f ' Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Rabu, 26 Februari 2025

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA YANG TOXIC TERHADAP PRODUKTIVITAS KINERJA

 Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd*

Di era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Namun, kinerja karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan individu, tetapi juga oleh faktor lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang sehat dan positif dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan meningkatkan produktivitas mereka. Sebaliknya, lingkungan kerja yang toxic dapat berdampak negatif terhadap kinerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan fisik. Lingkungan kerja yang toxic ditandai dengan adanya perilaku negatif seperti perundungan (bullying), diskriminasi, pelecehan, dan komunikasi yang buruk. Kondisi ini dapat menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman, tidak aman, dan tidak produktif. Karyawan yang bekerja di lingkungan yang toxic cenderung merasa stres, tidak dihargai, dan tidak termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Disinilah peran kepemimpinan seharusnya mengambil peran untuk menjaga kondusifitas perusahaan. Bukan justru menjadi penyebab atau pemicu terciptanya lingkungan yang toxic tersebut.

Pendapat di atas sesuai dengan hasil sejumlah peneltian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang toxic memiliki korelasi negatif dengan produktivitas kinerja. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal "Work & Stress" menemukan bahwa karyawan yang mengalami perundungan di tempat kerja memiliki tingkat produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang tidak mengalami perundungan. Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal "Journal of Occupational Health Psychology" menemukan bahwa lingkungan kerja yang ditandai dengan komunikasi yang buruk dan kurangnya dukungan sosial dapat menurunkan kinerja karyawan. Beberapa kasus perusahaan yang mengalami penurunan produktivitas akibat lingkungan kerja yang toxic juga telah banyak dipublikasikan. Misalnya, kasus yang terjadi di sebuah perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat, di mana karyawan melaporkan adanya budaya kerja yang toxic dan diskriminatif. Akibatnya, banyak karyawan yang mengundurkan diri dan produktivitas perusahaan pun menurun drastis.

Bagaimana kita mengenali apakah lingkungan kerja sudah terkategori toxic atau lingkungan yang memiliki aura positif? Berikut ini adalah ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic:

1            1.   Komunikasi yang Buruk:

o   Komunikasi yang tidak jelas, agresif, atau pasif-agresif dapat menciptakan ketegangan dan kebingungan di tempat kerja.

o   Kurangnya transparansi dan informasi yang tidak merata juga dapat menjadi tanda lingkungan kerja yang toxic.

o   Menurut penelitian, komunikasi yang buruk secara signifikan menurunkan kinerja karyawan.

2.    Perilaku Negatif dan Tidak Profesional:

o   Perundungan (bullying), pelecehan, diskriminasi, dan perilaku tidak etis lainnya sering terjadi di lingkungan kerja yang toxic.

o   Perilaku ini dapat menciptakan suasana kerja yang tidak aman dan tidak nyaman bagi karyawan. Para ahli psikologi organisasi telah lama mengidentifikasi bahwa tindakan perundungan di tempat kerja memiliki dampak yang sangat negatif terhadap kesehatan mental karyawan.

3.    Kurangnya Dukungan dan Kerja Sama:

o   Lingkungan kerja yang toxic sering kali ditandai dengan kurangnya dukungan dari rekan kerja dan atasan.

o   Persaingan yang tidak sehat dan kurangnya kerja sama tim dapat menciptakan suasana kerja yang tidak produktif.

o   Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial di tempat kerja sangat penting untuk kesejahteraan karyawan dan produktivitas.

4.    Atasan yang Toxic:

o   Atasan yang suka melakukan micromanaging, narsis, atau tidak adil dapat menciptakan lingkungan kerja yang sangat tidak sehat.

o   Atasan yang tidak memberikan umpan balik yang konstruktif atau tidak menghargai kontribusi karyawan juga dapat menjadi masalah.

o   Banyak riset telah mendokumentasikan dampak negatif dari kepemimpinan yang toxic terhadap kepuasan kerja dan retensi karyawan. Retensi karyawan dapat dilihat dari banyaknya karyawan yang mengundurkan diri atau berhenti. Tanda-tanda itu sudah menunjukkan bahawa ada yang tidak beres dalam kepemimpinan di perusahaan atau instansi tersebut.

5.    Kurangnya Batasan dan Keseimbangan Kerja-Hidup:

o   Lingkungan kerja yang toxic sering kali tidak menghormati batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

o   Tekanan untuk selalu terhubung dan bekerja di luar jam kerja dapat menyebabkan stres dan kelelahan.

o   Para ahli kesehatan kerja menekankan pentingnya keseimbangan kerja-hidup untuk mencegah kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

6.    Tidak adanya ruang untuk berkembang:

o    Karyawan merasa terjebak tanpa kemajuan, mengakibatkan frustrasi dan kekecewaan.

o    Kurangnya pengakuan terhadap prestasi.

o    Ketidakjelasan dalam rencana karier.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, apabila instansi/perusahaan sudah terjangkit beberapa gejala tersebut di atas, maka harus segera dicarikan solusi. Solusi yang ditawarkan seperti:

1. Jika penyebab lingkungan yang toxic salah satunya adalah pimpinan/ atasan, maka sebaiknya segera diganti dengan pimpinan/ manager yang lebih kompeten, visioner dan bijaksana;

2. Perusahaan perlu membangun budaya kerja yang saling menghormati, menghargai, dan mendukung;

3. Bangunlah komunikasi yang efektif dan positif antara bawahan dengan atasan, atau antar staff. Komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat;

4. Memberikan pelatihan: Pelatihan tentang anti-perundungan, anti-diskriminasi, dan komunikasi yang efektif perlu diberikan kepada seluruh karyawan;

5. Menegakkan aturan: Perusahaan perlu memiliki aturan/ kode etik yang jelas dan tegas mengenai perilaku yang tidak pantas di tempat kerja. Kode etik tersebut perlu diterapkan dengan tegas.

