f ' Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Jumat, 13 Desember 2024

BACAAN WAJIB BAGI PELAMAR PPPK DAN CASN KEMENAG RI UNTUK TEST “MODERASI BERAGAMA”

 

inspirasipendidikan.com- Moderasi Beragama adalah salah satu materi wajib yang harus diikuti oleh para pelamar PPPK dan CASN di Kementerian Agama. Bahkan bagi CPPPK yang sudah mengikuti Ujian kompetensi CAT BKN, diwajibkan untuk mengikuti Ujian Kompetensi Tambahan yang akan menguji pengetahuan dan sikap pelamar tentang ‘Moderasi Agama”. Sebagaimana dilansir di laman resmi kemenag RI. Pengumuman dari Sekretariat Jenderal Kementrian Agama RI nomor: P-4692/SJ/B.II.2/KP.00.1/12/2024 tentang pemilihan titik lokasi seleksi kompetensi teknis tambahan (SKTT) Pegawai Pemerintah dengan Perjanian Kerja (PPPK) Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun Anggaran 2024. Kesempatan bagi pelamar PPPK untuk mengisi titik lokasi ujian sampai pada tanggal 13 Desember 2024 melalui laman https://pdm-nonasn.kemenag.go.id .

Bagaimanakah materi tentang moderasi beragama itu? apa saja yang dibahas dalam soal tentang moderasi beragama? Sumber atau referensi apa saja yang dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar? Berbagai pertanyaan itu yang sering muncul bagi mereka yang belum pernah mengikuti test serupa. Meskipun demikian, bagi mereka yang sudah pernah mengikuti test serupa, juga harus mempersiapkan diri secara maksimal, utamanya yang terkait dengan kebijakan atau peraturan terbaru tentang moderasi beragama oleh pemerintah.

Sahabat inspirasi pendidikan, tidak perlu khawatir karena kami akan memberikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk dipelajari secara mendalam tentang moderasi beragama. Referensi yang kami berikan berasal dari Balitbang Diklat Kemenag RI, dan peraturan pemerintah, Peraturan Menteri Agama yang biasanya dijadikan bahan untuk soal-soal tentang moderasi beragama.

Silahkan anda klik untuk download bahan-bahan referensi berikut:

Pedoman Moderasi Beragama

Buku Saku Moderasi Beragama

Perpres No 58 Tahun 2023 Tentang Moderasi Beragama

PMA Nomor 3 Tahun 2024

PP nomor 6 Tahun 2019 tentang Perguruan Tinggi Keagamaan

Semoga bermanfaat, salam Inspirasi!

Selasa, 03 Desember 2024

Mengenal Gaya Belajar dan Gaya Kognitif Peserta Didik

Oleh: Pebri Nur Khusnul Khotimah & Intan Aprillia Putri*

Setiap siswa memiliki keunikan masing-masing. Salah satu keunikannya adalah gaya belajar mereka. Memahami gaya belajar peserta didik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Hal ini berfungsi agar pendidik dapat memberikan layanan sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Selain itu, dengan memahami gaya belajar peserta didik, pendidik mampu memilih dan menentukan berbagai cara dan teknik pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan setiap peserta didik sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan optimal. Selain Gaya Belajar, terdapat juga Gaya Kognitif yang juga bervariasi pada setiap peserta didik. Seorang pendidik juga diharapkan bisa mengidentifikasi gaya kognitif peserta didiknya sehingga capaian pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Pada artikel kali ini, akan kami kupas terkait dengan gaya belajar dan gaya kognitif peserta didik serta implementasinya dalam pembelajaran.
 
A.       Pengertian Gaya Belajar
Setiap siswa memiliki caranya masing-masing untuk mencerna informasi yang diterima di dalam kelas. Cara mencerna informasi ini disebut sebagai gaya belajar. Gaya belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa akan menentukan keberhasilan mereka dalam belajar. Dengan kata lain, gaya belajar adalah suatu metode yang digunakan untuk menyerap dan mengolah informasi maupun pengetahuan agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

B.        Jenis Gaya Belajar
Gaya belajar dibagi menjadi 3 bagian, yakni gaya belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Penjelasan lebih rinci dari masing-masing Gaya Belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1)    Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan suatu cara pembelajaran di mana kekuatan belajar terletak pada indra penglihatan. Gaya belajar visual menitikberatkan kemampuan belajar melalui cara melihat, mengamati, dan memandang suatu objek, gambar, maupun film. Siswa dengan gaya belajar visual dapat dilihat dari karakteristik mereka yang khas. Beberapa contoh karakteristik siswa dengan gaya belajar visual seperti menyukai hal-hal yang bersifat rapi,  mengutamakan tampilan gambar dan kesesuaian warna dalam powerpoint (PPT) saat presentasi; mengingat sesuatu dari apa yang dilihatnya, lebih suka mencoret-coret buku ketika belajar, lebih suka membaca daripada dibacakan, dan lebih suka melakukan pertunjukan seperti demonstrasi daripada berpidato.

