawai Kemendikbudristek, masyarakat berprestasi dan penyandang disabilitas.  Skema biaya untuk beasiswa unggulan untuk masyarakat berprestasi mencakup biaya pendidikan, biaya hidup dan buku. Skema biaya untuk pegawai kemendikbudristek meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, biaya buku, biaya penelitian, tunjangan awal kuliah dan transport studi PP.  sedangkan bagi penyandang disabilitas mencakup biaya pendidikan, biaya hidup, biaya buku dan biaya pendamping hidup.

Pemerintah menggelontorkan beasiswa ini secara umum ingin meningkatkan kemampuan dan kompetensi SDM Indonesia sehingga dapat mendukung percepatan pembangunan NKRI. Untuk mendapatkan beasiswa unggulan ini ditetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Seperti diketahui bahwa peminat untuk mendapatkan beasiswa ini sangat banyak sedangkan jumlahnya terbatas, maka sifatnya kompetetitif. Jadi bagi sahabat inspirasi pendidikan yang menginginkan beasiswa ini maka cermati betul-betul syarat yang harus dipenuhi, baca secara detail buku panduan beassiwa unggulan yang akan kami share dibawah ini.

Download Panduan Beasiswa Unggulan 2023

Jangan lupa simak jadwal pendaftara beasiswa unggulan 2023 berikut ini:

1. Pendaftaran beasiswa                         : 03-17 Agustus 2023
2.  Seleksi Tahap 1                                     : 18-22Agustus 2023
3. Pengumuman seleksi tahap 1           : 23 Agustus 2023
4. Seleksi Tahap 2                                      : 04 s.d 12 September 2023
5. Pengumuman hasil seleksi tahap 2 : 13 September 2023
6. Penjelasan dan teknis penanda tanganan kontrak: 21 s.d 30 September 2023

Selamat berjuang untuk mendapatkan beasiswa, demi meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri untuk kemajuan NKRI. Salam Inspirasi!. (HAR, 06/08/2023)


Sabtu, 05 Agustus 2023

“PELATIHAN DOKTER CILIK” BERSAMA POMG KELAS 3 UMAR BIN KHATTAB SDIT QURROTA A’YUN PONOROGO DI KODIM PONOROGO


inspirasipendidikan.com- Sabtu, 05 Juli 2023 menjadi hari yang menyenangkan bagi siswa-siswi kelas 3 Umar bin Khattab SDIT Qurrota A’yun Ponorogo. Tidak seperti biasanya pagi-pagi halaman Kodim Ponorogo sudah didatangi oleh anak-anak yang berseragam olahraga. Mereka diantar oleh orang tua masing-masing, dan sebagian orang tua juga mendampingi mereka untuk menuju Aula Kodim Ponorogo.  Hari ini mereka akan mengikuti sebuah kegiatan yang barangkali baru pertama kali mereka lakukan, dan pertama kali juga masuk di halaman markas tentara di kabupaten Ponorogo tersebut. Kegiatan yang diberi nama Pelatihan Dokter Cilik.

dr Ella, Narasumber sedang memberikan materi

Kegiatan tersebut merupakan agenda program kerja dari Paguyuban Orang Tua Murid dan Guru (POMG) Kelas 3 Umar SDIT Qurrota A’yun Ponorogo yang dilaksanakan di Aula Kodim Ponorogo. Kegiatan ini sukses dilaksanakan melibatkan kerjasama POMG kelas 3 Umar dan salah satu Wali Murid, yang sekaligus menjadi pemateri yaitu Ketua Persit Kartika Candra Kirana Kabupaten Ponorogo, Ibu dr. Ella Hirta Juni Ardiansyah,. Dalam kesempatan itu dr. Ella memberikan materi tentang dasar-dasar P3K, pola hidup bersih dan sehat yang sangat sesuai bagi anak-anak. Penyampaian pelatihan yang ramah anak, tempat yang nyaman, tanya jawab yang dilakukan antara anak dan narasumber menjadikan pelatihan tersebut menjadi semakin mengasyikkan bagi anak-anak kelas 3 tersebut. Untuk lebih menyemarakkan acara,  dilaksanakan juga fun games yang diprakarsai oleh pengurus POMG Kelas 3 Umar bin Khattab dan Wali kelas.

Fun Games bersama pengurus POMG

Ustadzah Sri Handayani, S.Pd., M.Pd atau yang biasa dipanggil Ustadzah Ani, Wali Kelas 3 Umar bin Khattab dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada dr. Ella yang bersedia memberikan ilmunya kepada anak didiknya. Harapannya ilmu dan praktik yang dilaksanakan hari ini menjadi pemicu anak agar bisa mengimplementasikan apa yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan hal tersebut ketua POMG Kelas 3 Umar bin Khattab, ibu Afrilia Eka Prasetyawati juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada narasumber yang sudah banyak direpotkan selain memberikan ilmunya juga memfasilitasi tempat kegiatan, bahkan memberikan konsumsi kepada anak-anak dan Pengurus POMG yang mendampingi saat itu. “Semoga yang dilakukan hari ini menjadi amal jariyah dan mendapat balasan kebaikan yang berlebih untuk dr Ella dan keluarga.” Imbuhnya.

Tanya jawab oleh siswa kepada pemateri

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 berakhir pada jam 11.00 berlangsung semarak dan menyenangkan. Hal ini dapat diketahui dari wajah anak-anak yang begitu sumringah dan antusiasmenya dalam mengikuti kegiatan. Apalagi saat tanya jawab, anak-anak yang berani bertanya, diberikan hadiah langsung oleh narasumber. Begitu juga pada waktu fun games yang dipandu oleh pengurus POMG dan Wali Kelas. Kegiatan ditutup dengan pemberian cendera mata dari Pengurus POMG kepada dr. Ella Hirta Juni Ardiansyah, dan dilanjutkan mengabadikan kebersamaan dengan foto bersama. (Efi: 05/08/2023).