Lingkungan kerja yang toxic memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap produktivitas kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan positif, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.


 

Daftar Pustaka:

 

Einarsen, S., & Skogstad, A. (2005). The relationship between workplace bullying and psychological health. Work & Stress, 19(3), 207-221.

Michel, J. S., Kotrba, L. M., Mitchelson, J. K., Clark, M. A., & Baltes, B. B. (2011). Antecedents of work–family conflict: A meta-analytic review. Journal of Organizational Behavior, 32(5), 689-725.  

Spector, P. E., & Jex, H. C. (1998). Organizations: A social psychology perspective. John Wiley & Sons.

__________________________

* Penulis adalah Dosen di IAIN Ponorogo

Jumat, 07 Februari 2025

KIAT CERDAS MEMILIH PERGURUAN TINGGI YANG BERMUTU

Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd  

Pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan masa depan seseorang. Perguruan tinggi bukan hanya tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan, membangun jaringan, dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, memilih perguruan tinggi yang tepat menjadi keputusan krusial yang akan berdampak jangka panjang pada karier dan kehidupan seseorang.

Banyaknya pilihan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, menuntut calon mahasiswa untuk lebih selektif dalam menentukan pilihan. Faktor-faktor seperti akreditasi, reputasi, kualitas pengajaran, fasilitas, peluang karier, serta biaya pendidikan harus dipertimbangkan agar mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang optimal. Selain itu, lingkungan akademik yang kondusif dan tata kelola universitas yang baik juga menjadi aspek penting dalam mendukung proses pembelajaran.

Pemilihan perguruan tinggi yang tepat bukan hanya berpengaruh pada pencapaian akademik, tetapi juga pada kesiapan seseorang dalam menghadapi tantangan global. Dengan memilih institusi yang memiliki kualitas unggul, mahasiswa dapat lebih siap bersaing di dunia kerja dan berkontribusi secara positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih perguruan tinggi sangat diperlukan agar setiap individu dapat menentukan langkah terbaik untuk masa depannya.

Bagi siswa-siswi SMA/MA/SMK/ sederajat yang belum memahami dunia perguruan tinggi, bagaimana cara mengetahui bermutu atau tidaknya sebuah perguruan tinggi? Inilah yang kerap kali menjadi bahan pertanyaan para calon mahasiswa tersebut, apalagi di tengah gempuran marketing dari perguruan tinggi, mulai penawaran beasiswa, biaya pendidikan yang murah, dan penawaran fasilitas lainnya. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa menjadi pertimbangan bagi siswa yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Akreditasi dan Reputasi
Akreditasi adalah Akreditasi adalah proses penilaian dan pengakuan formal terhadap suatu lembaga dalam hal ini perguruan tinggi/ institusi maupun program studi. Akreditasi dilakukan oleh lembaga berwenang untuk memastikan bahwa lembaga tersebut memenuhi standar kualitas tertentu. Akreditasi dilakukan untuk menilai institusi oleh BAN PT, sedangkan untuk menilai program studi atau jurusan dilakukan oleh LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri). Peringkat yang diberikan adalah Unggul, Baik Sekali, Baik dan tidak terakreditasi. Para siswa dapat melihat status akreditasi institusi di laman BAN PT yaitu www.banpt.or.id sedangkan jurusan dapat dilihat di LAM sesuai dengan rumpun keilmuan jurusannya, misalnya LAMDIK (untuk jurusan kependidikan), LAMPTKes (untuk jurusan kesehatan) dll. Berdasarkan informasi dari sumber yang valid tersebut dapat diketahui secara umum mutu dari jurusan dan institusinya. Maka sebaiknya siswa memilih yang sudah terakreditasi Unggul (A), baik institusinya maupun jurusannya. Nilai akreditasi ini menggambarkan mutu dari perguruan tinggi tersebut. Hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menilai mutu perguruan tinggi adalah Peringkat perguruan tinggi secara nasional maupun internasional. Biasanya Kemdiktisaintek dan beberapa lembaga internasional setiap tahun menerbitkan peringkat perguruan tinggi tersebut. Jika perguruan tinggi yang akan dituju berada diperingkat yang jauh di bawah bahkan tidak masuk peringkat, maka sebaiknya jangan memilih perguruan tinggi tersebut agar tidak menyesal di kemudian hari.

Program Studi yang ditawarkan
Menegaskan penjelasan sebelumnya, pastikan siswa memilih jurusan yang sudah terakreditasi Unggul atau baik sekali. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan beberapa instansi atau perusahaan mensyaratkan penerimaan karyawan atau pekerja yang memiliki ijazah dari jurusan/ prodi minimal baik sekali. Meskipun masih ada juga yang mau menerima dari jurusan yang terakreditasi baik (C).  Selanjutnya pilihlah jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat anda. Karena banyak mahasiswa yang sudah kuliah sampai beberapa semester, baru merasa bahwa mereka salah jurusan karena tidak sesuai dengan minat mereka. Akibatnya belajar tidak sungguh-sungguh, bahkan ada juga yang tidak melanjutkan kuliah lagi (DO). Hal yang tidak kalah pentingnya untuk dikaji adalah jenis dan sebaran mata kuliah yang ditawarkan. Kalau hal ini sudah terkait dengan kurikulum, metode mengajar dll. tetapi paling tidak sebagai calon mahasiswa yang cerdas, anda dapat menjadikan ini sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jurusan yang tepat.