2)    Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial memiliki hal yang berkebalikan dengan gaya belajar visual. Gaya belajar auditorial lebih menitikberatkan kemampuan belajar pada indra pendengaran. Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih mudah untuk belajar dan mendapatkan stimulus dari suara atau penjelasan secara lisan.  Karakteristik siswa yang memiliki gaya belajar auditorial adalah mereka yang cenderung merasa terganggu dengan suasana ramai; lebih suka mengucapkan apa yang dia baca, lebih suka membaca dengan suara lantang, lebih suka berpidato daripada melakukan suatu pertunjukkan, lebih suka dibacakan,  dan lebih suka berdiskusi.

3)    Gaya Belajar Kinestetik
Gaya Belajar Kinestetik memiliki kecenderungan belajar dengan melakukan gerakan maupun menyentuh dan merasakan barang dengan indra perabanya. Siswa dengan gaya belajar kinestetik memiliki ciri-ciri yang selalu berorientasi pada fisik, menghafal dengan cara berjalan maupun menggerakkan tangan,  mengerjakan sesuatu bersamaan dengan gerakan-gerakan ringan pada tangan,  menggunakan jari, pensil, bolpoin maupun peraga yang lain sebagai penunjuk ketika membaca,  dan tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama.
 
C.      Pengertian Gaya Kognitif
Berbeda dengan Gaya Belajar, Gaya Kognitif memiliki pengertian dan cara mengimplementasikan tersendiri. Desmita (2012) menjelaskan bahwa gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam menggunakan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, dan sebagainya) yang bersifat konsisten dan lama. Pendapat lain seperti Shi (2011: 20) mendefinisikan gaya kognitif sebagai sebuah konsep psikologis yang berkaitan dengan bagaimana seorang individu memproses informasi.

D.  Jenis-Jenis Gaya Kognitif

1)    Field Dependent (FD) – Field Independent (FI)
Siswa dengan gaya kognitif FI cenderung memilih belajar individual, menanggapi dengan baik, dan bebas (tidak bergantung pada orang lain). Sedangkan, siswa yang memiliki gaya kognitif FD cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin berinteraksi dengan siswa lain atau guru, memerlukan penguatan yang bersifat ekstrinsik.
 2)  Impulsif – reflektif
Merupakan gaya kognitif yang didasarkan atas perbedaan konseptual tempo yaitu perbedaan gaya kognitif berdasarkan atas waktu yang digunakan untuk merespon suatu stimulus. Orang yang memiliki gaya kognitif impulsif menggunakan alternatif-alternatif secara singkat dan cepat untuk menyeleksi sesuatu. Mereka menggunakan waktu sangat cepat dalam merespon, tetapi cenderung membuat kesalahan sebab mereka tidak memanfaatkan semua alternatif. Sedangkan, orang yang mempunyai gaya kognitif reflektif sangat berhati-hati sebelum merespon sesuatu, dia mempertimbangkan secara hati-hati dan memanfaatkan semua alternatif. Waktu yang digunakan relatif lama dalam merespon tetapi kesalahan yang dibuat relatif kecil (Rahman, 2008:461)
3) Perseptif – Reseptif
peserta didik yang perseptif dalam mengumpulkan informasi mencoba mengadakan organisasi dalam hal-hal yang diterimanya, ia menyaring informasi yang masuk dan memperhatikan hubungan-hubungan diantaranya. sedangkan peserta didik yang reseptif lebih memperhatikan detail atau perincian informasi dan tidak berusaha untuk menghubungkan informasi yang satu dengan yang lain.
4) Sistematis – intuitif
Siswa yang sistematis mencoba melihat struktur suatu masalah dan bekerja sistematis dengan data atau informasi untuk memecahkan suatu persoalan. Siswa yang intuitif langsung mengemukakan jawaban tertentu tanpa menggunakan informasi sistematis.
E.    Implementasi Gaya Belajar dan Gaya Kognitif pada Peserta Didik
1.     Implementasi Gaya Belajar
Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, pendidik harus mengetahui dan memahami gaya belajar dari peserta didik yang akan diajarkan. peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, oleh sebab itu sebagai pendidik perlu mengetahui dan memahami gaya belajar apa yang dimiliki peserta didik untuk lebih mudah memberikan pemahaman materi secara personal (Argarini, 2018).
1)   Peserta didik dengan gaya belajar auditori cenderung menyerap informasi pembelajaran melalui pendengaran, oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi peserta didik dengan gaya belajar ini adalah:
a.  Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun               kecepatannya.
b.  Menjelaskan materi secara berulang-ulang.
c.  Cariasikan penjelasan materi dengan menggunakan lagu.
d.  Saat belajar, biarkan peserta didik membaca secara nyaring