Penyerahan cendera mata kepada narasumber oleh pengurus POMG

para siswa, saat berlangsungnya kegiatan


Berpose di Markas KODIM Ponorogo

foto bersama di Halaman KODIM Ponorogo

foto bersama seusai acara


Rabu, 02 Agustus 2023

INFO TERBARU PERINGKAT AKREDITASI JURNAL ILMIAH PERIODE I TAHUN 2023

 


inspirasipendidikan.com- Akademisi, Peneliti, Dosen, Guru, Mahasiswa dan sebagian siswa SMA/ sederajat tentu tidak asing lagi dengan istilah Jurnal Penelitian. Apalagi bagi dosen yang memiliki kewajiban untuk publikasi ilmiah, salah satunya melalui artikel yang dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Perguruan tinggi saat ini sudah mewajibkan mahasiswanya untuk publikasi artikel ilmiah di jurnal. Bahkan bagi mahasiswa S1 pada beberapa perguruan tinggi publikasi di jurnal ilmiah bisa menggantikan ujian skripsi, tentu syarat dan ketentuannya berlaku sesuai aturan yang berlaku di perguruan tinggi tersebut. Bagi mahasiswa S2 dan S3 ini menjadi persyaratan wajib untuk bisa lulus, ada yang mengharuskan bagi mahasiswa S2 minimal jurnal tersebut sudah terakreditasi Sinta 3, ada juga yang terakreditasi Sinta 2. Sedangkan mahasiswa S3, menjadi syarat kelulusannya adalah publikasi di jurnal ilmiah terakreditasi minimal Sinta 2. Khusus bagi mahasiswa yang bisa mempublikasikan pada jurnal internasional terindeks scopus, bahkan tidak perlu ujian terbuka dan bisa dinyatakan lulus. Ini pun harus disesuaikan dengan peraturan akademik yang berlaku di perguruan tinggi tersebut.

Bagaimana mengetahui peringkat akreditasi suatu jurnal penelitian? Sahabat inspirasipendidikan.com bisa mengaksesnya di laman https://sinta.kemdikbud.go.id/ . Laman tersebut memberikan informasi yang lengkap mengenai peringkat akreditasi seluruh jurnal ilmiah yang sudah terakreditasi di Indonesia, mulai peringkat akreditasi Sinta 1 sampai dengan peringkat akreditasi Sinta 6. Pembaca bisa mengakses website dari setiap jurnal dan dapat mengunduh informasi hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal tersebut tanpa dipungut biaya/ gratis. Dengan demikian, bagi peneliti atau mahasiswa yang akan mencari penelitian yang relevan dengan yang diperlukan akan mendapatkan hasil yang uptodate. Terdapat 267.532 penulis dari 5461 afiliasi (perguruan tinggi /penerbit), dan 1960 departments.

Terkait dengan akreditasi jurnal nasional, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah memfasilitasi untuk pelaksanaan akreditasi jurnal.  Secara periodik juga akan diinformasikan peringkat dari masing-masing jurnal. Sahabat inspirasipendidikan.com bisa mengaksesnya di laman https://arjuna.kemdikbud.go.id/ untuk mengetahui lebih jauh tentang akrediasi jurnal atau yang biasa disingkat dengan “Arjuna.” Baru-baru ini tanggal 31 Juli 2023 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 79/E/KPT/2023, tanggal 11 Mei 2023 diumumkan Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah periode I Tahun 2023

Diinformasikan juga: 1). bagi usulan akreditasi baru, maka sertifikat akreditasi akan diterbitkan dan diberikan kepadapengelola jurnal dengan masa berlaku akreditasi dimulai dari volume dan nomor yangdinilai baik. (2) Bagi usulan akreditasi ulang yang hasil akreditasi naik peringkat atau turun peringkat maka sertifikat akreditasi akan diterbitkan dan diberikan kepada pengelola jurnal dengan masa akreditasi dimulai dari volume dan nomor yang diajukan dan dinilai. (3). Bagi usulan akreditasi ulang yang hasil akreditasi peringkatnya tetap sertifikat akreditasi akan diterbitkan dan diberikan kepada pengelola jurnal dengan masa berlaku akreditasi dimulai dari volume dan nomor yang diajukan dan dinilai. (4). Bagi jurnal yang sudah terakreditasi dan namanya tercantum dalam SK sebelumnya serta belum memiliki sertifikat dapat meminta sertifikat terdahulu. (5) Bagi jurnal yang tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 79/E/KPT/2023, tanggal 11 Mei 2023 dapat mengajukan akreditasi ulang setelah menerbitkan 4 nomor terbaru dari nomor terakhir yang diajukan pada saat akreditasi terakhir melalui laman http://arjuna.kemdikbud.go.id dengan mengajukan hanya 1 (satu) nomor terbitan terakhir.

Nah.. sahabat inspirasipendidikan.com dapat mengakses informasi tentang peringkat akreditasi jurnal tahun 2023 pada link dibawah ini. Kami sampaikan selamat dan sukses bagi yang mendapatkan peringkat akreditasi lebih baik dari periode sebelumnya, dan tetap semangat berkarya bagi yang jurnalnya terakreditasi. (HAR, 02/08/ 2023)

Download Peringkat Akreditasi Jurnal Tahun 2023