Dosen dan Tenaga Pengajar
Dosen memiliki peran penting dalam pembentukan kualitas pembelajaran. Bagaimana bisa mengetahui dosen yang ada di suatu perguruan tinggi? Caranya mudah, siswa dapat mengeceknya melalui laman www.pddikti.kemdiktisaintek.go.id. Dari laman tersebut dapat diketahui nama dosen, latar belakang pendidikannya, jumlah dosen,  hasil karya penelitian, dll. Semakin tinggi jenjang pendidikan dosen, maka kualitas pembelajaran akan semakin bermutu, begitu juga semakin banyak karya ilmiah yang dihasilkan berarti semakin bagus dosen tersebut di bidang publikasi ilmiahnya. Perlu diketahui bahwa dalam satu jurusan minimal harusnya memiliki sekurang-kurangnya 6 orang dosen tetap. Jadi jika ada yang kurang dari 6, berarti patut dipertanyakan tata kelola SDM di perguruan tinggi tersebut.

Fasilitas Kampus
Tidak dapat dipungkiri bahwa fasilitas kampus memiliki peran penting dalam menarik kesan pertama dan minat calon mahasiswa. Oleh karena itu banyak kampus yang menawarkan dan memberikan peluang bagi para siswa/ sekolah untuk berkunjung dan melakukan grand tour atau mini tour di kampus. Mereka akan diperkenalkan dengan luasnya area kampus, gedung-gedung yang dimiliki, fasilitas laboratorium, aula tempat wisuda dan hasil prestasi yang diraih mahasiswa di ajang nasional dan internasional. Cara yang dianggap klasik ini terbukti ampuh memikat siswa untuk kuliah, disamping cara kekinian juga terus dilakukan yaitu melalui media sosial maupun langsug turun ke sekolah-sekolah, mengikuti pameran pendidikan dan menggunakan jejaring internet lainnya. Bagi siswa SMA tidak perlu ragu sebelum memilih untuk kuliah di suatu perguruan tinggi, lihatlah kampusnya dari dekat jika memungkinkan. Pastikan kampus itu berdiri di atas lahan sendiri (jika swasta, lahan tersebut milik sendiri, bukan sewa). Sehingga di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merugikan mahasiswa.

Peluang Karier dan Alumni
Peluang karier menjadi sangat berarti bagi mahasiswa. Sehingga setelah lulus tidak menjadi pengangguran. Karena itu, piihlah perguruan tinggi yang memiiki network yang bagus dan telah bekerjasama dengan bidang usaha dan industri untuk menyalurkan lulusannya. Alumni juga memiliki peran penting, Himpunan Alumni seharusnya ada dan dibentuk untuk lebih dapat membuka peluang lulusan atau alumni diserap dalam dunia kerja. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa alumni memiliki peran yang signifika dalam memajukan perguruan tinggi, misalnya melalui partisipasi mereka dalam penerimaan mahasiswa baru dan pemberian testimony kepuasan alumni terhadap almamater mendorong mereka untuk berbagi pengalaman positif melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth). Hal ini berperan penting dalam menarik minat calon mahasiswa dan meningkatkan citra positif universitas di mata publik. Tetapi sebaliknya jika alumni sendiri tidak mendukung dan tidak mencintai almamaterya karena disebabkan pelayanan akademik yang kurang memuaskan, pembelajaran dosen yang kurang professional, dan hal-hal negative lainnya, maka jangan harap perguruan tinggi bisa berkembang dengan cepat dan dipercaya oleh masyarakat secara luas.

Biaya Kuliah dan Beasiswa
Bandingkan biaya kuliah di perguruan tinggi tersebut dengan perguruan tinggi lain. Jika biaya pendidikan tinggi, pastikan mendapatkan perincian biaya tersebut untuk apa saja, dan pastikan bahwa tidak ada biaya tambahan setelah masuk kuliah. Seringkali terjadi sebagai sebuah strategi pemasaraan perguruan tinggi menyampaikan biaya masuk perguruan tinggi murah, tetapi begitu masuk dan kuliah baru muncul jenis jenis pembiayaan lainnya. Cara yang termudah adalah mencari tahu dari alumni atau mahasiwa yang masih aktif apakah ada biaya tambahan. Bagaimana pula iklim di kampus tersebut apakah ada biaya tambahan ketika menjelang skripsi, praktik atau biaya wisuda yang tinggi. Apakah ada tradisi pungli yang dilakukan dosen atau tenaga kependidikan untuk memuluskan urusan pembimbingan skripsi/ tugas akhir, dll.

Beasiswa yang ditawarkan oleh perguruan tinggi juga bisa bermacam-macam, seperti KIP kuliah, beasiswa unggulan, beasiswa yayasan (bagi PTS), dll. calon mahasiswa/ siswa juga harus cermat dan cari informasi apakah pemberian beasiswa KIP kuliah, beasiswa unggulan, dll tersebut sesuai dengan mekanisme atau prosedur yag ditetapkan pemerintah? Atau ada pemotongan beasiswa dengan dalih subsidi silang, untuk administrasi dll. Jika masih terjadi hal demikian, sebaiknya siswa mencari perguruan tinggi yang lain, karena dipastikan ada yang salah dengan manajemen keuangannya.