2)   Peserta didik dengan gaya belajar visual cenderung menggunakan indera pengelihatannya untuk memahami informasi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi peserta didik dengan gaya visual adalah:
a. Memberikan pembelajaran dengan menggunakan beragam bentuk grafis untuk                             menyampaikainformasi atau materi pelajaran.
b.  Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran.
c.  Pergunakan setiap gambar/tulisan/benda di dalam kelas sebagai sumber pembelajaran.
d.  Menggunakan warna untuk meng-highlight hal-hal penting.
e.  Ajak peserta didik untuk mengilustrasikan ide mereka pada gambar

3) Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik cenderung menggunakan aktivitas fisik atau  gerakan untuk memahami informasi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan   potensi peserta didik dengan gaya kinestetik adalah.
a.  Jangan memaksakan anak untuk belajar berjam-jam.
b.  Mengajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya.
c.   Memberikan pembelajaran dengan cara selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
d. Belajar melalui pengalaman dengan menggunakan model atau alat peraga, belajar di laboratorium, dan bermain sambil belajar.
e.   Menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.
f.    Perbanyak simulasi serta role playing.

F. Implementasi Gaya Kognitif
1) Menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah: Guru dapat menggunakan pendekatan berbasis masalah di mana peserta didik diajak untuk mencari solusi atas masalah tertentu melalui pemikiran kritis dan analisis.
2) Penerapan Pendekatan Keterampilan Berpikir: Guru dapat mengajarkan keterampilan berpikir seperti analisis, sintesis, dan evaluasi agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
3) Penggunaan Media Interaktif: Pemanfaatan media interaktif seperti video interaktif, simulasi, atau permainan edukatif membantu peserta didik dalam mengolah informasi dengan cara yang menarik dan menantang.
4) Penggunaan Metode Diskusi dan Tanya Jawab: Diskusi dan tanya jawab melibatkan interaksi aktif antara guru dan peserta didik, yang mendorong refleksi, analisis, dan pengorganisasian informasi dalam pemahaman yang lebih mendalam.
5) Memberikan Tantangan: Memberikan tugas atau soal yang menantang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir secara mendalam dan mencari solusi kreatif. pengorganisasian informasi dalam pemahaman yang lebih mendalam.

Gaya Belajar dan Gaya Kognitif setiap peserta didik memang berbeda, maka tantangan dan tugas seorang pendidik adalah memberikan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dengan variasi metode pembelajaran, dan media yang sesuai. Jika Motivasi belajar sudah terbentuk, maka dimungkinkan prestasi belajar peserta didik akan meningkat.
------------
* Penulis adalah Mahasiswa Semester 1 Jurusan PAI, FTIK IAIN Ponorogo Angkatan Tahun 2024

Kamis, 28 November 2024

PERAN GURU DALAM INOVASI PENDIDIKAN

 Oleh:  Sekar Putri Hapsari*


Inovasi Pendidikan

Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan masyarakat dan bangsa. Melalui pendidikan, individu tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dibentuk menjadi pribadi yang kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam konteks global yang terus berkembang dengan cepat, pendidikan menghadapi tantangan baru yang kompleks. Perkembangan teknologi digital, perubahan sosial, tuntutan dunia kerja, serta dinamika globalisasi memunculkan kebutuhan mendesak akan pembaharuan dan inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi pendidikan menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan ini, dengan memberikan pendekatan baru yang relevan, efektif, dan mampu mengakomodasi kebutuhan beragam peserta didik.