Lokasi dan Lingkungan Kampus
Lokasi kampus menjadi pertimbangan penting juga, jika ada kampus yang dekat dengan tempat tinggal dan memenuhi syarat sebagaimana disebutkan diatas, maka bisa menjadi pilihan. Karena ini terkait dengan biaya hidup, kenyamanan dalam belajar, dan yang lebih penting tidak jauh dari orang tua/tempat tinggal. Meskipun demikian, jika terpaksa harus kuliah di luar kota di perguruan tinggi impiannya, sebaiknya carilah lingkungan tempat tinggal yang kondusif, aman, dan cari lingkungan pertemanan yang tidak toxic.

Demikianlah beberapa pertimbangan yang bisa dijadikan acuan bagi para siswa SMA/SMK/MA yang hendak melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Semoga bermanfaat. (Hary, 07/02/25)

Jumat, 13 Desember 2024

BACAAN WAJIB BAGI PELAMAR PPPK DAN CASN KEMENAG RI UNTUK TEST “MODERASI BERAGAMA”

 

inspirasipendidikan.com- Moderasi Beragama adalah salah satu materi wajib yang harus diikuti oleh para pelamar PPPK dan CASN di Kementerian Agama. Bahkan bagi CPPPK yang sudah mengikuti Ujian kompetensi CAT BKN, diwajibkan untuk mengikuti Ujian Kompetensi Tambahan yang akan menguji pengetahuan dan sikap pelamar tentang ‘Moderasi Agama”. Sebagaimana dilansir di laman resmi kemenag RI. Pengumuman dari Sekretariat Jenderal Kementrian Agama RI nomor: P-4692/SJ/B.II.2/KP.00.1/12/2024 tentang pemilihan titik lokasi seleksi kompetensi teknis tambahan (SKTT) Pegawai Pemerintah dengan Perjanian Kerja (PPPK) Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun Anggaran 2024. Kesempatan bagi pelamar PPPK untuk mengisi titik lokasi ujian sampai pada tanggal 13 Desember 2024 melalui laman https://pdm-nonasn.kemenag.go.id .

Bagaimanakah materi tentang moderasi beragama itu? apa saja yang dibahas dalam soal tentang moderasi beragama? Sumber atau referensi apa saja yang dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar? Berbagai pertanyaan itu yang sering muncul bagi mereka yang belum pernah mengikuti test serupa. Meskipun demikian, bagi mereka yang sudah pernah mengikuti test serupa, juga harus mempersiapkan diri secara maksimal, utamanya yang terkait dengan kebijakan atau peraturan terbaru tentang moderasi beragama oleh pemerintah.

Sahabat inspirasi pendidikan, tidak perlu khawatir karena kami akan memberikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk dipelajari secara mendalam tentang moderasi beragama. Referensi yang kami berikan berasal dari Balitbang Diklat Kemenag RI, dan peraturan pemerintah, Peraturan Menteri Agama yang biasanya dijadikan bahan untuk soal-soal tentang moderasi beragama.

Silahkan anda klik untuk download bahan-bahan referensi berikut:

Pedoman Moderasi Beragama

Buku Saku Moderasi Beragama

Perpres No 58 Tahun 2023 Tentang Moderasi Beragama

PMA Nomor 3 Tahun 2024

PP nomor 6 Tahun 2019 tentang Perguruan Tinggi Keagamaan

Semoga bermanfaat, salam Inspirasi!

Selasa, 03 Desember 2024

Mengenal Gaya Belajar dan Gaya Kognitif Peserta Didik

Oleh: Pebri Nur Khusnul Khotimah & Intan Aprillia Putri*

Setiap siswa memiliki keunikan masing-masing. Salah satu keunikannya adalah gaya belajar mereka. Memahami gaya belajar peserta didik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Hal ini berfungsi agar pendidik dapat memberikan layanan sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Selain itu, dengan memahami gaya belajar peserta didik, pendidik mampu memilih dan menentukan berbagai cara dan teknik pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan setiap peserta didik sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan optimal. Selain Gaya Belajar, terdapat juga Gaya Kognitif yang juga bervariasi pada setiap peserta didik. Seorang pendidik juga diharapkan bisa mengidentifikasi gaya kognitif peserta didiknya sehingga capaian pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Pada artikel kali ini, akan kami kupas terkait dengan gaya belajar dan gaya kognitif peserta didik serta implementasinya dalam pembelajaran.
 
A.       Pengertian Gaya Belajar
Setiap siswa memiliki caranya masing-masing untuk mencerna informasi yang diterima di dalam kelas. Cara mencerna informasi ini disebut sebagai gaya belajar. Gaya belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa akan menentukan keberhasilan mereka dalam belajar. Dengan kata lain, gaya belajar adalah suatu metode yang digunakan untuk menyerap dan mengolah informasi maupun pengetahuan agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

B.        Jenis Gaya Belajar
Gaya belajar dibagi menjadi 3 bagian, yakni gaya belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Penjelasan lebih rinci dari masing-masing Gaya Belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1)    Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan suatu cara pembelajaran di mana kekuatan belajar terletak pada indra penglihatan. Gaya belajar visual menitikberatkan kemampuan belajar melalui cara melihat, mengamati, dan memandang suatu objek, gambar, maupun film. Siswa dengan gaya belajar visual dapat dilihat dari karakteristik mereka yang khas. Beberapa contoh karakteristik siswa dengan gaya belajar visual seperti menyukai hal-hal yang bersifat rapi,  mengutamakan tampilan gambar dan kesesuaian warna dalam powerpoint (PPT) saat presentasi; mengingat sesuatu dari apa yang dilihatnya, lebih suka mencoret-coret buku ketika belajar, lebih suka membaca daripada dibacakan, dan lebih suka melakukan pertunjukan seperti demonstrasi daripada berpidato.

2)    Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial memiliki hal yang berkebalikan dengan gaya belajar visual. Gaya belajar auditorial lebih menitikberatkan kemampuan belajar pada indra pendengaran. Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih mudah untuk belajar dan mendapatkan stimulus dari suara atau penjelasan secara lisan.  Karakteristik siswa yang memiliki gaya belajar auditorial adalah mereka yang cenderung merasa terganggu dengan suasana ramai; lebih suka mengucapkan apa yang dia baca, lebih suka membaca dengan suara lantang, lebih suka berpidato daripada melakukan suatu pertunjukkan, lebih suka dibacakan,  dan lebih suka berdiskusi.

3)    Gaya Belajar Kinestetik
Gaya Belajar Kinestetik memiliki kecenderungan belajar dengan melakukan gerakan maupun menyentuh dan merasakan barang dengan indra perabanya. Siswa dengan gaya belajar kinestetik memiliki ciri-ciri yang selalu berorientasi pada fisik, menghafal dengan cara berjalan maupun menggerakkan tangan,  mengerjakan sesuatu bersamaan dengan gerakan-gerakan ringan pada tangan,  menggunakan jari, pensil, bolpoin maupun peraga yang lain sebagai penunjuk ketika membaca,  dan tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama.
 
C.      Pengertian Gaya Kognitif
Berbeda dengan Gaya Belajar, Gaya Kognitif memiliki pengertian dan cara mengimplementasikan tersendiri. Desmita (2012) menjelaskan bahwa gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam menggunakan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, dan sebagainya) yang bersifat konsisten dan lama. Pendapat lain seperti Shi (2011: 20) mendefinisikan gaya kognitif sebagai sebuah konsep psikologis yang berkaitan dengan bagaimana seorang individu memproses informasi.

D.  Jenis-Jenis Gaya Kognitif

1)    Field Dependent (FD) – Field Independent (FI)
Siswa dengan gaya kognitif FI cenderung memilih belajar individual, menanggapi dengan baik, dan bebas (tidak bergantung pada orang lain). Sedangkan, siswa yang memiliki gaya kognitif FD cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin berinteraksi dengan siswa lain atau guru, memerlukan penguatan yang bersifat ekstrinsik.
 2)  Impulsif – reflektif
Merupakan gaya kognitif yang didasarkan atas perbedaan konseptual tempo yaitu perbedaan gaya kognitif berdasarkan atas waktu yang digunakan untuk merespon suatu stimulus. Orang yang memiliki gaya kognitif impulsif menggunakan alternatif-alternatif secara singkat dan cepat untuk menyeleksi sesuatu. Mereka menggunakan waktu sangat cepat dalam merespon, tetapi cenderung membuat kesalahan sebab mereka tidak memanfaatkan semua alternatif. Sedangkan, orang yang mempunyai gaya kognitif reflektif sangat berhati-hati sebelum merespon sesuatu, dia mempertimbangkan secara hati-hati dan memanfaatkan semua alternatif. Waktu yang digunakan relatif lama dalam merespon tetapi kesalahan yang dibuat relatif kecil (Rahman, 2008:461)
3) Perseptif – Reseptif
peserta didik yang perseptif dalam mengumpulkan informasi mencoba mengadakan organisasi dalam hal-hal yang diterimanya, ia menyaring informasi yang masuk dan memperhatikan hubungan-hubungan diantaranya. sedangkan peserta didik yang reseptif lebih memperhatikan detail atau perincian informasi dan tidak berusaha untuk menghubungkan informasi yang satu dengan yang lain.
4) Sistematis – intuitif
Siswa yang sistematis mencoba melihat struktur suatu masalah dan bekerja sistematis dengan data atau informasi untuk memecahkan suatu persoalan. Siswa yang intuitif langsung mengemukakan jawaban tertentu tanpa menggunakan informasi sistematis.
E.    Implementasi Gaya Belajar dan Gaya Kognitif pada Peserta Didik
1.     Implementasi Gaya Belajar
Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, pendidik harus mengetahui dan memahami gaya belajar dari peserta didik yang akan diajarkan. peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, oleh sebab itu sebagai pendidik perlu mengetahui dan memahami gaya belajar apa yang dimiliki peserta didik untuk lebih mudah memberikan pemahaman materi secara personal (Argarini, 2018).
1)   Peserta didik dengan gaya belajar auditori cenderung menyerap informasi pembelajaran melalui pendengaran, oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi peserta didik dengan gaya belajar ini adalah:
a.  Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun               kecepatannya.
b.  Menjelaskan materi secara berulang-ulang.
c.  Cariasikan penjelasan materi dengan menggunakan lagu.
d.  Saat belajar, biarkan peserta didik membaca secara nyaring