Inovasi pendidikan mencakup berbagai aspek, mulai dari perancangan kurikulum yang adaptif, pengembangan metode pembelajaran yang interaktif, hingga pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu yang memperkaya pengalaman belajar. Tidak hanya itu, inovasi pendidikan juga bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan menjadi inklusif, merata, dan mampu menjangkau semua lapisan masyarakat. Dengan demikian, inovasi dalam pendidikan tidak hanya menjadi solusi atas tantangan saat ini, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang dalam mempersiapkan generasi yang kompeten menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Dalam upaya merealisasikan inovasi tersebut, peran guru menjadi sangat vital.

Guru tidak hanya bertindak sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran yang dinamis. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, merancang strategi pembelajaran yang relevan, serta mengintegrasikan teknologi dan metode baru dalam proses pengajaran. Sebagai agen perubahan, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya agar mampu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan. Di samping itu, guru juga memiliki peran strategis dalam membangun hubungan yang harmonis dengan siswa, mendorong rasa ingin tahu, serta menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat.

Selain itu, guru juga menjadi penghubung antara kebijakan pendidikan yang dirancang di tingkat pemerintah atau institusi dengan praktik nyata di dalam kelas. Inovasi pendidikan yang baik memerlukan implementasi yang efektif, dan hal ini bergantung pada kemampuan guru dalam menerjemahkan konsep-konsep inovatif ke dalam pembelajaran sehari-hari. Dengan kata lain, keberhasilan inovasi pendidikan sangat ditentukan oleh peran aktif guru sebagai penggerak utama perubahan.

Penulis mengajak pembaca secara lebih  mendalam memahami pentingnya inovasi dalam pendidikan di tengah tantangan global yang terus berkembang. Selain itu, akan diuraikan pula peran strategis guru dalam mendukung dan mengimplementasikan inovasi pendidikan, sehingga tercipta sinergi antara pembaharuan pendidikan dan profesionalisme guru. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana pendidikan yang inovatif dapat membawa dampak positif bagi pembentukan generasi masa depan yang unggul dan kompeten.

Tantangan di Era Global

Inovasi pendidikan merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern yang ditandai oleh pesatnya perubahan teknologi dan sosial. Dengan memanfaatkan pendekatan baru dan teknologi canggih, inovasi pendidikan dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan zaman.Selanjutnya apa yang dapat diberikan oleh teknologi yang semakin hebat untuk kepentingan pembelajaran/ pendidikan di sekolah. TJahjana, dkk (2021) mengemukakan gagasan pemikirannya sebagai berikut:

1)  Pengintegrasian Teknologi dalam Pembelajaran ; Pemanfaatannya dalam pendidikan menawarkan peluang yang luar biasa. Melalui pembelajaran berbasis teknologi seperti e-learning, aplikasi pendidikan, dan virtual reality, peserta didik dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan mendalam (Fauzan Tasya, 2021). Penggunaan platform daring, seperti Learning Management System (LMS), juga memungkinkan personalisasi pembelajaran sehingga setiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya masing-masing.

2)   Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi; Inovasi dalam metode pembelajaran, seperti project-based learning dan problem-solving learning, memungkinkan peserta didik belajar melalui pengalaman nyata yang relevan dengan kehidupan mereka. Misalnya, siswa dapat diberikan proyek yang membutuhkan kerja sama tim, pemecahan masalah, dan kreativitas, sehingga mereka tidak hanya menguasai teori tetapi juga memiliki keterampilan praktis. Hal ini memperkuat koneksi antara pendidikan dengan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

3)  Kurikulum yang Fleksibel dan Adaptif ; Kurikulum konvensional sering kali kaku dan sulit mengikuti perubahan zaman. Dengan inovasi, kurikulum dapat dirancang lebih fleksibel. Pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, literasi digital, dan kemampuan beradaptasi di tengah perubahan global.

4) Inklusi dan Kesetaraan Akses Pendidikan; Inovasi pendidikan juga memungkinkan terciptanya akses yang lebih merata bagi seluruh peserta didik, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki kebutuhan khusus. Teknologi digital, seperti platform daring dan bahan ajar digital, dapat menjangkau siswa yang sebelumnya kesulitan mengakses pendidikan berkualitas.