2)   Peserta didik dengan gaya belajar visual cenderung menggunakan indera pengelihatannya untuk memahami informasi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi peserta didik dengan gaya visual adalah:
a. Memberikan pembelajaran dengan menggunakan beragam bentuk grafis untuk                             menyampaikainformasi atau materi pelajaran.
b.  Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran.
c.  Pergunakan setiap gambar/tulisan/benda di dalam kelas sebagai sumber pembelajaran.
d.  Menggunakan warna untuk meng-highlight hal-hal penting.
e.  Ajak peserta didik untuk mengilustrasikan ide mereka pada gambar

3) Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik cenderung menggunakan aktivitas fisik atau  gerakan untuk memahami informasi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan   potensi peserta didik dengan gaya kinestetik adalah.
a.  Jangan memaksakan anak untuk belajar berjam-jam.
b.  Mengajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya.
c.   Memberikan pembelajaran dengan cara selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
d. Belajar melalui pengalaman dengan menggunakan model atau alat peraga, belajar di laboratorium, dan bermain sambil belajar.
e.   Menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.
f.    Perbanyak simulasi serta role playing.

F. Implementasi Gaya Kognitif
1) Menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah: Guru dapat menggunakan pendekatan berbasis masalah di mana peserta didik diajak untuk mencari solusi atas masalah tertentu melalui pemikiran kritis dan analisis.
2) Penerapan Pendekatan Keterampilan Berpikir: Guru dapat mengajarkan keterampilan berpikir seperti analisis, sintesis, dan evaluasi agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
3) Penggunaan Media Interaktif: Pemanfaatan media interaktif seperti video interaktif, simulasi, atau permainan edukatif membantu peserta didik dalam mengolah informasi dengan cara yang menarik dan menantang.
4) Penggunaan Metode Diskusi dan Tanya Jawab: Diskusi dan tanya jawab melibatkan interaksi aktif antara guru dan peserta didik, yang mendorong refleksi, analisis, dan pengorganisasian informasi dalam pemahaman yang lebih mendalam.
5) Memberikan Tantangan: Memberikan tugas atau soal yang menantang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir secara mendalam dan mencari solusi kreatif. pengorganisasian informasi dalam pemahaman yang lebih mendalam.

Gaya Belajar dan Gaya Kognitif setiap peserta didik memang berbeda, maka tantangan dan tugas seorang pendidik adalah memberikan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dengan variasi metode pembelajaran, dan media yang sesuai. Jika Motivasi belajar sudah terbentuk, maka dimungkinkan prestasi belajar peserta didik akan meningkat.
------------
* Penulis adalah Mahasiswa Semester 1 Jurusan PAI, FTIK IAIN Ponorogo Angkatan Tahun 2024

Kamis, 28 November 2024

PERAN GURU DALAM INOVASI PENDIDIKAN

 Oleh:  Sekar Putri Hapsari*


Inovasi Pendidikan

Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan masyarakat dan bangsa. Melalui pendidikan, individu tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dibentuk menjadi pribadi yang kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam konteks global yang terus berkembang dengan cepat, pendidikan menghadapi tantangan baru yang kompleks. Perkembangan teknologi digital, perubahan sosial, tuntutan dunia kerja, serta dinamika globalisasi memunculkan kebutuhan mendesak akan pembaharuan dan inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi pendidikan menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan ini, dengan memberikan pendekatan baru yang relevan, efektif, dan mampu mengakomodasi kebutuhan beragam peserta didik.

Inovasi pendidikan mencakup berbagai aspek, mulai dari perancangan kurikulum yang adaptif, pengembangan metode pembelajaran yang interaktif, hingga pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu yang memperkaya pengalaman belajar. Tidak hanya itu, inovasi pendidikan juga bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan menjadi inklusif, merata, dan mampu menjangkau semua lapisan masyarakat. Dengan demikian, inovasi dalam pendidikan tidak hanya menjadi solusi atas tantangan saat ini, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang dalam mempersiapkan generasi yang kompeten menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Dalam upaya merealisasikan inovasi tersebut, peran guru menjadi sangat vital.

Guru tidak hanya bertindak sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran yang dinamis. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, merancang strategi pembelajaran yang relevan, serta mengintegrasikan teknologi dan metode baru dalam proses pengajaran. Sebagai agen perubahan, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya agar mampu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan. Di samping itu, guru juga memiliki peran strategis dalam membangun hubungan yang harmonis dengan siswa, mendorong rasa ingin tahu, serta menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat.

Selain itu, guru juga menjadi penghubung antara kebijakan pendidikan yang dirancang di tingkat pemerintah atau institusi dengan praktik nyata di dalam kelas. Inovasi pendidikan yang baik memerlukan implementasi yang efektif, dan hal ini bergantung pada kemampuan guru dalam menerjemahkan konsep-konsep inovatif ke dalam pembelajaran sehari-hari. Dengan kata lain, keberhasilan inovasi pendidikan sangat ditentukan oleh peran aktif guru sebagai penggerak utama perubahan.

Penulis mengajak pembaca secara lebih  mendalam memahami pentingnya inovasi dalam pendidikan di tengah tantangan global yang terus berkembang. Selain itu, akan diuraikan pula peran strategis guru dalam mendukung dan mengimplementasikan inovasi pendidikan, sehingga tercipta sinergi antara pembaharuan pendidikan dan profesionalisme guru. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana pendidikan yang inovatif dapat membawa dampak positif bagi pembentukan generasi masa depan yang unggul dan kompeten.