5)  Peningkatan Motivasi dan Partisipasi Peserta Didik; Inovasi yang mengintegrasikan siswa untuk belajar. Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran relevan, menarik, dan menyenangkan, partisipasi mereka dalam proses belajar mengajar akan meningkat secara signifikan. (Zulela & Muskenia, 2021).  Melalui pendekatan ini, inovasi pendidikan memastikan bahwa pembelajaran menjadi lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Peran Guru

Berdasarkan penjelasan mengenai tantangan global di atas, guru juga memiliki peran yang penting. Widyaningsih (2024) memaparkan  peran guru dalam inovasi pendidikan yaitu:

(1) Fasilitator Pembelajaran Aktif ; Sebagai fasilitator, guru memotivasi siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan aktif dalam mengeksplorasi pengetahuan. Winarti, Hidayati dan Sulistyoningsih (2022) berpendapat bahwa di era modern, peran guru telah bergeser dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif belajar. Guru membantu siswa untuk mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber, termasuk teknologi.

(2) Pemimpin dan Penggerak Inovasi di Kelas; Guru bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang inovatif, di mana siswa dapat belajar dengan cara yang kreatif dan kolaboratif.

(3) Pembentuk Karakter dan Budaya Inovasi; Selain mengajarkan materi akademik, guru juga berperan membangun karakter siswa yang kreatif, kritis, dan adaptif. Guru dapat menanamkan nilai-nilai seperti rasa ingin tahu, keberanian mencoba, dan semangat inovasi yang penting untuk kesuksesan di masa depan.

(4) Penghubung Kebijakan dan Praktik ; Guru menjadi jembatan antara kebijakan pendidikan yang dirancang di tingkat makro dan penerapannya dalam konteks mikro di kelas. Inovasi pendidikan yang digagas oleh pemerintah atau institusi pendidikan dapat berhasil jika guru mampu mengimplementasikannya secara efektif dalam pengajaran sehari-hari.

Guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagaimana disebutkan di atas, tidaklah mudah. Tantangan dan kendala pasti akan ditemui. Seperti: kurangnya pelatihan dan dukungan professional, Terbatasnya fasilitas dan infrastruktur teknologi, Beban administrasi guru yang cukup berat , resistensi terhadap perubahan yang dimiliki oleh guru dan tenaga kependidikan. Hambatan psikologis dan kepercayaan diri.  Kendala-kendala tersebut perlu diatasi oleh guru dengan berbekal kompetensi yang dimiliki, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi professional. 

Berkembangnya teknologi saat ini merupakan momentum berharga bagi guru untuk dimanfaatkan sebagai bagaian dari inovasi pendidikan. Keberhasilan inovasi pendidikan sangat bergantung pada peran aktif dan dukungan terhadap guru sebagai pelaku utama. Dengan mengatasi kendala yang ada dan menerapkan strategi yang tepat, pendidikan dapat menjadi lebih adaptif, inklusif, dan relevan dengan tuntutan zaman. Inovasi pendidikan bukan hanya sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

 Daftar Pustaka

David Tjahjana dkk., Digital Education Management : Innovation, Challenges and Strategies,  2021, www.diandracreative.com.

Dewi Ambarwati dkk., “Studi Literatur: Peran Inovasi Pendidikan pada Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital,” Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan 8, no. 2 (t.t.): 173–84, https://doi.org/10.21831/jitp.v8i2.43560.

Hulu Pendidikan Agama Kristen dkk., “Problematika Guru Dalam Pengembangan Teknologi dan Media Pembelajaran.”

Khalisatun Husna dkk., “Transformasi Peran Guru Di Era Digital: Tantangan Dan Peluang,” Perspektif : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa 1, no. 4 (23 November 2023): 154–67, https://doi.org/10.59059/perspektif.v1i4.694.

Ricka Muskania dan Zulela MS, “Realita Transformasi Digital Pendidikan di Sekolah Dasar  Selama Pandemi Covid-19,” Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara. Vol. 6, no. 2 (30 Januari 2021): 155–65, https://doi.org/10.29407/jpdn.v6i2.15298.

Sindi Septia Hasnida, Ridho Adrian, dan Nico Aditia Siagian, “Tranformasi Pendidikan Di Era  Digital,” Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia 2, no. 1 (18 Desember 2023): 110–16, https://doi.org/10.55606/jubpi.v2i1.2488.

Sri Widiyaningsih, “Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7  (3) (2024) 1898-1904 Peran Tenaga Pendidik Dalam Pembelajaran di Era Digital,” t.t., https://jurnal.uns.ac.id/shes.