Tantangan di Era Global

Inovasi pendidikan merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern yang ditandai oleh pesatnya perubahan teknologi dan sosial. Dengan memanfaatkan pendekatan baru dan teknologi canggih, inovasi pendidikan dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan zaman.Selanjutnya apa yang dapat diberikan oleh teknologi yang semakin hebat untuk kepentingan pembelajaran/ pendidikan di sekolah. TJahjana, dkk (2021) mengemukakan gagasan pemikirannya sebagai berikut:

1)  Pengintegrasian Teknologi dalam Pembelajaran ; Pemanfaatannya dalam pendidikan menawarkan peluang yang luar biasa. Melalui pembelajaran berbasis teknologi seperti e-learning, aplikasi pendidikan, dan virtual reality, peserta didik dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan mendalam (Fauzan Tasya, 2021). Penggunaan platform daring, seperti Learning Management System (LMS), juga memungkinkan personalisasi pembelajaran sehingga setiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya masing-masing.

2)   Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi; Inovasi dalam metode pembelajaran, seperti project-based learning dan problem-solving learning, memungkinkan peserta didik belajar melalui pengalaman nyata yang relevan dengan kehidupan mereka. Misalnya, siswa dapat diberikan proyek yang membutuhkan kerja sama tim, pemecahan masalah, dan kreativitas, sehingga mereka tidak hanya menguasai teori tetapi juga memiliki keterampilan praktis. Hal ini memperkuat koneksi antara pendidikan dengan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

3)  Kurikulum yang Fleksibel dan Adaptif ; Kurikulum konvensional sering kali kaku dan sulit mengikuti perubahan zaman. Dengan inovasi, kurikulum dapat dirancang lebih fleksibel. Pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, literasi digital, dan kemampuan beradaptasi di tengah perubahan global.

4) Inklusi dan Kesetaraan Akses Pendidikan; Inovasi pendidikan juga memungkinkan terciptanya akses yang lebih merata bagi seluruh peserta didik, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki kebutuhan khusus. Teknologi digital, seperti platform daring dan bahan ajar digital, dapat menjangkau siswa yang sebelumnya kesulitan mengakses pendidikan berkualitas.

5)  Peningkatan Motivasi dan Partisipasi Peserta Didik; Inovasi yang mengintegrasikan siswa untuk belajar. Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran relevan, menarik, dan menyenangkan, partisipasi mereka dalam proses belajar mengajar akan meningkat secara signifikan. (Zulela & Muskenia, 2021).  Melalui pendekatan ini, inovasi pendidikan memastikan bahwa pembelajaran menjadi lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Peran Guru

Berdasarkan penjelasan mengenai tantangan global di atas, guru juga memiliki peran yang penting. Widyaningsih (2024) memaparkan  peran guru dalam inovasi pendidikan yaitu:

(1) Fasilitator Pembelajaran Aktif ; Sebagai fasilitator, guru memotivasi siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan aktif dalam mengeksplorasi pengetahuan. Winarti, Hidayati dan Sulistyoningsih (2022) berpendapat bahwa di era modern, peran guru telah bergeser dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif belajar. Guru membantu siswa untuk mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber, termasuk teknologi.

(2) Pemimpin dan Penggerak Inovasi di Kelas; Guru bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang inovatif, di mana siswa dapat belajar dengan cara yang kreatif dan kolaboratif.

(3) Pembentuk Karakter dan Budaya Inovasi; Selain mengajarkan materi akademik, guru juga berperan membangun karakter siswa yang kreatif, kritis, dan adaptif. Guru dapat menanamkan nilai-nilai seperti rasa ingin tahu, keberanian mencoba, dan semangat inovasi yang penting untuk kesuksesan di masa depan.

(4) Penghubung Kebijakan dan Praktik ; Guru menjadi jembatan antara kebijakan pendidikan yang dirancang di tingkat makro dan penerapannya dalam konteks mikro di kelas. Inovasi pendidikan yang digagas oleh pemerintah atau institusi pendidikan dapat berhasil jika guru mampu mengimplementasikannya secara efektif dalam pengajaran sehari-hari.

Guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagaimana disebutkan di atas, tidaklah mudah. Tantangan dan kendala pasti akan ditemui. Seperti: kurangnya pelatihan dan dukungan professional, Terbatasnya fasilitas dan infrastruktur teknologi, Beban administrasi guru yang cukup berat , resistensi terhadap perubahan yang dimiliki oleh guru dan tenaga kependidikan. Hambatan psikologis dan kepercayaan diri.  Kendala-kendala tersebut perlu diatasi oleh guru dengan berbekal kompetensi yang dimiliki, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi professional. 

Berkembangnya teknologi saat ini merupakan momentum berharga bagi guru untuk dimanfaatkan sebagai bagaian dari inovasi pendidikan. Keberhasilan inovasi pendidikan sangat bergantung pada peran aktif dan dukungan terhadap guru sebagai pelaku utama. Dengan mengatasi kendala yang ada dan menerapkan strategi yang tepat, pendidikan dapat menjadi lebih adaptif, inklusif, dan relevan dengan tuntutan zaman. Inovasi pendidikan bukan hanya sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

 Daftar Pustaka

David Tjahjana dkk., Digital Education Management : Innovation, Challenges and Strategies,  2021, www.diandracreative.com.

Dewi Ambarwati dkk., “Studi Literatur: Peran Inovasi Pendidikan pada Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital,” Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan 8, no. 2 (t.t.): 173–84, https://doi.org/10.21831/jitp.v8i2.43560.

Hulu Pendidikan Agama Kristen dkk., “Problematika Guru Dalam Pengembangan Teknologi dan Media Pembelajaran.”