Sri Listiyoningsih, Dian Hidayati, dan Yuni Winarti, “Strategi Guru Menghadapi Transformasi Digital,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 7, no. 2b (26 Mei 2022): 655–62, https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2b.389.

Tasya Calvina Fauzan, “Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan,” Seri Publikasi  Pembelajaran, vol. 1, 2021.

Yunusman Hulu Pendidikan Agama Kristen dkk., “Problematika Guru Dalam Pengembangan Teknologi dan Media Pembelajaran,” | ANTHOR: Education and Learning Journal, vol. 2, 2023.

----------------------

* Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Ponorogo  Angkatan 2022

Minggu, 24 November 2024

Selamat Hari Guru Nasional 2024

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam Inspirasi!

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmat yang diberikan, sehingga sampai hari ini inspirasipendidikan.com masih dapat menyapa pembacanya. Menyongsong peringatan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 Nopember 2024, Redaksi mengucapkan selamat Hari Guru Nasional 2024 kepada semua Guru di Indonesia.

Guru, Insan mulia yang memasok cikal bakal generasi penerus bangsa. Keberadaan guru menjadi penentu masa depan suatu bangsa. Bukankah tidak ada gunanya sumber daya alam melimpah tetapi sumber daya manusianya tidak mampu mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat. Guru dengan segala dinamikanya terkadang hanya menjadi profesi untuk dipersalahkan ketika mutu pendidikan tidak kunjung membaik. Padahal mutu pendidikan tidak hanya semata karena kualitas guru dan tenaga kependidikannya, tetapi juga ada faktor yang berpengaruh seperti kurikulum, sarana prasarana, kebijakan pemerintah, dll. Karena itu tidak elok rasanya jika kualitas pendidikan rendah, kemudian menuduh penyebabnya adalah guru.

Meskipun demikian, sebagai profesi yang memiliki peran penting untuk kemajuan bangsa, guru harus tetap kontinyu mengembangkan profesionalisme, pemerintah juga harus mendukung dengan berbagai kebijakan positif dan dukungan dana yang memadahi, perlindungan hukum yang pasti, sehingga para guru bisa melaksanakan kewajibannya secara maksimal, berkualitas sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Kami mengundang kepada pembaca mengirimkan artikelnya yang terkait kependidikan untuk dipublikasikan di inspirasipendidikan.com sehingga bisa menginspirasi dan memberikan manfaat kepada masyarakat luas. 

Terima kasih atas support dan dukungan terhadap website inspirasipendidikan.com. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh





PUISI: SEMANGAT PAGI GURUKU

Dalam Rangka menyambut Hari Guru Nasional tahun 2024, Kami hadirkan sebuah karya Puisi dari Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd. Sebuah karya yang menggambarkan bagaimana pengabdian tulus seorang guru yang tak lekang oleh waktu. Murid sebagai hasil didikan guru rasanya tak cukup hanya berucap terima kasih atas segala jasa yang telah diberikan guru.
"Selamat Hari Guru Nasional, Tahun 2024"


SEMANGAT PAGI GURUKU

Karya; Afrilia Eka Prasetyawati*

 

Selamat pagi ibu

Senyummu dinanti disetiap waktu

Sapamu ditunggu para muridmu

Sabarmu  adalah kemulyaan perilaku

Senjatamu adalah pena, buku dan ilmu

 

Selamat pagi bapak

Lihatlah kami memanggul tas di pundak

Berlelah meniti jalan mencapai puncak

Bimbinglah kami dengan bijak

Agar tepat langkah berpijak

 

Semangat pagi guruku

Tak kan cukup  sehari merayakan hari mu

Tak kan sebanding dengan pengabdianmu

Tak pantas rasanya menghitung jasamu

Tak kan  sebanding  dengan baktimu

 

Semangat pagi guruku

Tetaplah ukir senyum di depan muridmu

Meski hatimu sedang berkabut kelabu

Tetaplah berdiri tegak di panggung kelasmu

Meski kakimu mulai rapuh dimakan waktu

 

Semangat pagi guruku...

Lihatlah kami anak anak zaman

Siap merangkai peradaban

Dengan kemulyàan  ilmu dan iman

Buah pendidikan yang kau berikan

 


'Selamat Hari Guru"

Ponorogo, 25 November 2024


---------------------   

Afrilia Eka P (Penulis)*
* Penulis adalah Seorang Guru, dan pemerhati dalam bidang pendidikan 

Jumat, 22 November 2024

SELAMAT HARI GURU NASIONAL

 

Redaksi Inspirasi Pendidikan mengucapkan

SELAMAT HARI GURU NASIONAL KE 30

Tanggal 25 Nopember 2024

"GURU HEBAT INDONESIA KUAT"




Guru adalah profesi mulya, Guru memiliki pengaruh yang signifikan dalam membangun negeri tercinta ini. Beberapa tokoh besar di muka bumi, berperan dan mengembangkan peradaban karena melalui pendidikan yang dilakukan oleh guru. Keberadaannya tetap tidak bisa tergantikan dengan teknologi yang semakin pesat berkembang. sebut saja AI, seperti Chat GPT, Gemini AI, dan Aplikasi lainnya.Karena itu pengembangan profesionalisme dan kompetensi guru harus dilaksanakan secara kontinyu. Begitu juga tingkat kesejahteraan bagi guru harus lebih diperhatikan oleh pemerintah. Berbagai program yang dicanangkan oleh pemerintah harus bermuara pada peningkatan mutu guru, dan pada akhirnya diikuti oleh komponen pendidikan lainnya seperti sarana prasarana pendidikan, penerapan kuriulum yang relevan, dan SDM yang mumpuni. 

Guru yang hebat adalah yang selalu menginspirasi peserta didiknya.

"Selamat Hari Guru Nasional,"




Senin, 14 Oktober 2024

SHAMITA MAULIDA EL QUEENA: PENJAGA NYALA LITERASI

 

inspirasipendidikan.com_Shamita Maulida El Queena Harfianto, biasa dipanggil Shamita. Seorang anak perempuan yang berparas cantik, shalihah, energik, mudah berteman, memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif. Begitulah gambaran untuk menjelaskan tentang kepribadian siswi kelas IV SDIT Qurrota A’yun Ponorogo ini. Hebatnya lagi pada kelas IV SD ini dia sudah mengahasilkan sebuah karya buku yang diberi judul “Meniti Perjalananku”. Sebuah buku yag ditulisnya sejak di kelas 3 mengenai pengalaman-pengalaman kehidupan baik di sekolah, keluarga dan di lingkungan masyarakat.

Kepala SDIT Qurrota A’yun Ponorogo, Ibu Wijiati, S.TP., S.Pd secara khusus memberikan apresiasi kepada Shamita karena keberhasilannya menghasilkan karya buku ini, “ini sejalan dengan slogan SDIT yang dipimpinnya yaitu salah satunya membentuk generasi Literat."Tegasnya. Diharapkan karya ini menjadi pemicu dan memotivasi siswa-siswi lainnya untuk berani menulis dan mempublikasikan hasil karya tulisnya. Seperti karya Shamita yang diterbitkan oleh CV. Pustaka El Queena pada tahun 2024. Diwawancarai oleh inspirasipendidikan.com, mengenai alasan mengapa dia menulis, dia hanya menjawab,” itu kan hobbi jadi tidak bosan meskipun harus menulis berlembar-lembar, tetapi memang harus tekun dan sabar untuk menulis.” Jawabnya lugas.


Keberhasilan Shamita, yang juga aktif sebagau Jurnalis QA ini tidak lepas dari bimbingan para guru di SDIT QA dan atas dukungan kedua orang tua. Bisa dibayangkan jika semua anak setingkat SD saja sudah berani menerbitkan karyanya, berapa jumlah buku yang telah dihasilkan semua anak SD/ MI, belum lagi di jenjang SMP dan SMA/ sederajat. Dengan demikian karya-karya nyata dari para peserta didik, apapun hasilnya merupakan hasil nyata dari upaya membangun literasi di Indonesia.  Sekolah dan orang tua perlu bahu membahu bergandeng tangan untuk memotivasi peserta didik agar menghasilkan karya minimal satu karya yang dipublikasikan di setiap jenjang pendidikan. Dengan demikian siswa-siswi ini merupakan para penjaga agar semangat literasi tetap menyala dan tidak pernah padam.

Redaksi Inspirasi Pendidikan, mengucapkan selamat dan sukses untuk ananda Shamita yang telah menerbitkan bukunya, semoga karya ini menjadi pembuka bagi karya-karya berikutnya yang lebih berkualitas, dan dapat memotivasi para siswa-siswi lainnya untuk berkarya. (Hary/14/10/24)

Shamita (Penulis) bersama buku karyanya