Khalisatun Husna dkk., “Transformasi Peran Guru Di Era Digital: Tantangan Dan Peluang,” Perspektif : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa 1, no. 4 (23 November 2023): 154–67, https://doi.org/10.59059/perspektif.v1i4.694.

Ricka Muskania dan Zulela MS, “Realita Transformasi Digital Pendidikan di Sekolah Dasar  Selama Pandemi Covid-19,” Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara. Vol. 6, no. 2 (30 Januari 2021): 155–65, https://doi.org/10.29407/jpdn.v6i2.15298.

Sindi Septia Hasnida, Ridho Adrian, dan Nico Aditia Siagian, “Tranformasi Pendidikan Di Era  Digital,” Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia 2, no. 1 (18 Desember 2023): 110–16, https://doi.org/10.55606/jubpi.v2i1.2488.

Sri Widiyaningsih, “Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7  (3) (2024) 1898-1904 Peran Tenaga Pendidik Dalam Pembelajaran di Era Digital,” t.t., https://jurnal.uns.ac.id/shes.

Sri Listiyoningsih, Dian Hidayati, dan Yuni Winarti, “Strategi Guru Menghadapi Transformasi Digital,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 7, no. 2b (26 Mei 2022): 655–62, https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2b.389.

Tasya Calvina Fauzan, “Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan,” Seri Publikasi  Pembelajaran, vol. 1, 2021.

Yunusman Hulu Pendidikan Agama Kristen dkk., “Problematika Guru Dalam Pengembangan Teknologi dan Media Pembelajaran,” | ANTHOR: Education and Learning Journal, vol. 2, 2023.

----------------------

* Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Ponorogo  Angkatan 2022

Minggu, 24 November 2024

Selamat Hari Guru Nasional 2024

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam Inspirasi!

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmat yang diberikan, sehingga sampai hari ini inspirasipendidikan.com masih dapat menyapa pembacanya. Menyongsong peringatan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 Nopember 2024, Redaksi mengucapkan selamat Hari Guru Nasional 2024 kepada semua Guru di Indonesia.

Guru, Insan mulia yang memasok cikal bakal generasi penerus bangsa. Keberadaan guru menjadi penentu masa depan suatu bangsa. Bukankah tidak ada gunanya sumber daya alam melimpah tetapi sumber daya manusianya tidak mampu mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat. Guru dengan segala dinamikanya terkadang hanya menjadi profesi untuk dipersalahkan ketika mutu pendidikan tidak kunjung membaik. Padahal mutu pendidikan tidak hanya semata karena kualitas guru dan tenaga kependidikannya, tetapi juga ada faktor yang berpengaruh seperti kurikulum, sarana prasarana, kebijakan pemerintah, dll. Karena itu tidak elok rasanya jika kualitas pendidikan rendah, kemudian menuduh penyebabnya adalah guru.

Meskipun demikian, sebagai profesi yang memiliki peran penting untuk kemajuan bangsa, guru harus tetap kontinyu mengembangkan profesionalisme, pemerintah juga harus mendukung dengan berbagai kebijakan positif dan dukungan dana yang memadahi, perlindungan hukum yang pasti, sehingga para guru bisa melaksanakan kewajibannya secara maksimal, berkualitas sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Kami mengundang kepada pembaca mengirimkan artikelnya yang terkait kependidikan untuk dipublikasikan di inspirasipendidikan.com sehingga bisa menginspirasi dan memberikan manfaat kepada masyarakat luas. 

Terima kasih atas support dan dukungan terhadap website inspirasipendidikan.com. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh





PUISI: SEMANGAT PAGI GURUKU

Dalam Rangka menyambut Hari Guru Nasional tahun 2024, Kami hadirkan sebuah karya Puisi dari Afrilia Eka Prasetyawati, M.Pd. Sebuah karya yang menggambarkan bagaimana pengabdian tulus seorang guru yang tak lekang oleh waktu. Murid sebagai hasil didikan guru rasanya tak cukup hanya berucap terima kasih atas segala jasa yang telah diberikan guru.
"Selamat Hari Guru Nasional, Tahun 2024"


SEMANGAT PAGI GURUKU

Karya; Afrilia Eka Prasetyawati*

 

Selamat pagi ibu

Senyummu dinanti disetiap waktu

Sapamu ditunggu para muridmu

Sabarmu  adalah kemulyaan perilaku

Senjatamu adalah pena, buku dan ilmu

 

Selamat pagi bapak

Lihatlah kami memanggul tas di pundak

Berlelah meniti jalan mencapai puncak

Bimbinglah kami dengan bijak

Agar tepat langkah berpijak

 

Semangat pagi guruku

Tak kan cukup  sehari merayakan hari mu

Tak kan sebanding dengan pengabdianmu

Tak pantas rasanya menghitung jasamu

Tak kan  sebanding  dengan baktimu

 

Semangat pagi guruku

Tetaplah ukir senyum di depan muridmu

Meski hatimu sedang berkabut kelabu

Tetaplah berdiri tegak di panggung kelasmu

Meski kakimu mulai rapuh dimakan waktu

 

Semangat pagi guruku...

Lihatlah kami anak anak zaman

Siap merangkai peradaban

Dengan kemulyàan  ilmu dan iman

Buah pendidikan yang kau berikan

 


'Selamat Hari Guru"

Ponorogo, 25 November 2024


---------------------   

Afrilia Eka P (Penulis)*
* Penulis adalah Seorang Guru, dan pemerhati dalam bidang pendidikan